Semua sianida pasti masuk ke peredaran darah baik itu lewat dihirup maupun ditelan. Sianida mengganggu pelepasan oksigen dari HbO2 ke semua jaringan tubuh. Yang seharusnya HbO2 nya dibongkar oleh enzim lalu O2 dipake metabolisme sel tidak terjadi. Akibatnya sel kekurangan oksigen hingga terjadi k...
apakah harus sianida hahahah ini dagelan sidang , sampai hakimnya juga frustasi kasihan Mirna tapi buah simalakama , si ahli ngomong a-z ketika ditanya autopsi , dia bilang ga efektif ,,,,lha jadi piye :) Kasusnya cacat, karena kesalahan prosedural sejak awal. Makanya dulu berkasnya bolak balik
Entah hanya saya sendiri atau ada yg lain merasa klo nada bicara nya dokter jaya ini mirip ahok ya haha
otopsi klinis itu gmn ya gan? setau ane dalam matkul forensik, otopsi itu harus ada surat permintaan visum dari penyidik, tidak boleh visum atas permintaan keluarga. imo sebab kematian dalam kasus ini gak bs dipastikan, knp? karena pemeriksaan dalam gak menyeluruh, lagipula dari pemeriksaan luar pa
yg ane heran kok sidang bisa diterusin? kl kasus ini ke MA aja gmn? kan tdk diotopsi, otomatis no case. Hakim yg terlibat di persidangan ini sdh pasti tdk beres Setuju, sejak awal emg sudah timpang. Sebab kematian belum pasti karena ga otopsi seharusnya gausa diterusin nih sidang. Maka ga hera
tapi di indonesia juga ane liat dokter forensik bilang ada suatu perkumpulan dokter forensik menyatakan otopsi adalah golden standart untuk menentukan kematian sesorang dalam suatu kematian tidak wajar jadi pilihannya otopsi atau tidak sama sekali Bukan hanya suatu perkumpulan gan tp hampir sebag
Agan kayak engga tau aja: Kalau ente pernah berurusan dengan polisi dan kejaksaan, baik jadi pihak pelapor atau terlapor, pasti ente tahu bagaimana mekanisme duid untuk kerja mereka. Polkis, Jaksa, PN. Ada paket-nya. Paket A : FK Paket B : FK + HJ Paket C : FK + HJ + FJ Tinggal nanti hitung2anny
Toksikolognya sibuk membangun rumus untuk retrace waktu cemplung CN ke gelas VIC dengan target waktu kritis di cctv? Hasil dari toksikolog hanya sebagai bahan untuk memperkuat hasil pemeriksaan dokter forensik aja gan jd toksikolog tidak mempunyai kewenangan untuk menentukan penyebab pasien atau
Yang harus diingat, visum et repertum yg dilaporkan oleh dokter forensik kepolkisan itu bukan hasil otopsi, sehingga bila keluar hasil dari toksikologi pun masih tidak bisa memastikan penyebab kematian. Iya betul gan, hasil VeR yg di BAP itu bukan hasil otopsi secara keseluruhan tp hanya dari p
waktu dulu memang proses yg ane liat otopsi itu buka cranium, thorax dan abdomen. pertanyaan ane, apa memang boleh pemeriksaan dalam setengah2 gini? Jadi otopsi sebenernya ada 3 macam gan. Pertama otopsi anatomi (biasanya kita dulu para dokter pada semester 2 kuliah kan mendapat praktikum bedah
permisi mau numpang nanya, katanya kan gak ada otopsi, lah trus sampelnya pakai sampel lambung apa? karena yg ane tau, kalau mau ngambil sampel lambung/hati/otak ya harus dilakukan otopsi. kebetulan ane pernah ikut proses otopsi jd ngerti2 dikitlah alur otopsi Otopsi itu dibedah gan tubuhnya, diper
Bung ulet.. Ntar saksi dari luar semua?.. Atau pihak swasta semua?.. Kalo dari luar negeri awas masalah visa.. Sama ntar ditanyain "apakah anda ngerti hukum di indonesia dan permasalahannya?".. Ntar pasti ahlinya jawab "No".. Saran aja, coba saksi ahli dari instansi pemerintah
hadeeh....:cd ini ahli patologi forensik datanya kan juga dapet dari toxicolog nursamran, kok dibilang ga didukung data toxicolog baidowi, emang toxicolog bisa nentuin COD ya ? perasaan itu domain forensik....:bingung Iya betul gan, COD tetep dokter yang menentukan bukan toksikolog. Tapi kalau
Kalau menurut gue sih.. meskipun bukan ahli toksik tapi setau gue seorang dokter forensik ya harus menguasai bidang tentang racun juga dan bidang2 lainnya :D Betul gan, dulu saya pas putaran di forensik dikasi kuliah mengenai keracunan, ada keracunan arsenik, sianida, alkohol, bahkan keracunan j
Jangan gitu gan :D kita hargai lah saksi ahli yang telah berpendapat :o walaupun ada beberapa pernyataan beliau yang bukan di ranah nya :D Gini gan, analisis tentang masalah racun memang ditangan toksikolog. Nanti hasil analisis dari toksikolog dikirim lagi ke dokter forensik. Jadi hasil dari t
Berdasarkan pengalaman saya nih di departemen forensik saat koas dulu, sebelumnya kita harus memberi tahu keluarga korban kalau kematiannya ga wajar harus dilakukan otopsi biar dapat disimpulkan sebab kematiannya secara pasti jadi jika suatu saat keluarga mempermasalahkan dan membawa kasus kematian
Selama saya belajar ilmu kedokteran forensik saat koas dulu dan beberapa kali ikut melakukan otopsi, penyebab kematian tidak bisa ditentukan kalau tidak dilakukan otopsi. Sepertinya profesor dari brisbane ini masih sesuai dg ilmu kedokteran forensik yg mengatakan "cause of the death cannot be