

TS
st_illumina
[Orific] TWENTY FOUR
Twenty Four
Warning, cerita ini cerpen yang agak panjang. Sesuatu yang kubuat untuk lepas dari writer blockku. Saia aja tidak terlalu mengerti,jadi mohon dimaafkan kalo tidak mengerti. Yah. begitulah. Mohon kritik yang pedas yah. sangat perlu saran untuk kembali menjadi diriku yang dulu di tahun yang baru ini.
Love U Sweetheart
24
Membaca tulisan ini hanya mengingatkanku pada hal yang kucoba simpan begitu dalam di kotak memori hatiku. Aku kenal betul tulisan ini. Tulisan pada kartu ini. Tulisan tangannya, dan kode namanya. Nama lelaki yang dulu pernah memasuki hidupku. Tapi kenapa? Kenapa harus datang di saat ini? Saat dimana aku sudah menyerah terhadap waktu, dan tak merasakan apa-apa lagi. Saat dimana aku akan bertunangan, dan 3 bulan lagi aku menikah?
***
6 Oktober 1991
Ria. Ria. Selamat ulang tahun, Kata bocah lelaki itu kepada diriku, yang saat itu juga masih gadis berumur 10 tahun. Dia memang berumur lebih tua dariku, tepatnya lebih tua beberapa bulan, 3 Mei lalu dia berulang tahun yang kesepuluh.
Ehm makasih Rev, Kataku dengan polosnya. Matanya begitu berbinar-binar melihat kegiranganku dalam membuka kadonya yang ia berikan saat mengucapkan selamat padaku. Aku senang. Sangat senang. Bukan masalah kadonya, tapi entah kenapa ada perasaan senang yang tak dapat kumengerti saat itu, saat dia datang. Dia datang agak terlambat memang, dan hari memang hujan. Tapi saat dia datang ketika acara tiup lilin dan potong kue sudah selesai, segala kekosongan yang tadinya ada dalam diriku langsung terisi penuh. Aku tak tahu apa ini.
Untuk Sephiria, dari Reva, sang superman. Kata tulisan dalam kartu selamat ulang tahun itu. Kubuka dengan barbar kertas kado yang sepertinya memerlukan proses yang sangat rumit dan panjang untuk membuatnya itu. Terlihat sedikit kekecewaan di wajahnya. Mungkin keterlambatan ini karena bungkus kado ini. Begitu kubuka, langsung kulihat sebuah action figure Superman bersama Lois Lane. Aku senang sekali. Aku memang penggemar berat Superman, sang pahlawan super yang meskipun memiliki karunia yang besar, tapi tetap mau berjuang untuk manusia yang lemah ini.
Makasih Superman
Iya Louis Lane, tapi karena aku tak bisa jadi Superman, aku jadi Batman aja deh, kan Batman manusia biasa, cetus Reva.
Lah kalo Reva Batman, aku siapa dong? Batman kan keakna ga ada pasangan.
Iya yah, iya deh, aku jadi Batman, tapi Sephiria tetap Louis Lane bagi Supermanku.
Ih, Reva Curang.
***
Entah kenapa setitik air mata jatuh membasahi pipiku saat mengenang kejadian masa kecil dulu. Saat kami masih polos. Supermanku. Reva, Re fa, 24. Tapi diriku sebentar lagi sudah ada yang memiliki. Aku bukan lagi Sweetheart-mu seperti yang dulu.
Apa Itu Seph? kata Pria dengan suara bariton yang tegas. Dia sepertinya menunjukkan ketertarikan dengan apa yang kupegang barusan.
Ah, bukan apa-apa. Cuma ngecek undangan kita kok sayang. Tenang saja. Aku memasang wajah setengah sandiwara padanya. Pria itu calon suamiku, Herdy Raja Draga. Pewaris Draga Grup. Perusahaan Indonesia yang memiliki banyak anak perusahaan dimana-mana, dan merupakan perusahaan yang menguasai 1/10 ekonomi Nusantara.
Kalau ada apa-apa, kasih tau aku yah sayang, Bentar lagi kita akan jadi suami istri, jadi kuharap kita bisa saling jujur. Dia maju dan mengecup keningku. Kecupan yang begitu hangat. Kehangatan ini yang dapat menopang hidupku selama 10 tahun ini tanpa dirinya. Dan aku nyaris melupakan keberadaannya, kalau tidak ada surat kaleng ini, surat dengan tulisan yang amat mirip dengan dia.
