Al-Mawsoo‘ah Al-Fiqhiyyah (Fiqh Encyclopedia) reads, “It is impermissible for a female slaveholder to take her male slave as a sexual partner, engage in intimacy with him or allow him sexual enjoyment of her person. It does not matter whether she is married or not. This is according to the sc...
Saya juga kurang tau, tapi memang hukum islamnya begitu. Setau saya di "Harem" lainya pada jaman sebelum itu contohnya dimesir kuno, budak laki2nya boleh dipake sama majikanya walaupun perempuan. Saya rasa jawaban yg paling masuk akal kita tau sih cuman kurang enak aja ngomongnya hehehe
kalau yang jaman dahulu nggak dinikahi. tapi dianggap budak, karena hukumnya kalau budak wanita boleh dinikmati sama yang punya jika laki2 dan tidak dianggap haram atapun zinah, tapi kalau budak laki2 tidak boleh dinikmati jika yg punya vudaknya adalah perempuan hahaha Yang dibold : kenapa kagak