Internet, Pisau Bermata Dua
INTERNET sudah menjadi bagian penting dari kehidupan. Ia tak hanya berperan sebagai kebutuhan, tapi sudah menjadi kegandrungan, bahkan menimbulkan ketagihan. Terutama sejak merebaknya situs-situs jejaring sosial, terutama karya fenomenal Mark Zuckerberg, Facebook.

Orang-orang tidak sekadar memanfaatkan Facebook untuk bersosialisasi, reuni dengan rekan-rekan lama, atau berbisnis dan berpromosi. Facebook dimanfaatkan pula sebagai wahana untuk memuluskan tindak kriminal, yang menjurus kepada kejahatan seksual.

Ini bisa dilihat dari beberapa kasus yang terjadi belakangan ini.
Banyak remaja putri yang dikabarkan hilang setelah berkenalan dengan pria lewat Facebook. Misalnya, Marietta Nova Triani (14) asal Sidoarjo, Jawa Timur yang ditemukan di Tangerang, Banten. Kasus lain menimpa Stefani Abelina Tiur Napitupulu (14) asal Surabaya dan Sylvia Russarina (23) asal Semarang, serta Tri Nurhayati (20), warga Bantul.

Bukan hanya itu, empat siswa SMA Negeri 4 Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau dikeluarkan bersamaan, karena dianggap menghina guru lewat Facebook. Keempat siswa itu kesal dengan tugas yang diberikan seorang guru wanita bidang keterampilan karena menilainya terlalu berat.
Lebih dari itu, jejaring ini bahkan telah disalahgunakan untuk bisnis prostitusi online, seperti yang terjadi di Surabaya dan kota-kota lainnya.