Part 3 Kini aku telah berada di hadapan mereka. “Ini temanku, Yan!” Ujar Aldy kepada gadis itu. “Hai.” Sapaku sambil mengulurkan lengan hendak mengajaknya berjabat. Ia tersenyum manis sembari menerima uluran lenganku, “Andini.” Ujarnya. Aku mengambil duduk di samping gadis itu. “Eh...
Part 2 “Lo bisa tebak kira-kira siapa yang selalu mengirimkan aku ini.” ujarku kepada Aldy sambil menunjukan puisi yang terakhir aku terima itu. Aku dan Aldy duduk di bangku yang berada di depan loker. Aldy menggeleng “Entahlah Yan.” “Jujur gw panasaran ma ni cewek.” “Lah biasany...
Part 1 “Yan!” kudengar seseorang memanggilku di ujung lorong. Aku merubah arah pandangku menuju sumber suara, kulihat Aldy, sahabatku berjalan menuju tempat ku berdiri. “Lo mo balik?” ujarnya “Yup.” Ucapku sambil kembali melanjutkan langkah, Aldy mengikuti. “Tadi gw ketemu Alisya...
jejak gan ya, rate juga. btweh boleh komeng ya spasi nya adain biar rada leluasa baca nya. Based on true story ya, bsa jadi inspirasi buat ane jg. oh iya mampir sini jg ya #support, METRONOME makasih, masukanya saya terima... yup... beberapa cerpen ada yang kisan nyata, namun ada juga yang fiks
Part 3 “Di, kamu ada disini ?” aku mendengar suara Elza tepat di belakangku, kontan aku segera membalikkan badanku. Kulihat Elza tengah berdiri, menatap heran kepadaku, “Za... dimana ini ?” “Jangan tanya aku, akupun tak tahu, kita berada di mana, yang aku tahu, kita hanya berdua disin...
Part 2 “Masuk aja Ian, gak aku kunci kok.” Teriakku tanpa mengubah posisiku. Kulihat Ian menyembul dari balik pintu, “Woi lagi ngapain lo ?” “Biasa lah... kalo gak ada kuliah gini kan gw kagak ada kerjaan. Eh ama siapa lo.” “Biasa...” “Elza ya ? mana dia ?” “Lagi beli minu...
Part 1 * * * Lambat kulangkahi lantai mall ini, dengan sedikit berat, namun langkah itu tak pernah aku hentikan. Sesekali aku perhatikan Elza yang sepertinya begitu mantap melangkahkan kakinya. “Za, emang kita mo kemana seeh ?” “Ada aja.” “Apa cowok kamu gak marah, kalo liat kita jala...
Erin, wajah gadis itu kembali terbayang, aku menarik nafas panjang. Andaikan aku tak pernah bertemu dengannya, mungkin aku tak akan pernah terjebak dalam perasaan ini. Namun sayang, aku terlanjur mengenalnya, seluruh pesona yang ada di dirinya telah memaksaku untuk memasukannya ke khayalan ku....
Part 2 “Woi, ngapain lo disini.” Aku dikagetkan oleh Maliq yang sudah berdiri manis di hadapanku. “Eh, lo Maliq, kebetulan, lo liat Elga ?” “Elga... tadi sih ada di sini, bareng gw, tapi kayaknya tuh anak udah kabur ke kantin deh.” “Ke kantin yah ? anter gw yah.” “Boleh, emang...
Part 1 “Dim, jadi gw mesti gimana lagi ?” “Gw nyerah, udah dibilangin jangan maen api. Mending kita tunggu aja reaksi Elga, apa setelah ini dia bakal berhenti berhubungan dengan lo.” “Ini yang gw takutkan, saat ini gw blom sanggup kehilangan dia.” “Itu resiko lo, Aldy.” “Gw t...
Part 4 “Mas Dhika kan?” kudengar suara wanita menyapaku. Aku melirik. Kulihat sosok wanita yang tak aku kenal tersenyum. “Boleh aku minta Tanda Tangan?” Ucapnya sembari menyodorkan selembar kertas dan ballpoint kepadaku. Aku membalas senyumannya, segera kuambil kertas dan Ballpoint itu, ...
Part 3 “Semua terserah kamu.” Kulihat wajah marah Meirha. “Kamu ngerti aku donk Mei. Semua ini toh untuk kita juga.” “Kita katamu? Yang jelas ini tak melibatkan aku. Kamu lihat saja, semenjak Band kamu diterima oleh Label, dan penjualan album perdana band kamu cukup sukses, tak ada se...
Part 2 Aku memacu Motorku membelah sore menuju Kos tempat Mei tinggal. Aku langkahkan kakiku menyusuri gang kecil, sejak malam aku berfikir, apa hari ini waktunya aku mengucapkan kata itu? Mudah – mudahan ia mau menerimanya. Aku mengetuk pintu kamarnya, tidak seperti biasanya, hatiku berdebar...
Part 1 “Cappucinno dan Croissan Tuna.” Ucapku pada pelayan, itu makanan Favoritku, dan biasa aku pesan. “Boleh aku menemani ngobrol?” aku memaksa mulutku untuk mengucapkan kalimat itu. Dia melihat kearahku, senyum kecil terlukis, dan dengan segera ia anggukan kepala, tanda setuju. Aku ...
Part 4 Pk 23.00 “Mas, keluarganya Reza?” Suster menyadarkanku dari ketidaksadaranku. “Oh, emh... bukan, tapi aku temannya.” Jawabku asal. “Dia sudah mendingan, sekarang sudah bisa di tengok.” “Kalau Meta?” “Dia masih dalam penanganan. Mari Mas sebelah sini.” Ucap dia menunjuk...
Part 3 Pkl 20.00 Pkl 21.00 “Pak, panggilkan Ambulan.” Ujarku kepada orang – orang yang hanya melihat kesibukanku ini. Mereka terlihat masih bingung, aku segera menyerahkan HP-ku, “Nomornya ada di sini, cari di Phonebook, tulisannya PMI pusat.” Kataku, agar mereka sigap. Lelaki yang t...
Part 2 Pkl 18.00 “Zen, aku harus pulang sekarang.” “Aku mengantarmu ya?” “Tak usah, biar aku pulang sendiri saja.” “Meta, please, aku antar kamu ya?” Meta menggeleng, “Tak usah Zen, mungkin sekarang sudah sepantasnya aku pulang sendiri.” “Tapi, Ta ...” “Sst...” dia m...
Part 1 Pkl 17.00 “Jadi keputusanmu tetap seperti itu?” Aku kembali memberanikan diri membuka suara. “Zen... aku tak punya pilihan lain.” Meta berbicara dengan pandangan kosong menatap suasana sekitar. “Tapi kenapa mesti itu?” “Aku tahu, kamu pasti tak mau menerima keputusan ini ka...
Part 3 “Lusa loe datang kan ?” Lucky berkata sembari menuangkan creamer ke dalam coffee-nya. “Ya pasti lah, masa enggak sih !” “Vita udah gue kasih tau, jadi kalian wajib datang berdua.” Aku tersenyum. Ku ambil cangkir berisi coklat panas yang berada di hadapanku dan ku teguk isinya...
Part 2 “Pagi – pagi sudah ngelamun.” Suara Lucky mengusik lamunanku. “Ah enggak.” Aku mencoba mengelak “Enggak gimana ? gue tahu kok dari tadi tuh pandangan mata loe kosong, eh lagi ngelamunin sapa seeh, Vita yah ?” “Iihh, siapa lagi yang ngelamunin Vita.” “Emh jangan ‘mu...