Wkwkwk anda rajin sekali mikirin hal itu ehh tapi mungkin mereka juga berpikiran sama sama hobi orang lain sih
Angin malam berembus, menerpa tubuh Moza yang berdiri di depan jendela kamarnya di lantai dua. Pemandangan tampak indah. Langit hitam pekat bertabur bintang, serupa ketombe yang jatuh di punggung Fauzan. Perempuan itu tersenyum, geli sendiri dengan pikirannya. Menyamakan punggung Fauzan yang hobi...
Runi duduk selonjoran di lantai. Bekas tepung menempel di rambut panjangnya yang diikat asal. Kusut tampak seperti ekor kerbau berlumpur. Menjuntai ke samping kanan hingga ke dada senada dengan kepalanya yang bersandar pada kulkas satu pintu berwarna abu-abu muram. Banyak coretan serta lem bekas ...
Seorang gadis kecil, melompat dari kursi plastik warna hijau setelah melihat kalender yang menempel di dinding. "Mamah, sebulan lagi ya?" "Iya," jawab seorang wanita berdaster kuning lusuh sambil tersenyum. "Hore! Masuk SD! masuk SD!" Gadis kecil itu melompat-lompat ...
Jarum jam dinding berhenti di angka dua, ketika Riana menandaskan secangkir kopi berwarna hitam pekat sekali teguk. Seperti tak rela kopinya habis, Riana menatap ampas hitam yang mendekam di dasar gelas bening bermotif bunga. Tiba-tiba ingatannya berkelana ke novel Andrea Hirata yang pernah ia baca
Bulan sudah lewat purnama, bentuknya tidak lagi sempurna. Sering terlambat pulang dan bercahaya lebih awal di langit sebelah barat sana. Waktu terus berputar ke depan tetapi keadaan membuat Mang Ujang terus memutar waktu ke belakang. Mengenang masa-masa sebelum hilang seluruh perkampungan di seki...