tujuannya apa? mengingatkan ibadah wajib. sekarang sudah ada smartphone yang jamnya presisi asal terkoneksi ke jaringan & dilengkapi kompas jadi nggak akan meleset arahnya. dulu juga nggak pakai pengeras suara, sekarang pun setelah era smartphone sudah nggak perlu pengeras suara.
memang bagusnya diganti karena itu nama pemberian yayasan yang asetnya didapat dari hasil korupsi sampai disita. soal ganti namanya jadi 'welas asih' jadi kayak nama dewi.
memang harusnya ganti, sekalian kabupaten2 yang sama dengan nama kota. toh pada akhirnya semua akan disebut greater bandung area (bandung raya). kab bdg barat lebih cocok disebut dengan nama daerah yang jadi pusatnya yaitu padalarang. kab bdg jadi soreang. kab bekasi jadi cikarang. begitu aja. lebi
negara nggak usah urusi agama. tempat ibadah pendiriannya cukup dengan perizinan yang sama dengan fasilitas sosial lain macam sekolah. tugas negara itu menjamin keamanan & penegakan hukum. perusakan di cidahu terjadi di depan mata petugas keamanan & nggak ada pelaku yang ditindak/ditangkap d
kalau logika dia begitu, ditunggu pengumpulan sumbangan & aksi demo berjilid2 untuk papua dari dia & kawan2nya.
itu beberapa mobil rusak bodinya, ikut diganti dong perbaikannya, wajib di bengkel resmi. dijamin biaya perbaikinya lebih mahal dari biaya perbaikan rumah.
provokatornya nggak ditangkap? hukuman sosial disuruh perbaiki kerusakan dengan tangan sendiri & jaga rumah itu selama 1 tahun lebih pas hukumannya.
yang diganti bukan cuma bangunan aja, tapi juga mobil2 yang dirusak. itu duit 100 juta dijamin nggak cukup karena perbaiki bodi mobil di beres mahal... yang rusak kayaknya lebih dari 5 mobil. ditambah harus biayai penggantian acara yang belum selesai + biaya konsultasi konseling/psikolog buat ana...
saya pernah tinggal di batam & tau daerah ini. ini kompleks orang2 minoritas, lumayan bagus. kayaknya ujug2 ada kayak begini ada pejabat beli rumah di sana & main perintah ke pengembang untuk bangun tempat ibadah buat dia, keluarga & pegawai2nya. pengembangnya serba salah, nggak dituruti
apa alasannya bela? kalau bela negara sendiri, jelas karena kita hidup di negara ini. wong orang yang sebangsa aja nggak dibela, malah dipersekusi, padahal tanpa mereka, pasti hidup kita jadi susah...
itu anggota dpr yang ahli sejarah sudah kritik. combo tuh, nggak diperhatikan juga? menterinya juga bukan ahli sejarah, apalagi jubirnya, nggak beda dengan kita. saya penggemar sejarah dari kecil, baca soal penulisan ulang itu ketawa aja. nggak guna... sekarang kita bisa minta AI tuliskan sejarah...