Sebenarnya sampai awal tahun 2000an minat buku cukup tinggi, tp lambatnya buku cetakan menyesuaikan update di dunia nyata mengurangi minat baca (timor leste sampai dua tahun lebih masih ditulis propinsi indonesia), dipublisnya 'kreasi' orde baru dalam buku buku sejarah jg ikut andil.