BAB 8 Dua tahun setengah kemudian. "Kamu kenapa?" Aisyah bertanya pada Dimas yang duduk diam memegang perutnya. "Magh-ku kambuh." Suara Dimas terdengar lemah. "Yank, kamu ada obat magh nggak!" Aisyah berteriak dari ruang tamu. "Syah, kamu kalau masih peduli g
BAB 7 Mereka semua berkumpul di ruang tamu. Kecuali Jeni yang sudah pulang sejak tadi. Ia dan oma Aisyah lumayan dekat. Dan semenjak meninggalnya beliau, gadis itu berubah secara perlahan. "Kau mau apa?" Dimas bertanya pada Aisyah yang tengah berusaha menggerakkan kursinya ke dapur. &q
BAB 6 Jeni menikmati secangkir kopi dengan kaki yang berada di atas meja ruang tamu. Tubuhnya bersandar dan terdengar suara yang melambangkan nikmatnya minuman yang disesap dan dihidu. "Lalu? Aisyah di mana?" Jeni membisu. "Kamu benar-benar mau bertemu dengannya sekarang?" tan
BAB 5 Dimas mengebut selama tiga hari. Tak lupa, ia menjaga stamina dan kesehatannya. Makan tepat waktu dan bergizi. Ia juga menyempatkan waktu berolahraga. "Dimas! Tante pingsan! Asmanya kumat!" Mendengar hal itu, Dimas segera berlari keluar. 000 Di rumah sakit, Dimas terus berlari.Ta
BAB 4 Dimas membawa Aisyah ke perusahaan. Ditinggalnya Aisyah dikamar yang berada di samping kantor. Guna untuk istirahat menghilangkan penat saat lembur. Apalagi di saat genting seperti ini. "Dimas!" Aisyah meninggikan suaranya. "Jangan harap kamu bisa pergi!" Dimas mengunci
Seminggu berlalu, setelah kepergian Aisyah dari rumah. Kondisi Dimas pun kacau. Kerjaan tak ada yang beres. Papanya marah-marah, karena perusahaan jadi terganggu. "Dimas, hari ini kamu nggak datang ke resepsi sepupumu?" Baim-teman Dimas selama di luar negeri bertanya. "Tidak. Per
BAB 2 Beberapa tahun yang lalu. Semenjak sang ayah menikah lagi. Naila sering merenung dan berubah menjadi pendiam. Membuat Dimas segera menyelidiki tentang diamnya orang yang dicintainya. "Sering banget di rumah pak Nardi denger orang jerit-jerit. 'Ampun, Bunda! Ampun!' Apa jangan-jangan Na...
BAB 1 Aisyah selalu bangun pagi-pagi dan menyiapkan sarapan. Hanya, bedanya, ia tak lagi menemani Dimas - suaminya, untuk makan. Dirinya langsung kabur ke taman belakang menikmati aroma dan warna-warni bunga. Dimas menuruni tangga dan mendapati makanan sudah siap santap. Hanya saja, tak ada manus...