Di tengah kota, Exel terus berjalan sambil mencari. Untungnya, tidak ada hal aneh di kota. Exel tidak terlalu paham soal ‘pemanggilan roh’; yang dia tahu cuma satu hal, kalau itu pasti menyangkut para Magus. Dirinya sendiri bukan Magus resmi; dia cuma seseorang yang kebetulan bisa menggunakan...
Di ruangan serba putih, seorang gadis sedang memejamkan matanya. Tubuh lemasnya terbaring di atas kasur putih dengan sedikit corak merah. Merah pekat seperti warna darah. Duh... sakit... Itu memang darah milik gadis itu. Sebagian rambut putih indahnya juga dilumuri cairan merah pekat itu. Matanya
Akan kupastikan aku mati di depan matamu, dasar ayah idiot! Disinilah dia, di kota Ris Emerald. Berjalan membuntuti ayahnya, gadis remaja itu terus mengutuk ayahnya yang menurutnya sudah kehilangan akal sehat. Ayahnya terobsesi dengan ritual sihir yang akan segera berlangsung di kota ini. Ritual y
Akhirnya dia setuju. Entah karena merasa tidak enak karena telah ‘berprasangka’ atau karena kilauan emas yang begitu menggoda. Atau mungkin karena ‘reputasi’ yang dia inginkan? Yah, ketiganya digabungkan juga alasan yang valid. Kalian belum pernah lihat di berita soal gadis kecil yang jah...
Saat ini matahari seharusnya ada tepat di atas kepala, tapi di langit musim dingin, ia malah tertutup oleh jutaan awan putih. Hangat, tapi tidak terlalu hangat juga. Ada sedikit rasa dingin, ciri khas musim dingin di negeri yang asing bagi dia. Jujur, dia menyukai cuaca seperti ini. Gadis kecil itu
Index Putihnya Musim Salju - Pembuka Tragedi dan Ketenteraman - 1 Tragedi dan Ketenteraman - 2 Tragedi dan Ketenteraman - 3 Tragedi dan Ketenteraman - 4 Tragedi dan Ketenteraman - 5 Tragedi dan Ketenteraman - 6 Selesai "Dikatakan, ketika langit bersedih, ia akan menurunkan hujan salju."...
-=-=- Pre-Prolog -=-=- Disini hujan salju lebat. Gadis kecil berambut putih menatap langit melalui jendela, tapi sayangnya, butiran-butiran salju menghalangi pandangan. Dari dalam kastil besar, dia terus melihat keluar dengan penuh harap. -=-=- Salju... putih... indah. Dia menggunakan tiupan han...
Wah-wah... Alurnya rapih bener ini Kagak loncat-loncat kayak penulis amatir kebanyakan (termasuk gw :o ) TS udah pro ini mah :matabelo: Cuma mau nambahin, bisa gak kalo tiap dialog dikasi paragraf sendiri. Soalnya kan ada banyak chara. Rada puyeng bacanya kalo 1 paragraf ada banyak dialog dari ba
-- Beberapa hari berlalu. Seorang gadis berambut perak baru saja keluar dari sebuah bangunan kumuh yang bertuliskan 'Rogue's Den'. Meskipun terlihat kumuh dan kotor, bangunan itu lumayan luas dan besar, mengingat itulah salah satu sub-akademi milik class Rogue dan sejenisnya. "Kak Space! S
sekali lagi, daripada disimpen di hardisk... masih draft. Space memberi jubah hitam yang tadi ia kenakan pada kakaknya yang terus menggigil. Hari sudah gelap, dan ditemani kegelapan malam, mereka berdua berjalan menyusuri hutan. Mereka punya dua pilihan. Pertama, kembali ke Hearch, lalu ke rumah P
cuma draf, yah, daripada disimpen di harddisk Hal yang paling Time sesalkan adalah ia hanya bisa melihat ayahnya sebagai 'pelaku utama' dalam ingatan-ingatannya. Mungkin hanya jika ia menemukan ingatan saat ayahnya bercermin, barulah ia bisa melihat wajah ayahnya. Tapi ayahnya tidak pernah meliha...
Permisi, mohon dimasukkan ke index. Terima kasih sebelumnya. Huruf F Fragments of Power - Aisen Fragments of Power
Note: Berwarna Baru sehari setelah kejadian 'itu'. Kegiatan sarapan bersama yang sudah menjadi rutinitas kesepuluh bersaudara itu sekarang terasa berbeda. Seolah ada yang hilang, padahal, mereka lengkap Makanan yang dimakan pun tidak memiliki rasa apa-apa; mungkin, karena rasa sedih sudah menga
Part 16 "Paradox.. kau yakin kau sehat?" "Urus urusanmu sendiri." Time terus mengikuti Paradox sejak keluar dari arena dan terus menanyakan hal yang sama padanya. Tadi itu kali kelima. "Kau yakin..? Kau tidak merasa ada sesuatu yang berbeda?" Paradox menghentikan l
Part 15 Memegang sebuah busur yang baru saja ia curi, Time melihat lawannya yang terengah-engah. Enn jelas-jelas kecapekan. Tadi, Time menyerangnya beberapa kali hingga akhirnya ia bisa mencuri senjata lawannya, sebuah longbow. Meski terluka cukup parah dari serangan Time, Enn masih bisa berdiri d
Part 14 Pertandingan 32 besar dimulai. Kali ini adalah giliran tim Rei melawan tim Dimen. Ini juga pertama kalinya Rei mengerahkan seluruh anggota tim untuk bertarung, karena di dua pertandingan sebelumnya, tim Rei mampu meraih kemenangan hanya dengan satu orang. "Adik-adik Time benar-benar...
Part 13 Pertandingan berlangsung dengan sistem yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Sekarang, setiap peserta turnamen dikumpulkan di satu tempat secara sengaja untuk mengenali 'lawan' mereka, beberapa jam sebelum pertandingan dimulai. Pertandingan pun dilaksanakan tidak serentak seperti sebelumny
"wah wah, magic missile ku tidak mempan sama sekali." :( "Dan cerberus itu mau melakukan AoE attack?! selfcast shield!" Level kita beda jauh... Persetan sih.
Part 12 Mereka bertiga dibawa ke kursi penonton VIP, ke hadapan seekor naga kecil berwarna biru muda seperti warna langit di siang hari. Dan, naga itu, dia tidak 'duduk di kursi'. Baik Magna, Rei, maupun Time tidak terkejut sama sekali soal kehadiran naga. Mereka punya alasan sendiri-sendiri unt