aku tak sebaik kata kata yng u ketik jika ku kira aku sama dengan yg kau baca jujur saja itu berbeda .... kenyataan memang tak terlalu baik di layar kaca aku tulis penuh hati hati jika sudah tertulis masih bisa di hapus ulangi lagi beda kalau kita hadap hadapan berbicara bertatap mata tentu aku ti
denyut kita sama menderu menyimpan seru saat bertukar mata waktu di depanku ku rengkuh jemarimu menjelma dalam sela sela yang dua menjadi satu luapkan waktu, menulis cerita seperti biasa sebelum redup sebelum bukan tenggelam kita habiskan sepi dan pilu semoga besok masih ada rindu yang turun bersa
sore tadi ... hujan deras sedari pukul tiga, seakan dia menjemput azan dari tuan menuju masjid pinggir jalan. hujan datang bersama kawannya yang tak punya warna, tak punya aroma, namun terasa seperti udara, angin orang menyebutnya. tak ada sedih jika hujan datang, hatiku seperti percikan air yang...
apa kabar sayang ... sore ini diatas kursi tua aku buka surat mu, dan aku baca dengan seksama seorang diri tanpa siapa siapa. di iringi mendung yang berganti reda, ku hapus pilu menjadi harapan, semoga kabar baik tertulis pada garis secarik. seperti biasa dalam huruf latin lau tulis penuh dengan ha
diam tenggelam senyap dalam batin kenyataan memang dalam lalu mau apa lagi, berbagai buku hanya materi aku butuh kembali semakin aku membaca semakin aku terluka lelap menjadi obat mujarab sejenak menari di mimpi tanpa siapa siapa menikmati sendiri, memeluk sepi jangan kau buka mataku kelopak ini
baru saja aku terbangun, jam ditangan menunjuk jam 3 sore, pas sembilan puluh derajat, kupaksakan kaki ini untuk berdiri, meski hati tak ingin. mata terbuka keduanya tapi seperi masih bermimpi, kaki dan tangan masih di awang, melayang goyang tak tenang. coba ku siram tenggorokanku dengan secangkir
petang tak beranjak dari pangkuan, masih membuka halaman berikutnya yang dikirim oleh tuhan, hampir sama dengan hari sebelumnya cuma yang ini rasa rasanya lebih banyak paragraf, jadi aku harus keluar dulu ke toko depan untuk membeli kopi dan susu, untuk membeli singkong goreng dan keju. langkah kak
semakin deras hujan yang jatuh, seakan dilangit sudah tidak ada mendung dan atsmosfer. tungku di meja masih setia membakar pantat panci yang berisi kopi khas kota jati. kita masih berbicara tanpa arah. membahas tentang harga beras, membahas tentang bagaimana nasib negeri ini lima tahun lagi. kurs...
kau dekap tubuh ku dengan kehangatan menembus dinding sepi yang dingin aku pun ingin ... mendekapmu hingga aku tua hingga aku tak mampu tangan mu keras seperti batu selembut salju kita melaju, meninggalkan waktu menuju ruang masa lalu gerimis yang lama menjadi kaca kaca di sela mata di wajahmu res
aku ketuk pintu, kamar kalian diam saja, sedang suara itu ada. aku masuk saja seperti kucing tanpa permisi, berharap kalian peduli, tapi kalian masih asik dengan permainan di tangan. di meja masih seperti biasa kopi hangat dan sepiring pisang goreng jenis raja, terdampar menggoda. tanpa peduli ta...
nyalakan pai di tengah tengah, kita bakar malam biar bara pagi menyala nyala. satukan tangan kita dalam kedamaian kita berputar putar di bawa bintang kita menari seperti anak anak bermain layang layang. keringkan matamu simpan pedihmu di bawah tungku itu, habiskan kopi di atas tanah, sisa tai tai...
jika nanti sudah tua kita tak sama sama mempesona tapi kita seperti waktu muda tapi aku ... padamu diteras rumah kayu memandang padi dan pohon jati segelas teh dan kopi menemani kita berdiskusi tentang materi hati kebahagiaan bukan milik orang kota tapi bahagia juga teman dari sayuran sayuran bu
purnama sebentar lagi menepi berganti kejora, sempurnanya malam akan berjalan tanpamu. sepeerti biasanya hanya beberapa menit teringat, segera terlupa, kamu harus terima. jari mu masih mencari cari kata yang pas untuk menyampaikan pembukaan, menunturkan isi hati meski tak sesuai dengan naskah yan...
meja berdetak dengan jam, mendengarkan detik mengetik, menjumlah angka tanpa aksara, semua berserakan diatas meja. sedang disudut mata aroma itu bertunas dari secangkir kopi, wanginya alami, seakan membawa imajinasi pergi. di atas kertas yang beberapa gram, semua terekam kisah ku dan kisahmu yang...
keren sumpah "Aku tidak bisa mengubah cerita masa lalumu, semuanya sudah terjadi Aku juga tak punya alat pemutar waktu
Seperti ikan yang berenang dalam lautan kopi, bermain main dengan gula, dalam cangkir yang kecil kita berdansa, menyatu dalam aroma dan rasa. Sedang mereka yang tak menegrti hanya mengamati, membaca dan menyala nyala seakan kita yang gila, seakan akan kita hanya khayalan. Bagaimana panas yang men...
malam telah sepi tapi kau disini memberi kabar dan tawa sebelum ku tidur, sebelum menepi bercerita sederhana istimewa berbalas mata, saling jawab tanya menerima dunia berusaha berdamai dengan Tuhan diluar sudah senyap lampu jalan pun lelap mataku masih merayap padamu berkhayal di mimpi bertemu
malam terbakar mentari hangus tak bersisa bulan bintang pun mati semua ... kembali tiada kembali semula mungki jalan Tuhan itu keindahan kesendirian, bangunkan ku membuka kenyataan, menerimaan kenyataan semua bergantian ,.... mentari biar sendiri biar malam tidur sendiri biar dia jauh biar dia hid
dari jauh kita bercerita tentang perasaan apa adanya tanpa malu malu kita saling katakan rindu dari jauh kupandangi wajahmu di mata yang coklat kulihat bayangan yang bercerita syahdu hati yang ingin di sentuh, tangan yang ingin di rengkuh dari jauh saling berkirim doa meskipun sukar berjumpa aku