Ia sekarang membisu Tanpa ada lagi selentingan filosofis yg biasa membangunkan angan nya Ia terbiasa dalam suatu kata tak biasa Tertawa dalam kebingungan yg ia saksikan atas orang yg menepuk dada Ini ujungnya.....
Jika kau mencariku.. Carilah diantara kegelisahan kegelisahan maknawi Diujung sampah sampah prestise Jika kau menemukanku disana... Jangan kaget jika ekspektasimu bermanuver tak karuan Karna aku hanyalah seonggok hening yang ramai Patahan patahan usang sisi gelap yang tertunduk khusyuk mencumbu ra
Disini hanya sebuah syair tua renta Melintas ruang waktu dengan langkahnya yang tua Tak ada yang menganggapnya puisi..pun sebuah syair Tak ada yang mendengarnya...pun menyimaknya Lemparkan syair mu hingga terserak memenuhi langit Puing tak berarti dalam rasa Puing pun akan bermakna jika merengkuh
Malam....hening.... Kembara angan menikahkanku dengan sepi Mengusir khayal yg mengintai sedari tadi Gundah ia bernyanyi namun rebah ditelan sunyi Berulang kali kutikamkan belati pada bayang semu Hanya lidah yg terluka menafsirkan dengan kelu Terlukis usang dalam memory ... tertipu Salahkah kumaki
Walau jiwa ini mati Bertetes darah elegi Rasa itu tak akan pernah bertepi Biarlah kisah ini terekam dengan nada tragedi Cinta matiku.... Kau sudutkan aku di tepi kalut Bersandar tanpa arti dalam sebuah kenyataan pahit Namun biar kuhadapi walau lambaian nyawaku tersudut menunggu maut Cinta matiku
Ada amarah Ada juga rasa bersalah Tapi hening ini kupastikan takkan mengalah Kupijak bumi tegar tak mau kalah Kuukir sajak sajak kusingsingkan bajuku yang berkerah Aku bukanlah orang dengan rasa jengah Kepalan tangan tak akan pernah rasakan lelah Menggenggam bara api berpeluh penuh darah Adakah bu
Meragukan namun meyakininya Diantara hening malam dan senyum sang rembulan Anjing menggongong memecah kesunyian malam Bertaruh rasa dengan masa Bergumul waktu dengan usia Tak ada bunga yang bisa kupersembahkan Jika semu tak pelak mengadu Matapun kian sayu.... Mari tertidur oleh bisik jangkrik m
11 tahun sudah dalam keheningan ini Ditempat yang sama ... Dalam raga yang sama.. Pertanyaan banyak sudah yang terjawab..sebagian.. Bijaksana dicari..bijaksini menunggu di urai dengan banyak defenisi.. Jika diminta membiaskan kemilau dunia.. Agar berdecak kagum mata yang fana.. Marilah kutunjukkan
Selamat malam mimpi yg belum terbeli Berujar dg bisik yg hakiki Bertutur dalam sepi Kau misteri... Berjalan dalam takdir 7 dimensi Kau nyanyian dalam sebuah diksi Sunyi....
Malam kelam bersajak Sinar lampu berkibar memantul bayang bayang malam Sajak sajak ku hanya remah remah asbak berdebu Disemburkan berbata bata lidah kelu ditikam rindu Dia adanya bertaut berpagut bersama kelam Bukanlah julukan penyair yang membuat diri melangkah diatas air menuduh merahnya petang
Diam diam sisi gelap mengejekku menggerutu Menyodorkan belati dg warna merah muda kehitaman Are u f*cking kidding me ? Are you playing f*cking trick with me ? Berhentilah membual dengan tingkahmu yg kelam Terpojok bukan berarti mati dan hilang akal Hanya sedikit lebay dan butuh perhatian dari prose
Desiran desiran itu memang menghunjam Kerap kali menikam kesadaran terdalam Namun...hidup bukanlah satu malam Bolehlah ...engkau ceritakan padaku tentang sebuah langkah kaki berkelas dengan dagu terangkat melewati batas tekukan tulang leher Bolehlah...engkau perlihatkan kepadaku tentang bagaimana
Jika kau mencariku.. Carilah diantara kegelisahan kegelisahan maknawi Diujung sampah sampah prestise Jika kau menemukanku disana... Jangan kaget jika ekspektasimu bermanuver tak karuan Karna aku hanyalah seonggok hening yang ramai Patahan patahan usang sisi gelap yang tertunduk khusyuk mencumbu ra
Terkadang jengah itu berkelindan bagai jalinan ombak lautan Ia bergemuruh dalam sayup kelemahan sebagai insan Tak ada epistemologi dalam aksiologi yg sanggup memerikan Jika kau temukan ia disana Ia mungkin redup dalam balutan pancawarna Bagai bhineka tunggal ika dalam tuturan sutasoma Terlelap dal
Tenggelamkan aku disini,di pelupuk matamu yg bening bagai langit fajar Di mega mega mendung yg tawarkan keteduhan dekapmu kupanggil hujan membasuh dahaga meraga mayapada Biar malam berbisik lirih diantara riuh angin yg membelai....kau dan aku...hanya kau, aku dan malam
Kembali bercengkrama dengan sabar Walau dengan tawa sinis berkobar kobar Kumaki segala realitas asalkan wajahmu adalah bahan bakar Sudah segalanya adalah bias dalam nalar Itupun mereka akan membantah jikalau itu hanya satu kepingan datar Sudah...Duduklah di pojokan sana!!!!! Telan bulat bulat pers
karya-karyanya keren gan :) kosakata sama diksi nya mantab abis :shakehand Makasih banyak gan :) :shakehand
Mari.... Manjakan mataku yg menolak untuk menari dalam sepi ....kini...disini... Tawa itu tulus...aku menitipkan cinta dalam ritmenya yg manis Untuk menutup pintu pintu yang kita bangun diatas kekhilafan Ini cuma siklus Aku pun tak paham, dimana muara ia membawa asa Mengikuti lekuk sungai menyapa b
Wahai kidung senja yg mendekap malam Kuukir mawar hitam menerabas dimensimu yang kelam Rinai cahaya perlahan pudar dalam temaram Walau hanya menggantung dalam kenyataan Ia menari dalam angan lalu kusandingkan dengan penyangkalan Tak pelak lagi..... Engkau sang menawan...menjebak jiwaku tertawan
Diluar sana, kebersahajaan adalah buah manis sisi terdalam kebijaksanaan manusia Klaim sepihak yg terlahir dari perenungan spiritual meledak ledak Sesuatu yg menggapai gapai namun rumit berbicara dg realitas Jiwa manusia adalah keunikan paradox Terus bertanya tanya dan terpuaskan dalam persinggahan