Agan pasti pernah merenung atau berfikir sejenak dalam kondisi apa saja .
Salah satu dari beberapa anugerah terbesar didalam hidup kita adalah PENCIPTAAN SISTEM CICILAN .
Nah, taukah agan itulah hukum yang amat tua didalam proses penciptaan, kemudian banyak yg mengadopsinya .
siapa ? ya agan bisa ingat-ingat siapa yang mengadopsi hukum ini ?

Mereka diantaranya ; Tukang Kredit dalam memasarkan barangnya . Tanpa ada kemudahan mencicil , hidup kita yg super ini tidak akan mungkin bisa diselenggarakan.

Tidak ada bayi dewasa dikandungan karena bisa merepotkan proses kelahiran. Tidak ada orang yang merangkak langsung berlari . Firman Tuhan tidak diturunkan sebagai buku , tetapi pengertian demi pengertian , dan bagian demi bagian.

Inilah yg kemudian oleh Albert Einstein disebut sebagai hakikat waktu . " Alasan utama waktu diciptakan ialah agar segala sesuatu tidak terjadi secara bersamaan " katanya.

Coba kita bayangkan gan !

Sungguh betapa berbahayanya kebersamaan seperti itu . Didunia ini tidak ada bank yang sanggup berdiri jika seluruh nasabahnya menarik dana secara bersamaan. Tidak cuma dalam hari yang sama , tetapi juga pada jam yang sama dan harus dilayani oleh orang2 yang sama pada saat itu juga .

Sebuah bank baru bisa bekerja ketika ada sistem giliran, antrean , urutan dan putaran .
Begitu juga kalo kita amati di SPBU pengisian bahan bakar , Hakim yang sedang mengadili tersangka di Pengadilan , dan lain lain dan lain lain. Inilah inti dari CICILAN.

Ane tidak pernah berani membayangkan memiliki rumah pada awalnya .
itu dunia yg tak terjangkau untuk keadaan ane saat itu.
Namun, hukum cicilan ternyata jauh lebih besar dari hukum "bayangan" ane.
Cicilan itu mendatangkan soal2 yg tidak berani ane bayangkan .

Hukum "cicilan" itu pelan2 menyodorkan kepada ane perkenalan , persahabatan, pekerjaan, ujian,gaji,kenaikan,pertumbuhan,tabungan,kekuatan,keberanian dan kemampuan.

Maka setiap ane menatap rumah ane pada ini hari dan me"renov"nya pelan2 pelan ketika duit cukup , ane seperti menatap gunungan cicilan yang menakjubkan.

Hanya dengan cara mencicil itulah ane kuat mendapatkan apa yg ane tidak berani bayangkan.
Pernyatan ini sebenernya cuma setengah dari kebenaran itu kalau tak boleh agan sebut bahwa ane keliru ...

Kata men"cicil" tadi masih menempatkan ane sebagai pihak yang aktif dan mampu.
Padahal , sebetulnya anelah yg mestinya ditempatkan sebagai objek, atau sebagai si pasif dan tak mampu.

kekuatan ane ( baca ; agan-agan semua ) cuma setahap demi setahap, itulah kenapa alam cuma bisa memberi kita tahapan.
orang kaya ama orang miskin cuma beda gaya sama beda kantong aja gan , masalah cara makan mereka punya persamaan ?
Makan sama sama tujuannya ke mulut dengan sama-sama sekali suap ke ntuh mulut .
disitulah cicilan itu berproses.

Tidak secara bersamaan pemberian itu dijatuhkan .
pada hari yg sama semua orang pada gajian gan , pada hari yg sama tadi org yg gajian tadi belanja di tempat yang sama.
dan bayangkan jika itu terjadi di seluruh dunia . gileeee bener bener kacau dah ini dunia kalo sistem cicilan tidak diperankan.

Iye gan , hujan aja jika tidak dipecah dalam banyak rintikkan dan dikirim cuma langsung menjadi satu gelontoran byuuurrrrr gitu aja kedatangannya pasti agan tak tertanggungkan .

Kini , menjadi jelas betapa watak kita semua gan selama ini sangat berbahaya karena ia bertentangan dengan hukum cicilan. Kalau seluruh rezeki disampaikan hanya dalam satu "termin" , turun sekali pada hari ini , kita semua termasuk ane dan agan agan serta aganwati akan menjadi gila karena tak ada perangkat didalam diri kita untuk kuat menampungnya .

Begitu pula dengan SAKIT .
Tidak seluruh sakit dijadikan satu. Pusing pun kini sudah mulai bijaksana dengan mau memakai sistem cicilan , yakni pusing sebelah kepala gan ( migrain ) misalnya.
Sebelah aja sudah ga ketulungan sakitnya , apalagi keseluruhan.