Terima kasih sudah membaca cerita saya saya membuat cerita ini untuk kompetisi KUNCEN yang ada disini KUNCEN Mohon vote dan baca cerita saya yang lainnya ya di SFTH ini
“Berhentiii!” kata salah satu orang yang mengejarku pada saat itu. Beberapa orang yang ada di depannya mendadak berhenti, tepat ketika langkah kaki mereka akan melewati lorong gelap yang sudah aku lewati sebelumnya pada saat itu. “Sepertinya tidak mungkin lari ke sebelah sini, karena disini...
kkjavu soalnya rumit konfliknya ahahaha sekarang dah 600rb yang baca di aplikasi sana, kalau berkenan bisa instal lah aplikasinya hehe
Aku yang sudah tiga tahun berada di luar kini merasakan kebingungan yang luar biasa, apalagi seumur hidupku aku baru pertama kali masuk ke bangunan ini. Namun, aku lebih merasa heran dengan kedua orang tadi yang mengobrol dengan santai bahkan gelagat mereka justru terlihat biasa saja, saat dimana
“Akhirnya aku menemukan pintu masuknya, tapi apa benar Bapak kesini?” Aku masih memikirkan tentang Bapak, Bapak yang bertubuh gemuk pasti akan kesulitan untuk melewati semak-semak ini. Apalagi pintu depan yang seharusnya dimasuki kini tertutup bilik bambu, sehingga aku harus memutar menyusuri...
Waktu sudah beranjak siang, sinar matahari menyinari Desa Cihalimun terlihat sangat terik, sinarnya terang membuat hawa di sekitarnya terasa hangat. Juga angin hutan yang berhembus pelan membuatnya sangat sejuk. Setelah beristirahat cukup dan makan sarapan yang dibuatkan ibu, aku pun mulai menyiapk
Aku terdiam melihat Ibu menangis siang itu, kulihat orang-orang yang berlalu lalang kini tidak sesemangat seperti dahulu. Terlihat dari kepanikan wajah-wajah mereka yang seolah-olah menginginkan hal yang terjadi ini akan segera berakhir. “Ibu tidak tahu kapan persisnya Abdi,” kata Ibuku semba...