Post - 21 Ustadz Burhan mendengarkan dengan seksama setiap kata yang terucap dari mulut Bima. Sesekali terlihat ia menarik nafas dan beristighfar. Ummi Asiah ikut mendengarkan sambil memeluk tubuh mungil Ratih. "Begitulah ustadz kejadian yang menimpa kami di Villa itu." Ustadz Burhan be...
Part - 20 Back to story Kakek tua jahanam melemparkan kapaknya dengan marah sambil berteriak... "Setann alasss!!!..... kurangg ajarrr...!!!." "Mereka pikir, mereka bisa lari dari perangkapku. Mereka pikir dengan keluar dari sini, mereka sudah selamat. Hahaha....huahahah...huahaha. ...
Part - 19 Balik ke sejarah Villa ya...😊 Villa putih adalah Villa milik ayah Herman yang bernama Ringgo. Ringgo adalah seorang pengusaha kaya raya, yang mempunyai banyak harta, dan salah satu peninggalannya adalah Villa putih. Ringgo mempunyai seorang istri bernama Lisma dan seorang anak bernam...
Bimo dan Ratih berbalik, dilihatnya tubuh Arya sudah bersimbah darah. Kakek tua jahanam menghantamkan kapaknya mengenai lambung Arya. Arya berusaha untuk bangkit, tetapi satu pukulan telah merobohkannya. Arya terkapar dan tak bergerak lagi. hahaha...hahaha...hahaha "Pergilah..!! Temui Ringgo
Part - 18 Malam semakin larut, tapi pesta belumlah usai. Kakek tua jahanam terlihat membopong tubuh Tiwi ke atas ranjang yang tadi ditiduri Bella. Tubuh Tiwi yang tak lagi bernyawa terlihat pucat. Kakek tua jahanam memandangi tubuh Tiwi dengan pandangan penuh nafsu. Didekapnya tubuh gadis itu. &q...
Part - 17 Hari mulai gelap, selepas maghrib tadi suasana Villa Putih begitu mencekam. Aura mistis terlihat begitu kental. Asap dupa mengepul memenuhi setiap sudut ruang, wangi tujuh bunga setaman berbaur dengan asap dupa, menghadirkan sensasi magis yang mengundang mahluk mahluk astral hadir dalam...
Part - 16 Bi Surti dan kakek tua jahanam berjalan kearah datangnya suara...raut tuanya yang keriput berkerut membentuk gelombang seperti data seismik. Terlihat disana ada seekor kucing berdiri dekat muntahan. "Belang....ternyata kamu ya....hihihihi. " "Surti, suara tadi sepertiny
Part - 15 Asap dupa memenuhi ruangan, terdengar doa doa seperti mantera keluar dari mulut bi Surti. Sosok gadis cantik terlihat terbaring diatas dipan yang bertilamkan satin putih. Wajahnya yang pucat dan tubuhnya yang kaku menunjukan bahwa dia sudah mati. Tapi jasadnya terlihat masih utuh dan ta...
Lanjut lagi ah...ambil kopi dulu..hehe Part - 14 Malam yang dingin, rasa takut yang membungkus raga serta kecemasan yang berkecamuk, membuat Ratih tak dapat memincingkan matanya, diliriknya jam yang melingkari pergelangan tangannya, terlihat jarum pendek menyentuh angka 2. "Ah...baru jam 2 p...
Part - 13 Ratih mendekapkan lututnya kedada, udara malam ini terasa menusuk tulang...dingin, ditambah lapar yang mulai terasa begitu menyiksa. Bimo membuka ranselnya dan mengeluarkan sepotong roti. "Makanlah ai, kamu pasti lapar," tangan mungil Ratih meraih roti itu dan mulai memakan
Lanjut yuk ah...sambil ngupi Part - 12 Ratih menggeliat, dikerjap kerjapkan kedua bola matanya yang bulat indah. Matanya mencari cari dimana gerangan Tiwi dan Herman berada, dia tak menjumpai keduanya. Jantungnya mulai berdegup kencang. Nafasnya terdengar mulai berkejaran. "Mas....mas Herman...
Part - 11 Malam semakin larut, tapi bi Surti belum menemukan Ratih dan Tiwi. Di depan perapian terlihat Herman terbujur dengan kaki dan tangan terikat. Disebelahnya terbaring tubuh seorang gadis, lebih tepatnya mayat seorang gadis. Entah apa yang sudah mereka berikan pada tubuh gadis itu, hing
Lanjut ah... Part - 10 Gemuruh petir seperti kejar kejaran dilangit. Anginpun bertiup dengan kencang. Meski hujan belum lagi turun, tapi suasana di Villa putih itu terasa begitu mencekam. Ratih terlihat mondar mandir membantu Herman menyalakan perapian, Tiwi terlihat sedang mencari cari, makanan ...