Ehm jam berapa sekarang Seph sayang?
Jam 13:24
Ntar jam 3 kita ngumpul dulu yah. Siapkan segalanya. Acara dimulai pukul 18:00.
Iya sayangku.
13:24. 24. Ah perasaanku saja mungkin.
***
5 Mei 1998.
Sephiria Oktora Lee. Pada hari ini, aku, Reva Mega Dirgantara, ingin menjadikan hari ini kukenang selamanya sebagai hari dimana aku menyatakan perasaanku pada gadis yang kusuka. Gadis itu adalah dirimu. Aku mencintaimu.
Aku berani bersumpah bahwa jantungku sempat berhenti beberapa detik saat ini. Ini tidak mungkin menjadi kenyataan. Reva, laki-laki yang selama ini selalu menjadi perhatian hatiku, ternyata memiliki perasaan yang sama kepadaku. Katakan ini mimpi Tuhan. Katakan ini mimpi. Ini tidak mungkin. Tidak mungkin. Aku tak bisa menahan air mata bahagiaku.
Eh, jangan nangis. Duh gimana nih? Aku sedemikian jeleknya kah? Atau ngeselin kah? Dirimu ga mau nerimaku kah?
Reva bodoh!!! Kau tahu kan perasaanku?
Jadi?
Ya, bahagiakanlah aku, Supermanku.
Hore. Love U Sweetheart.
Gombal!
***
6 Oktober 2012. Hari ulang tahunku, dan hari pertunangkanku.
Acara pertunangan dirancang cukup sederhana di hotel berbintang 5 di Ibukota. Maklum, yang akan kunikahi adalah anak laki-laki salah satu orang terkaya di Nusantara. Acara dibuat sederhana untuk menyimpan kemegahan yang nanti dipersiapkan di acara pernikahanku. Sebentar lagi aku akan jadi istri yang sempurna di muka bumi ini. Pasanganku kaya, tampan, dan mencintaiku. Seharusnya hari ini jadi hari yang sempurna, kalau tidak ada kartu tadi pagi.
Tamu-tamu penting mulai berdatangan. Dari menteri, anggota dewan, hakim, jaksa dan beberapa artis yang dekat dengan keluarga Draga mulai berdatangan satu persatu. Ini belum apa-apa. Bahkan katanya dalam pernikahanku, presiden akan diundang. Tak pernah kubayangkan gadis Tionghoa dari keluarga biasa sepertiku akan mengundang presiden dalam pernikahannya.
Berdiri di dekatku adalah calon mertuaku, Hendrawan Draga, salah satu manusia terkaya di Asia mungkin. Dengan pandangannya yang entah menatap apa dalam kacamata ovalnya yang khas. Dia sepertinya menerimaku sebagai calon menantunya, walau tidak terlalu antusias sepertinya. Tapi di depan publik, dia selalu memasang wajah bahagia.
Selamat yah Pak, atas pertunangannya, kata seorang menteri, yang juga merupakan kader partai pimpinan calon mertuaku.
Ahaha. Sama-sama. Sama-sama. Apakah kambingnya sudah disiapkan? kata Pak Draga setengah berbisik.
Sudah pak. Sudah. Tapi sepertinya ada sedikit masalah.
Itu kita bicarakan nanti.
Kambing? Untuk apa? Untuk pernikahanku? Kata-katanya memang aneh. Entahlah, mungkin bagian dari permainan politik mereka. Yah, calon mertuaku memang menjadi sasaran empuk kritikan dan gosip dari berbagai pihak. Bahkan keluargaku yang dari latar belakang biasa-biasapun bisa menjadi gosip wartawan. Yah, sekarang aku dikenal sebagai si Cinderella Tionghoa di media. Dan Herdy adalah pangerannya. Ahahaha. Tapi aku tak peduli. Aku mencintai pasanganku apa adanya. Sekalipun dia dilahirkan di keluarga biasa dengan pekerjaan biasa. Jadi kenapa aku tidak menerimanya, kalau keluarganya sering diterpa badai?
Acara pertunangan berlangsung cukup lama. Membosankan. Tapi harus kulalui. Dalam acara hiburan dengan iringan lagu dari artis yang baru saja meroket namanya, aku mulai terbuai dalam lamunanku tentang masa lalu. 24. Reva.
