Orang yang berpendidikan tinggi itu banyak Orang yang memahami ilmu agama juga banyak Lelaki berjenggot dan bercelana cingkrang itu banyak Wanita bergamis lebar dan bercadar pun banyak sekali Dunia hanya kekurangan orang-orang yang memiliki rasa malu
Aku bukan seseorang yang gila hormat. Tidak juga haus dengan sanjung puja-puji Tidak perlu berbasa-basi semanis madu Tidak berharap juga disembah, atau diagungkan Cukup perlakuan aku sebagaimana mestinya manusia diperlakukan.
Orang yang menganggap orang lain bodoh, akan memperlihatkan dirinya sendiri dengan cara paling bodoh.
Setiap orang berhak menentukan pilihan hidupnya. Begitu pun dengan saya dan juga Anda. Anda bebas melakukan apa saja yang diinginkan. Itu sama sekali tidak akan mempengaruhi hidup saya, tetapi mungkin mempengaruhi sudut pandang saya terhadap Anda.
Entah kemana aksara yang biasa berserakan di kepala Imajinasi seolah telah menemukan tepi Atau mungkin karena jiwaku yang telah terpasung trauma Tapi kenapa? Terseok aku berusaha memunguti kata Dalam belantara yang sulit diterka Mengorek kenangan Menciptakan impian meski yang lahir serupa bayangan
Kita adalah sejarah bagi generasi yang akan datang. Lakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan. Jangan sampai setengah mati menuruti kemauan hingga rela melanggar ketentuan. Agar kelak, kita diceritakan oleh anak cucu dengan penuh kebanggaan.
Apa-apa itu jangan fokus pada hasilnya. Biar gak patah di jalan. Ingat, setan itu gigih dalam menyesatkan. Fokus saja pada niat dan tujuannya. Maka, sekalipun dunia bersekutu, kita tidak akan pernah kalah. Ada Allah.
Hanya karena hidup kita mulus seperti jalan tol, tidak berarti boleh mencibir kehidupan mereka yang dipenuhi batu kerikil. Gak usah GeEr ngerasa jadi orang yang paling disayang Allah, hanya karena merasa paling rajin sholat malam, atau puasa sunnahnya. Sebab, bisa jadi kita tidak bisa setabah mere
Nikmat terbesarku adalah saat merasa dunia ini teramat lapang Hidup terasa amat ringan seolah tanpa beban Hati begitu tentram dan terasa begitu lekat dengan Allah Sahwat duniaku dilucuti hingga yang tersisa hanya rasa sukur Hatiku kebas dari segala cemas dan keraguan Dunia bertekuk lutut Dan aku
Ya, aku tau Kita hanya sedang menunggu antrean untuk mendapatkan gelar abadi Ya, aku sudah ikhlas Bagaimana pun kita memang sudah divonis untuk itu bahkan sejak di hari kelahiran Tapi, tetap saja ada yang berdenyut di dalam sini Saat kusebut namamu di ujung tahlil Ya, benar Aku memang sudah mempe
Belajarlah untuk tidak ringan merendahkan orang lain, selemah apa pun ia dalam pandangan manusia. Bagaimana jika hati yang kau sakiti itu ternyata milik hamba yang dicintai Rabb-nya? Jika Allah murka, kamu bisa apa?