Mengeluh, itulah kalimat dasar seseorang yang tidak mampu, mungkin putus asa, atau tidak sanggup menghadapi masalahnya. Bilang saja jika mereka lebih beruntung. Hingga tanpa berfikirpun ada orang dalam yang menerima gaya letoy dan gerakan keongnya untuk berkerja. Padahal setiap butir nasi yang te...
“Mah. Minta jajan.” Seperti itulah getaran hubungan mereka berdua terasa dingin dan kaku dalam rumah mereka. Teringat dulu sang Ibu sering meneteskan air mata ketika Aleya masih kecil yang baru bisa menyebut kata, “Mama.” Seakan sebuah berlian yang terucap dari mulut kecil yang belepotan ...
Dengan hati yang gelisah dan mengebu-gebu, Aleya terus bertanya kepada rumput yang bergoyang, wahai sang angin, kegilaan apakah yang di lakukan sahabatku kali ini? Aleya sedih dengan dirinya sendiri yang sebenarnya masih tidak bisa menerima seorang Jena yang sekarang. Jena yang sudah memiliki seo...
Malam itu malam tahun baru. Dimana setiap orang merencanakan hal-hal yang istimewa untuk merayakan malam yang terjadi setiap satu tahun sekali. Begitupun dengan Aleya dan Jena. Mereka sangat antusias pergi ke puncak untuk melihat kembang api disana. Maka mereka mengajak teman-teman anggota geng m...
Pagi itu mereka berdelapan berangkat dengan alphard Roy yang interiornya cukup luas menampung mereka semua. Dengan Roy yang mengemudi, Jena bersanding di sebelah kursi depan menemani Roy bak seprti king and queen. Sementara Aleya sudah menjadi fuckgirl menggoda semua cowok di kursi tengah. Dan ti...
Aleya berbicara tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, " Amel, Billy! Tolong kalian berdua jangan menjadikan villa ininmenjadintempat kalian maksiat!" Tegas dan lantang Aleya berbicara dari balik pintu kamar mereka. Suasana mencekam ditambah dengan Jena yang menggedor pintu seperti peran...
Jantung Jena berdetak kencang dan cepat, sampai Aleya dapat mendengarnya dalam suasana villa yang sunyi dari keramaian mereka berdialog. Aleya paham Jena sedang tidak baik-baik saja, ia menahan amarah. Ia membuang muka tidak mengontak mata Amel secara langsung. Menyibak rambut coklatnya yang menu...
"pramuria!!" Jena tidak sanggup lagi dengan sikap tengil Amel. Billy, pacar Amel segera keluar dari tempat persembunyiannya. Ia sudah cekatan memelerai pertikaian dan memelui Amel di tengah tarik menarik rambut terjadi. Jenapun sudah dicegah lebih jauh langkahnya seketika oleh Aleya sam...
"Fine. Baiknya kalian jaga jarak, biar Via satu kamar bersma Amel." Kata Aleya menyudahi drama ini, berharap tidak semakin panjang masalah mereka. "Oh iya satu lagi, Bill. Borgol kaki nya lepas dulu dong say. Masa iya jagoan mainya borgol-borgolan." Aleya dan Jena menahan tawa...
Ketika sang Adam terlahir menemani Hawa, mungkin dunia sudah terbalik. Seorang Jena duduk sendiri di tepi keramaian. Mengamati pergerakan muda dan mudi berbicara tanpa tanda-tanda. Mereka berkumpul merebah dengan sepiring makanan yang tersisa. Tidak ada rasa jemu dan tidak bosan rambut hitamnya mem
Chaplin masih menunggu ditempat semula dan ia terlihat amat lemas dengan pandangan yang kosong. Aku kahwatir Chaplin ini tipe orang yang mudah di manupulasi orang lain. Karena baru saja menginjakan kakinya di negri orang lain nyalinya langsung ciut. Seharusnya dia harusnya tegar agar orang-orang t
Chaplin berkata bahwa ia akan pulang nanti membawa perempuan dari Jakarta yang sering ia lihat di Youtube. Akupun keheranan mana mungkin dia bisa tau bahwa setiap perempuan yang dia lihat di Youtube berasal dari Jakarta? "Iya itu benar Bakrie, ada Dj malehoy di Kemang." Aku tidak tahu kat
Lalu Jena menatap mata Roy dengan memberi sedikit rasa harapan. Sang Jena memang sangat vulgar memberi petunjuk bahwa ia adalah dinding yang tebal dan kokoh yang harus seorang cowok tempuh untuk dilampaui. Walaupun langit tinggi dalam ketinggian, namun langit tetaplah langit, atap segala penjuru ...