Warning, cerita ini cerpen yang agak panjang. Sesuatu yang kubuat untuk lepas dari writer blockku. Saia aja tidak terlalu mengerti,jadi mohon dimaafkan kalo tidak mengerti. Yah. begitulah. Mohon kritik yang pedas yah. sangat perlu saran untuk kembali menjadi diriku yang dulu di tahun yang baru ini.
Spoiler for part1:
Love U Sweetheart
24
Membaca tulisan ini hanya mengingatkanku pada hal yang kucoba simpan begitu dalam di kotak memori hatiku. Aku kenal betul tulisan ini. Tulisan pada kartu ini. Tulisan tangannya, dan kode namanya. Nama lelaki yang dulu pernah memasuki hidupku. Tapi kenapa? Kenapa harus datang di saat ini? Saat dimana aku sudah menyerah terhadap waktu, dan tak merasakan apa-apa lagi. Saat dimana aku akan bertunangan, dan 3 bulan lagi aku menikah?
***
6 Oktober 1991
Ria. Ria. Selamat ulang tahun, Kata bocah lelaki itu kepada diriku, yang saat itu juga masih gadis berumur 10 tahun. Dia memang berumur lebih tua dariku, tepatnya lebih tua beberapa bulan, 3 Mei lalu dia berulang tahun yang kesepuluh.
Ehm makasih Rev, Kataku dengan polosnya. Matanya begitu berbinar-binar melihat kegiranganku dalam membuka kadonya yang ia berikan saat mengucapkan selamat padaku. Aku senang. Sangat senang. Bukan masalah kadonya, tapi entah kenapa ada perasaan senang yang tak dapat kumengerti saat itu, saat dia datang. Dia datang agak terlambat memang, dan hari memang hujan. Tapi saat dia datang ketika acara tiup lilin dan potong kue sudah selesai, segala kekosongan yang tadinya ada dalam diriku langsung terisi penuh. Aku tak tahu apa ini.
Untuk Sephiria, dari Reva, sang superman. Kata tulisan dalam kartu selamat ulang tahun itu. Kubuka dengan barbar kertas kado yang sepertinya memerlukan proses yang sangat rumit dan panjang untuk membuatnya itu. Terlihat sedikit kekecewaan di wajahnya. Mungkin keterlambatan ini karena bungkus kado ini. Begitu kubuka, langsung kulihat sebuah action figure Superman bersama Lois Lane. Aku senang sekali. Aku memang penggemar berat Superman, sang pahlawan super yang meskipun memiliki karunia yang besar, tapi tetap mau berjuang untuk manusia yang lemah ini.
Makasih Superman
Iya Louis Lane, tapi karena aku tak bisa jadi Superman, aku jadi Batman aja deh, kan Batman manusia biasa, cetus Reva.
Lah kalo Reva Batman, aku siapa dong? Batman kan keakna ga ada pasangan.
Iya yah, iya deh, aku jadi Batman, tapi Sephiria tetap Louis Lane bagi Supermanku.
Ih, Reva Curang.
***
Entah kenapa setitik air mata jatuh membasahi pipiku saat mengenang kejadian masa kecil dulu. Saat kami masih polos. Supermanku. Reva, Re fa, 24. Tapi diriku sebentar lagi sudah ada yang memiliki. Aku bukan lagi Sweetheart-mu seperti yang dulu.
Apa Itu Seph? kata Pria dengan suara bariton yang tegas. Dia sepertinya menunjukkan ketertarikan dengan apa yang kupegang barusan.
Ah, bukan apa-apa. Cuma ngecek undangan kita kok sayang. Tenang saja. Aku memasang wajah setengah sandiwara padanya. Pria itu calon suamiku, Herdy Raja Draga. Pewaris Draga Grup. Perusahaan Indonesia yang memiliki banyak anak perusahaan dimana-mana, dan merupakan perusahaan yang menguasai 1/10 ekonomi Nusantara.
Kalau ada apa-apa, kasih tau aku yah sayang, Bentar lagi kita akan jadi suami istri, jadi kuharap kita bisa saling jujur. Dia maju dan mengecup keningku. Kecupan yang begitu hangat. Kehangatan ini yang dapat menopang hidupku selama 10 tahun ini tanpa dirinya. Dan aku nyaris melupakan keberadaannya, kalau tidak ada surat kaleng ini, surat dengan tulisan yang amat mirip dengan dia.
