Aku hidup dengan adikku sejak dulu. Kami, berdua, melawan kejamnya dunia. Sejak kematian ayah dan ibu, kami tinggal di rumah besar hanya berdua. Harta warisan mereka-lah yang menjadi alasan kenapa kami bisa melanjutkan hidup. Aku tidak menganggap keluarga kami kaya, tapi setidaknya, harta itu akan
Sekitar lima tahun lalu, aku dan adikku diadopsi oleh pasutri Sikata. Koga Sikata dan Mishuzu Sikata. Dari kisah yang kudengar secara tidak sengaja, pasutri itu tidak bisa memiliki anak. Jauh sebelum itu, orang tua kandung aku dan adikku sudah meninggal. Sejak berusia sepuluh tahun, aku hidup berdu
Venn dan Vel sudah mendaftarkan diri mereka ke ‘Ferven’ -----sebuah perguruan tinggi yang terkenal. Terima kasih pada ayah mereka yang sudah mengurus semuanya, terutama timing yang pas ketika mereka mendaftar, yaitu ketika mulainya tahun ajaran baru. Secara aturan Ferven, mereka sekarang ting...
“Sesampainya kalian disana, cari dan temuilah penyihir terkenal bernama Mishizara. Hormati orang itu, karena kalian sekarang adalah anggota keluarga Sikata.” ---adalah apa yang tertulis di secarik kertas yang kakaknya baca dengan keras. “Sudah? Itu saja?” tanya Vel pada kakaknya. Kakaknya...
Malam ini sangat menegangkan. Situasinya yang mencekam membuat tangan seorang laki-laki gemetar, hampir menjatuhkan benda panjang yang dia genggam --- sebuah pedang. Seseorang mendekat. Langkah kaki orang itu menggema di kesunyian malam. Jubah hitam menutup seluruh tubuhnya. Wajah orang itu juga te
Kota Ris Emerald, Perserikatan Bebas ‘Velum’. Dua belas tahun setelah terbentuknya negeri Velum. 57 tahun setelah hancurnya kekaisaran Bulan. 132 tahun sejak kepunahan para naga. Itu adalah tiga cara para penduduk disini menandai tahun mereka. Yang paling populer tentu saja cara pertama, tahu...
5 meter persegi mampir jika berkenan halo gan... eh udah kena autobanned aja Suka baca Harry Potter, ya? Perasaan tritmu selalu seputar tentang dunia fantasi, sihir dan lain-lain. :malu: Kalo beneran suka Novel JK Rowling, baca-baca juga deh karya beliau yang bergenre Misteri. :coffee: Dan s
Yua menyerang roh berambut putih itu. Longsword miliknya terus menari, mencoba mendaratkan luka di tubuh lawannya. Tapi, roh itu dengan mudahnya bisa menghindar. Lalu, roh itu menggunakan sihir es untuk memunculkan bongkahan es panjang dari telapak tangan kanannya. Menggunakan pedang es itu, dia ...
Hvel tidak bisa berdiri, jadi dia terpaksa duduk di atas salju, mengotori rok kesayangannya. Dia juga tidak ingin menyentuh kakaknya; tidak ketika pemanggilan sedang berlangsung. Sejenak, dia menoleh ke tiga gadis yang menjadi musuhnya. Sama. Ketiganya sama-sama dikelilingi oleh cahaya merah yang m
Hal itu terus berlangsung setiap malam. Tiga kali total: tiga malam empat hari. Di siang hari, seorang Dokter akan menyembuhkan luka apapun yang disebabkan malam sebelumnya. Dan bodohnya, wanita itu kembali melukai tangannya ketika malam tiba. “Jangan khawatir, ini aku.”, ucap laki-laki berus...
Author's Note : Cerita kali ini mengandung darah. Tragedi kental sekali disini. 13+, kebijaksanaan pembaca diperlukan. Exel sekarang ada di sebuah makam. Tidak jauh dari situ, dia bisa melihat kastil putih dengan sebuah menara yang menjulang tinggi. Diantara batu-batu nisan penanda makam itu, Hvel
Suara ini menghapuskan garis waktu Melewati siklus hidup dan mati Menggema dalam keabadian. Wahai roh yang sudah lama tertidur Bangunlah! Bangun dan jawablah panggilan ini! Suara ini milik gadis penembak laser tadi. Dia... memanggil sesuatu? Sebuah roh? Exel tertegun. Meski pandangannya dipenuhi
Mereka berlari secepat mungkin untuk menghindari ledakkan. Pintu langsung dibuka, dan sesaat kemudian, Hvel dan kakaknya sudah di luar rumah. Tapi, ledakkan itu terlalu besar dan kuat. Cahaya biru terang berbentuk kubah melindungi mereka bertiga: Hvel, Kakaknya, dan pria berjas tadi. "Kalian
{-Air Mata Langit-} Fajar tiba; malam masih belum berakhir. Suara genting yang diinjak terdengar nyaring. Terus berulang. Ada dua pasang kaki berlarian di atap rumah ini. Suara ini terlalu nyaring untuk tidak membangunkan penghuni rumah. Hvel sudah terbangun sejak tadi, dan terus memperhatikan lan
eh eh itu baru arc 1 gan, aduh judulnya bikin salah paham wkwk makasih bangeet. Sayangnya gan, ane gk tau proses terbit-menerbitkan buku kek gmn. wah, makasih gan, seneng deh ane. cerita ini fiktif, asli karangan ane, kok. Buktinya, nih, ane publish dah lanjutannya, arc 2.
mantap, mampir jg ke thread ane ya Terima-kasih sudah berkunjung, btw thread agan banyak bgt keren, sekali post bnyk. ane kapan bisa kaya gini? ini cerita bakal jd temen seperjuangan ama cerita yg ane garap... sama2 baru post hehe.. semangat gan:toast Hehe soalnya ceritanya udah selesai... seman
Hvel sangat bersyukur karena bisa kembali pulang bersama sang kakak. Hidup-hidup. Setelah ‘menurunkan’ kakaknya di atas kasur futon, Hvel duduk di samping kasur. Exel masih belum sadar. Sekali lagi, Hvel mengecek denyut nadi di tangan kanan kakaknya untuk memastikan... Tidak ada...? ... Iya, ti