Sumber Gambar:Artificial Intelligence
Hai semuanya, Shalom Aleichem!
Selamat pagi kalian semuanya!
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, gue, Mbak Rora, akan membahas tentang 4 cara untuk cantik dari dalam

.
Di berbagai budaya modern, standar kecantikan sering kali dipersempit menjadi dua kata kunci, putih dan kurus. Iklan produk perawatan, media sosial, hingga industri hiburan tanpa sadar membentuk standar yang sempit tentang bagaimana seharusnya perempuan terlihat. Padahal, riset ilmiah menunjukkan bahwa persepsi cantik tidak hanya ditentukan oleh bentuk tubuh atau warna kulit, melainkan oleh faktor psikologis, biologis, dan sosial yang jauh lebih kompleks.
Konsep cantik dari dalam bukanlah sekadar slogan motivasi. Dalam kajian psikologi kesehatan, ilmu gizi, dan neurobiologi, kondisi mental, emosi, serta kebiasaan hidup memiliki pengaruh nyata terhadap penampilan fisik seseorang. Kulit yang lebih sehat, ekspresi wajah yang lebih rileks, postur tubuh yang lebih tegap, hingga aura percaya diri adalah hasil dari proses internal yang berkelanjutan.
Thread ini akan membahas tentang 4 cara ilmiah untuk menjadi cantik dari dalam, tanpa harus terjebak pada standar “putih” atau “kurus”. Seluruh pembahasan didasarkan pada penelitian ilmiah dan sumber medis yang kredibel.
Quote:
1. Kesehatan Mental Yang Stabil Membentuk Nilai Diri Positif
Dalam psikologi sosial, daya tarik seseorang tidak hanya dinilai dari ciri fisik, tetapi juga dari ekspresi emosi dan cara berinteraksi. Individu dengan kesehatan mental yang baik cenderung memiliki ekspresi wajah yang lebih seimbang, kontak mata yang nyaman, serta bahasa tubuh yang terbuka.
Penelitian yang dipublikasikan dalam
Journal of Personality and Social Psychology menunjukkan bahwa emosi positif berpengaruh langsung terhadap persepsi daya tarik. Orang yang memiliki tingkat stres lebih rendah dan suasana hati stabil sering kali dianggap lebih menarik, meskipun tidak memenuhi standar fisik ideal yang diiklankan media.
Secara biologis, stres kronis meningkatkan kadar hormon kortisol. Kortisol yang tinggi dalam jangka panjang dapat mempercepat penuaan kulit, memicu jerawat, serta mengganggu kualitas tidur. Sebaliknya, individu yang mampu mengelola stres dengan baik menunjukkan kondisi kulit yang lebih sehat dan elastis.
Kesehatan mental juga memengaruhi cara seseorang memandang dirinya sendiri. Konsep
self-compassion atau mengasihi diri sendiri terbukti meningkatkan kepuasan tubuh (
body satisfaction). Ketika seseorang tidak terus-menerus menyalahkan tubuhnya, ia akan lebih rileks dalam bergerak dan berinteraksi, sehingga memancarkan rasa percaya diri yang sering diterjemahkan orang lain sebagai “cantik”.
Dengan kata lain, cantik dari dalam dimulai dari pikiran yang lebih tenang, bukan dari timbangan atau cermin.
2. Pola Makan Seimbang Berpengaruh Langsung Pada Kesehatan Kulit
Kecantikan sering kali dikaitkan dengan produk perawatan mahal, padahal faktor paling mendasar justru berasal dari asupan nutrisi harian. Ilmu gizi modern menegaskan bahwa kondisi kulit, rambut, dan kuku sangat dipengaruhi oleh keseimbangan zat gizi makro dan mikro.
Penelitian dalam
American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayuran yang kaya antioksidan berhubungan dengan warna kulit yang lebih cerah alami (bukan lebih putih, melainkan lebih kemerahan dan merata). Antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, dan flavonoid bisa membantu melawan radikal bebas yang merusak sel kulit.