Ehm jam berapa sekarang Seph sayang?
Jam 13:24
Ntar jam 3 kita ngumpul dulu yah. Siapkan segalanya. Acara dimulai pukul 18:00.
Iya sayangku.
13:24. 24. Ah perasaanku saja mungkin.
***
5 Mei 1998.
Sephiria Oktora Lee. Pada hari ini, aku, Reva Mega Dirgantara, ingin menjadikan hari ini kukenang selamanya sebagai hari dimana aku menyatakan perasaanku pada gadis yang kusuka. Gadis itu adalah dirimu. Aku mencintaimu.
Aku berani bersumpah bahwa jantungku sempat berhenti beberapa detik saat ini. Ini tidak mungkin menjadi kenyataan. Reva, laki-laki yang selama ini selalu menjadi perhatian hatiku, ternyata memiliki perasaan yang sama kepadaku. Katakan ini mimpi Tuhan. Katakan ini mimpi. Ini tidak mungkin. Tidak mungkin. Aku tak bisa menahan air mata bahagiaku.
Eh, jangan nangis. Duh gimana nih? Aku sedemikian jeleknya kah? Atau ngeselin kah? Dirimu ga mau nerimaku kah?
Reva bodoh!!! Kau tahu kan perasaanku?
Jadi?
Ya, bahagiakanlah aku, Supermanku.
Hore. Love U Sweetheart.
Gombal!
***
6 Oktober 2012. Hari ulang tahunku, dan hari pertunangkanku.
Acara pertunangan dirancang cukup sederhana di hotel berbintang 5 di Ibukota. Maklum, yang akan kunikahi adalah anak laki-laki salah satu orang terkaya di Nusantara. Acara dibuat sederhana untuk menyimpan kemegahan yang nanti dipersiapkan di acara pernikahanku. Sebentar lagi aku akan jadi istri yang sempurna di muka bumi ini. Pasanganku kaya, tampan, dan mencintaiku. Seharusnya hari ini jadi hari yang sempurna, kalau tidak ada kartu tadi pagi.
Tamu-tamu penting mulai berdatangan. Dari menteri, anggota dewan, hakim, jaksa dan beberapa artis yang dekat dengan keluarga Draga mulai berdatangan satu persatu. Ini belum apa-apa. Bahkan katanya dalam pernikahanku, presiden akan diundang. Tak pernah kubayangkan gadis Tionghoa dari keluarga biasa sepertiku akan mengundang presiden dalam pernikahannya.
Berdiri di dekatku adalah calon mertuaku, Hendrawan Draga, salah satu manusia terkaya di Asia mungkin. Dengan pandangannya yang entah menatap apa dalam kacamata ovalnya yang khas. Dia sepertinya menerimaku sebagai calon menantunya, walau tidak terlalu antusias sepertinya. Tapi di depan publik, dia selalu memasang wajah bahagia.
Selamat yah Pak, atas pertunangannya, kata seorang menteri, yang juga merupakan kader partai pimpinan calon mertuaku.
Ahaha. Sama-sama. Sama-sama. Apakah kambingnya sudah disiapkan? kata Pak Draga setengah berbisik.
Sudah pak. Sudah. Tapi sepertinya ada sedikit masalah.
Itu kita bicarakan nanti.
Kambing? Untuk apa? Untuk pernikahanku? Kata-katanya memang aneh. Entahlah, mungkin bagian dari permainan politik mereka. Yah, calon mertuaku memang menjadi sasaran empuk kritikan dan gosip dari berbagai pihak. Bahkan keluargaku yang dari latar belakang biasa-biasapun bisa menjadi gosip wartawan. Yah, sekarang aku dikenal sebagai si Cinderella Tionghoa di media. Dan Herdy adalah pangerannya. Ahahaha. Tapi aku tak peduli. Aku mencintai pasanganku apa adanya. Sekalipun dia dilahirkan di keluarga biasa dengan pekerjaan biasa. Jadi kenapa aku tidak menerimanya, kalau keluarganya sering diterpa badai?
Acara pertunangan berlangsung cukup lama. Membosankan. Tapi harus kulalui. Dalam acara hiburan dengan iringan lagu dari artis yang baru saja meroket namanya, aku mulai terbuai dalam lamunanku tentang masa lalu. 24. Reva.
0
2.9K
Kutip
32
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan