Maafkan https://s.kaskus.id/images/2021/04/17/10528792_202104170516410273.jpg Ilustrasi: pintarest Hai senja, apa kabarmu hari ini. Masihkah baik-baik saja? Atau waktu telah merubah keadaan. Bermetamorfosis layaknya kepompong menjadi kupu-kupu. Hai hati, sudahkah suci hari ini. Dari segala noda-nod
Di Batas Gulita https://s.kaskus.id/images/2021/04/16/10528792_202104160843150438.png Pintarest Bisikan sang bayu mengusik kenangan, kubasuh kelopak pada pahitnya kenyataan. Ingin rasanya berontak mencaci maki waktu yang terus beranjak dan terdiam dalam pasinya sinar sang rembulan. Sungguh! Di rant
Air Mata Sang Bunga https://s.kaskus.id/images/2021/04/16/10528792_202104160735230506.png Ilustrasi: pintarest Lagu. Harus berapa puluh lagu terdengarkan, bila akhirnya duka dan duka yang diterima. Sudah berpuluh kali kucoba berlari menepis rasa ini, tetapi lagi lagi aku terjatuh dalam lara. Terd...
Kekecewaan https://s.kaskus.id/images/2020/12/10/10528792_202012101058160864.jpg Debar jantung semakin gaduh bila berada di dekatmu. Asmara yang sederhana membuatku kian terjerat rasa. Jiwaku rapuh saat cintamu terasa sungguh-sungguh. Kusayang kamu secara seluruh, tetapi menyanyangi mu kenapa kia...
🍀Yang Utama🍀 https://s.kaskus.id/images/2020/12/05/10528792_202012051133060732.jpg Pintarest Aku mencoba berlayar menjauh dari pulau tempatmu berdiam, meski kerap sekali terdampar. Lagi dan lagi aku tetap mencari sosokmu yang telah mengetuk relung hati. Sekuat inikah caraku menyanyangi mesk...
Untukmu yang Disana https://s.kaskus.id/images/2020/12/02/10528792_202012021006490129.jpg Pintarest Kasih, aku melihat dirimu dalam ramai pun hening. Di ruas ruas jari, di pelupuk mata ini, jua ruang-ruang sepi. Teringat engkau pernah berujar; Diamku bukan api yang akan membakar kerinduan, ada pe...
Melepas Asa https://s.kaskus.id/images/2020/12/02/10528792_202012020953280547.jpg Ilustrasi: Pintarest Di mana kota ini? Tempat aku mengayam bambu. Menelusuri jejak embun kalis di ruas-ruas jalan. Terasing, mencium roda kendaraan, dilucuti oleh aspal-aspal. Siapa yang meletakkan tubuh ini di sini...
Bercabang Pintarest Yakinlah! Setelah ini, tak akan kau temui lagi wanita sepertiku, si bunga liar. Mungkin saat ini aku sedang putus asa tak tahu harus berkata apa dan mulai dari mana untuk menjelaskannya. Engkau tak punya cukup waktu untukku berkeluh kesah, bahkan mendengarkan isi hatiku yang ...
Garam Hujan https://s.kaskus.id/images/2020/12/01/10528792_202012010605090520.jpg ilustrasi: Pintarest Bukan pertama kali otakku tersiram dengan pasir dan terngantung di awan hitam. Kadang aku ingin berontak tak terima atas segala skenario kehidupan ini, tetapi sisi lain aku heran dengan diri sen...
🍀Ruang Hitam🍀 https://s.kaskus.id/images/2020/12/01/10528792_202012010631410674.jpg Ilustrasi: pintarest Bukan. Bukan aku tak sayang pun cinta lagi, tapi aku benci dengan diri sendiri.Semesta cinta telah terbuka lebar rentangkan sayap-sayapnya untuk terbang. Sayang, satu busur panah melukai...
Asiikk Makan ampela tidak pakai hati kuucapkan terima kasih Ayo bikin akak. jangan takut salah. Kopiku mulai dingin seiring hujan mereda. Namun, entah kenapa dada ini menghangat begitu menyebut namamu bila hujan menciptakan kehangatan di secangkir kopi adanya pasti sangat berarti😊
https://s.kaskus.id/images/2020/08/13/10528792_202008130818310905.jpg ilustrasi: Pintarest Dalam getir hujan dirimu kembali datang bersama sepi merajam, mengabut bulu-bulu jatuh berterbangan. Tak ada puisi terlahir malam ini, hanya ada hujan, sepi dan getir yang panjang. Ia seakan berkata padaku, &
makola jangan. jangan hapus namaku dengan rindu. aku telah beku sedingin es di kutub selatan, usah kau tambah lagi dari kutub utara. mungkin aku bodoh mengabaikan adamu dan mencoba berlari dari kenyataan. namun, tetap saja anganku kembali membayang akan adamu yang menghiasi pekat malam di pintu j...
Nani2002 masih terekam jelas dalam memori ini. saat hujan adalah kefein kehangatan kita. sering kali kita berkata-kata merubah satu kalimat ke beribu kalimat yang absurd. di bola matamu terlihat cahaya tampak gemilang memukau. aku terpaku terdiam dan mengamati sambil berpikir dapatkah cahaya itu ...
ismilaila lagi lagi hujan hanya tetesan pilu selalu mengingatkan ku tentangmu, tentang kita yang duduk berdua, saling bencengkerama dengan kafein. ah, andai saja seditik bisa terulang kembali aku ingin menghirup kopi di cawan rasamu entah pahit atau manis itu hanyalah kerelaanku yang mencintaimu ...
makola beri beri aku satu jawaban mengapa aku harus meyelam di kedalaman hatimu sementara ruang itu telah sesak tertambat nama nama yang sering kau eluhkan di sepertiga malam raba rabalah hatimu kembali benarkah aku ada di sana? Atau aku hanyalah serpihan nama yang berserak abstrak dan berjarak
makola angin seolah gagahi kepulan asapku membekukan rasa hangat menjadi dingin aku terpaku mengamati adakah esok hari masih bisa kumelawan takdir tanpa kopi, tanpamu juga udara udara yang membawa kabar resah seokah sengaja menamparku sambil memeluk tabah ah sudahlah
makola kini aku datang di anatara rintik rintik yang menenagka maka seduhlah aku sesaplah rasaku habiskan lenyapkan serupa kenangan yang hitam lebuhkan lah rasa dalam secangkir yang tersaji esok atau nanti siapa yang tahu bila rasaku tak seindah hari ini entahlah
ilustrasi: pintarest Pernahkah kalian mendengar bila pohon tak pernah membenci angin meski sering membuat dahan ranting patah. Daun-daun berguguran sebelum mengering. Berserak bahkan tersapu jauh dari sang pohon. Bahkan hujan tak pernah membenci bumi dan langit yang terus mengumpatnya. Kenapa da...