Ku buka baju, keluar jendela Ku bentangkan tangan, kaki menari nari Tangan menengadah ke angkasa Menangkap hujan, tangis tertutupi Bias bias rias, seperti kertas Seperti gula dan kopi di gelas Bukan menipu, begini adanya Aku akan bahagia Rambut di kepala menyatu dengan derai Air mata ku tak lagi t
Dalam beberapa hal sama Hanya waktu yg berbeda Aku tak bisa menyentuhmu Begitu tanganmu juga Setiap mendung kau disini Duduk mendekat, Bercerita di bawah hujan Namun waktu tak termiliki Angin berjalan di sela genggaman Jari yang rindu, erat belenggu Saat aku kamu di bawah hujan Tertawa bercerita m
.... jangan .... cinta yang kau beri Karena aku mau senyummu saja Jika cintamu kau beri, aku bisa apa Sedang cintaku padamu, hanya sisa Jangan cinta yang kau beri Karena aku mau, mata mu saja Jika cinta mu yang ku beri, aku bisa apa Karena cinta itu buta Jangan cinta yang kau beri, Meski kau tahu
Titik terendah Tanpa senyum, tanpa apa apa Menerima nasib, bukan takdir Mau menyalahkan siapa Kenyataan memang getir Bisa apa ... Setidak nya hujan masih ada Setidaknya malam, masih setia Mau bercerita menambah derita Belum tentu, telinga telinga itu Mengerti dan tahu, apalagi peduli Bisa saja ..
Dalam sepi ku karang puisi Bukan tentang mengarang Tapi menulis isi hati Tentang mu ya selalu kamu Yang menjadi bait baru Menjadi kalimat penyemangat Lahir saat kau hadir Dirimu seperti takdir Bukan angan, bukan penyesalan Bukan pula harapan Hanya guratan kerinduan
kata kata tanpa suara Tapi, kita mendengar Detak hati, rasa rindu itu Rasa ingin bertemu Seperti dekat, terasa rekat Senyummu mekar, setiap melihat Mata mu berbinar membakar Membuat ku sadar Bahwa rindu itu benar Dalam sepi sendiri Tertawa tersenyum berantai Berimajinasi dan berandai andai Kamu
bagaimana kamu disini aku bisa apa pasti kau kunci dengan pandang mu dengan senyummu aku kaku tersenyum adalah pelarian menyembunyikan perasaan, gambaran kasmaran padamu pengunci perasaan waktumu selalu tiba saat aku merindukan rasa kau beri senyum dan kecup meski jauh, rasa kau peluk pada pagi y
aku tak punya apa apa aku bingung, apa yang kamu suka dari aku, aku hanya manusia lupa dari mana asal ku lupa nama ku tapi tahu kamu jika nanti tahu siapa aku apa aku tahu kamu jika nanti aku kembali ke asalku apa kamu tahu aku aku tak punya apa2 tai aku bisa membuat aku lupa membuat ku ingat dan
ketika malam tak jua reda petikan kalimat ku ingat berdering nyaring seperti nada ternyata ucapa rindu, darimu cinta sepi berlalu tanpa lagu terhanyut jatuh di bawah pancuran wajahmu kulihat di telpon genggam hadirkan senyum, melawan sendu seperti minum obat tiga kali sehari, kau disini menemani
Tidak ada yang ramai Kecuali isu, Tidak ada yang sepi, Hanya rindu, Mendung dan hujan, saling menunggu Seperti malam dan bulan Seperti nelayan dan perahu Semua terjebak waktu Seperti air tenggelamkan tisu Ada yang memilih bisu Tiduran mendengar bualan Pembenaran yang absurb Mendefinisikan rindu de
jika kau pergi, haruskah aku mencari atau kuminta aku menunggu mu jika kau pergi, pasti aku akan menanti kau pun pasti tahu aku tidak pergi aku menunggu mu jika kau pergi, mungkin kau bawa aku , kau simpan dalam hati seperti hujan dan mendung jika kau pergi aku akan menanti hingga aku bisa lupa,
ijinkan aku pulang dalam dekapan mu biarkan aku menjadi hujan biar ku kembali dalam pelukmu dalam dekapanmu apakah aku bukan yang dulu hilang ku dikalahkan waktu aku hilang aku terbuang biar aku menjadi hujan dekat dengan tangan dekan dengan kesadaran
senja di kelabu rembulan pulang hilang di teluk penunggu melukis warna petang ku tatap titik sudut langit yg hampa udara yg manja mondar mandir mundur saja petang selalu petang pujaan dalam pelukan menjadi bayangan hanyut dalam keadaan cinta di lentera terangi waktu terjaga menunggu musim bergan
sepi yang menanti rindu yang tak beradu seperti kertas tak bergaris harus aku gambar atau tulis pada mu, yang satu pelukan langit menjaga selalu hujan pergi menjadi laut menjadi sungai, ,mencari hulu dari gunung, dari batu udara yang berkuasa waktu yang menjadi ratu seperti segenngam tanah udara j
Dunia ku dunia sepi Tanpa foto tanpa suara Tempat ku sembunyi, dan lari Dari mu Menari dengan bisu melihat dengan buta Aku … Aku ini apa Ku sentuh bibirmu Di atas rumput, ku tenang terbang Dari mu Dunia kan selalu ramai Sedang aku sepi saja Seperti ini, Seperti mereka mereka
Aku tak punya jawaban Atas pertanyaaku Aku hanya punya obat Sejenak membuat lupa, Siapa aku Aku pun bukan apa apa Tidak punya nama, Aku hanya punya obat ini Mengantarku d pembaringan Bertemu dengan mimpi mimpi Aku tak mau mencari jawaban Aku mau pulang, Tapi aku hanya punya obat ini menemani, ku
apakah waktu sejahat itu jika jahat kepadaku kenapa aku bertemu dengan mu kenapa, selalu begitu bahagia atau sedih aku tidak tahu bagaimana aku menerjemahkan antara cita cita dan penyesalan hampir sama waktu tidak mengenal kata jika dia buta, berjalan tanpa mata tak melihat siapa yang berharap si