pippenn3 Monggo .... agree to disagree aja ya? Buat ane soalnya ane pribadi ga merasa punya: 1. Kapasitas. 2. Otoritas. utk menguji keimanan orang lain. :nyepi
pippenn3 Setuju, Gan. Iman mmg perlu diuji. Cmn kl menurut ane, iman siapa yg diuji dan siapa pengujinya, itu jatuh ke diri sendiri. Menurut ane, ga ada perlunya ane nguji iman orang lain. :nyepi
raikage :ngakak:ngakak:ngakak Waduuh ... debat berujung adu jotos. Kl adu jotosnya di Holywing trs dpt duit msh gpp kali ya.
pleguk Ad hominem, logical fallacy pembunuh nalar. Apalagi kl yg diserang ad hominem terpancing emosinya. Ane dulu lama di forum kompas debat ama atheis, sesekali keluar serangan yg memanaskan hati. Enaknya debat di forum online, ane punya waktu buat mendinginkan hati. Kl debat langsung mungkin
pippenn3 Makanya, kalau mmg sdh menyadari bahwa tidak ada yang ("aku") jadikan dasar selain iman, ya marilah saling menghormati iman masing2. :ngacir:
pippenn3 Ya dalam kasus2 tertentu ketika yg dibicarakan mmg sdh di luar nalar manusia, ya mo gmn lagi. Pada akhirnya ya diterima dgn iman. Kl ane sih gt ya. Yg penting saling menghargai iman masing2 aja. Jgn merasa imanku lebih logis dr iman orang lain. :ngacir:
Makanya harus legowo dgn mengatakan bahwa saya menerimanya dgn iman. Saya beriman, saya percaya. Bukan saya membuktikan.
:imlek Selamat datang Suhu. Terimakasih dah mampir. Kalau buat yg nomer satu, menurut ane pribadi, yg namanya mujizat, Tuhan, agama, dst; memang dia diterimanya dgn iman. Jd pada satu titik ketika ditanya dan diselidiki, maka jawabannya akan berakhir pada, "Ya aku mengimani itu, pembuktian s
T2Y amispelem Kadang2 gini sih, kalau ane pribadi ya dgn debat/diskusi itu jd menguji pemikiran/opini pribadi. Namanya pemikiran atau opini pribadi, tentu buat kita sdh bener. Ketika itu dibawa ke sebuah perdebatan, di situlah kemudian pemikiran kita itu diuji dari berbagai macam sudut pandang
T2Y Ada banyak logical fallacy, pilihannya mau dibahas singkat2 model listicle, atau dibahas satu saja tp dgn lbh mendalam. Ane pilih yg no 2.
Maka dari itu jangab memfaktorkan, faktor-faktor yang tidak terfaktor sehingga faktor itu sebenarnya hanya difaktor-faktorkan saja. https://dl.kaskus.id/media2.giphy.com/media/5yLgocnCRCdOaBGzQZ2/giphy.gif
Nah kalau menurut ane, ketika mmg dasarnya iman, jawablah demikian Cerita itu mmg terdengar tidak masuk akal tapi saya mengimani bahwa itu benar. Itulah sebuah mujizat yang tidak bisa dijelaskan dengan akal manusia. Selesai sampai di situ, dgn konsekuensi bahwa ini adalah ranah iman, pihak yg lain
Out of context, Gan. Ane khusus cm bahas circullar reasoning. Dan apakah cerita2 itu termasuk circullar reasoning? Belum tentu, tergantung gmn cara orang berusaha membuktikan kebenarannya. Apalagi kalau orang yg percaya itu menjawab : Cerita itu mmg terdengar tidak masuk akal tapi saya mengimani
iidpriimee793 red.mind Masalahnya kalau orang ga dijelaskan ttg logical fallacy, nanti bisa2 makin banyak donk yg tersesat dalam logika yg cacat? :takut