tulisan di dinding warung minang langganan saya: soal selera susah diperbincangkan. kalau rasa enak sila datang lagi, kalau rasa kurang enak jangan datang lagi.
toefl paper based 500 itu masih jelek bahasa inggrisnya... ipk 3,5 ke atas untuk ptn akreditasi A juga nggak jaminan apa2. saya pernah 3x punya anak buah lulusan kampus kuning depok, ada yang cuma tahan 3 hari, 1 minggu, paling lama 1 bulan gara2 diberi tugas belajar analisis investasi. padahal m...
masalahnya, mayoritas itu cuma di tingkat 'cukup puas', bukan puas beneran. itu sama aja dengan jawaban 'ragu2' alias artinya nggak minat jawab.
sekarang, setinggi apapun pangkatnya, kalau sudah salah, ada foto/video & viral, bakal tamat riwayat.
tes kebugaran macam lari 1 mil 12 menit harusnya minimal ada perawat dengan kualifikasi PPGD yang jaga.
ibarat mobil disupirin orang yang bisa nyetir, nyampe nggak, kecelakaan iya. begitulah mayoritas BUMN. jual/privatisasi semua BUMN, ganti jadi SWF & terlarang punya saham mayoritas/pengendali. yang nggak laku ditutup aja.
paling tepat: cabut aturan tentang penistaan agama. kecuali kalau bisa dapat surat kuasa cap jempol asli/tanda tangan basah dari pendiri agama.
problemnya bukan nggak digaji, toh namanya juga sekolah. harusnya juga nggak bayar SPP & uang masuk karena sudah beri pelayanan. tapi masalahnya adalah sistem penerimaan yang nggak jelas, nggak merit system. banyak titipan nggak jelas. orang nggak pintar, titipan, disuruh belajar susah sedikit y
masalah bukan di putusan tapi ada orang yang nggak tau malu memanfaatkan putusan cacat begini untuk keuntungan pribadi. boro2 bersikap negarawan, ini sih macam copet yang memanfaatkan kelengahan.
yang kayak begini rugi dihukum penjara, lebih bagus hukuman kerja sosial + denda besar. niat hindari ganjil genap, bagusnya jadi penyapu jalanan di daerah2 ganjil genap selama 1 tahun + denda seharga 1 bus transjakarta.
hapus aja pasal2 penistaan agama. memang yang melaporkan punya surat kuasa dengan tanda tangan basah/cap jempol dari 'the messenger'?