Judul diatas terinspirsi dari tulisan Juragan ARIO Yosia editor media online Bola .com... saya ambil bagian kecil saja.. yaitu bagaimana transformasi yang dilakukan oleh federasi sepak bola vietnam .. berdasarkan artikel oleh gan Ario Yosia, diperlukan waktu 13 tahun bagi Vietnam untuk bisa mencapa
berdasarkan semua buku panduan olahraga yang berasal dari negara-negara yang olahraganya maju (pandangan teoritis). secara ekstrim bisa disimpulkan bahwa target menjadi juara dalam suatu turnamen tidak bisa digaransikan terhadap tim atau individu terbaik pun didunia ini (dalam hal olahraga dan be...
penulis berharap ada tim atau seorang sport phsycologist pada skuad pelatih timnas U22 saat ini, sehingga bisa kembali menormalkan tensi psikologi dari pemain, semangat membara tapi tidak emosi membara. semangat mebara akan membuat energi tidak cepat lelah dan tetap dapat menjalankan instruksi pela
ngaco, tentu ada tolak ukur bermain baik :cd: 1. ga mudah hilang bola, baik saat dribble ataupun passing 2. passing sampai di kaki kawan dgn baik / ga di intercept 3. pergerakan tanpa bola saat nyerang bagus, sehingga rekan mudah ngasih umpan 4. posisi antar pemain jgn terlalu jauh, kalau misalnya
nah.. terima kasih udah dapet pencerahan gan.. ceritanya saya ga tau makanya perlu pencerahan.. dan semoga ini jadi pencerahan buat kita suporter semua....
*sebagai suporter jika kita melihat timnas bermain baik terus tetap kalah bagaimana?? tetap menghujat pelatih, pemain, federasi, atau Liga nah yang menjadi pertanyaan ; 1. definisi dari "bermain baik" itu seperti apa tolok ukurnya ??? apakah dari % statistik permainan? apakah diba
sedikit membandingkan dengan cabor bulutangkis, dulu tahun 80 samapi 90 an saat malaysia masih ada sidk bersaudara kerasa banget kalo lawan malaysia indonesia mirip - mirip dengan timnas sepakbola tahun 90 sampai sekarang.. tetapi bulutangkis berhasil move on dari itu dengan semakin naikknya kual...
terutama bagi pemain pemain yang sudah reguler bermain di timnas u19 ( supriyadi & komang teguh) terlihat dari menit awal bermain dengan terlalu percaya diri sehingga bukan kemampuan yang terbaik yang keluar akan tetapi emosi yang berbicara, beberapa faktor pemicunya : merasa sudah menjadi pem