Selain itu, asupan protein yang cukup berperan dalam pembentukan kolagen dan elastin, dua komponen utama yang menjaga kehalusan dan kekenyalan kulit. Kekurangan protein dapat membuat kulit tampak pucat dan kusam.
Yang sering luput dari perhatian adalah hubungan antara sistem pencernaan manusia dan kinerja otak. Bakteri di usus berperan besar dalam produksi neurotransmiter seperti serotonin. Sekitar 90 persen serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Pola makan yang mendukung kesehatan usus, seperti konsumsi serat dan makanan fermentasi, berkontribusi pada kestabilan emosi.
Energi yang stabil, tidak mudah lelah, dan tidak sering mengalami
mood swing akan tercermin pada ekspresi wajah dan postur tubuh. Cantik dari dalam, dalam konteks ini, adalah hasil dari tubuh yang mendapatkan nutrisi sesuai kebutuhannya, alih-alih dari diet ekstrem yang melelahkan.
3. Tidur Berkualitas Lebih Penting Dari Sekadar Perawatan
Istilah “tidur cantik” bukanlah dongeng belaka. Tidur berkualitas memiliki dasar ilmiah yang kuat dalam kaitannya dengan penampilan fisik dan kesehatan mental.
Selama tidur, tubuh memasuki fase perbaikan sel. Hormon pertumbuhan dilepaskan untuk memperbaiki jaringan kulit, otot, dan organ lainnya. Penelitian dalam
Clinical and Experimental Dermatology menunjukkan bahwa kurang tidur berkaitan dengan peningkatan tanda penuaan dini, seperti garis halus dan warna kulit tidak merata.
Selain itu, kurang tidur juga mempengaruhi regulasi emosi. Individu yang kurang tidur cenderung lebih mudah tersinggung dan sulit berkonsentrasi. Ekspresi wajah yang tegang dan tatapan mata yang lelah sering kali dinilai kurang menarik secara sosial.
Menariknya, penelitian dari
Sleep Health Journal menemukan bahwa orang yang cukup tidur dinilai lebih menarik, lebih sehat, dan lebih percaya diri oleh pengamat independen. Penilaian ini muncul tanpa pengamat mengetahui kebiasaan tidur subjek penelitian.
Dengan mempertahankan jadwal tidur yang konsisten dan kualitas tidur yang baik, seseorang tidak hanya menjaga kesehatan, tetapi juga memancarkan kesan segar dan tenang yang sering diasosiasikan dengan kecantikan alami.
4. Makna Hidup Dan Keinginan Kuat Untuk Mencapai Tujuan Membentuk Kecantikan Yang Tahan Lama
Aspek yang sering diabaikan dalam diskusi kecantikan adalah dimensi eksistensial, yaitu keinginan untuk mencapai makna dan tujuan hidup. Psikologi positif menyebut konsep ini sebagai
eudaimonic well-being, yaitu kebahagiaan yang berasal dari perasaan hidup yang bermakna, bukan sekadar kesenangan sesaat.
Penelitian dalam
Journal of Happiness Studies menunjukkan bahwa orang-orang dengan tingkat makna hidup yang tinggi cenderung memiliki kesehatan mental lebih baik dan tingkat stres lebih rendah. Mereka juga lebih tangguh dalam menghadapi tekanan sosial, termasuk tekanan standar kecantikan.
Orang yang merasa hidupnya bermakna biasanya memiliki cara berbicara yang lebih tenang, pandangan yang lebih fokus, serta gestur yang penuh keyakinan. Daya tarik semacam ini tidak cepat pudar oleh usia atau perubahan fisik.
Dalam konteks sosial, kehadiran seseorang yang memiliki tujuan hidup sering dirasakan cerdas dan menginspirasi. Ini adalah bentuk kecantikan sejati yang tidak bisa dibeli, abadi, dan tidak bisa diukur dengan angka.
Quote:
Penutup
Standar kecantikan yang menuntut perempuan untuk selalu putih dan kurus adalah aturan sosial yang terus berubah. Ilmu pengetahuan justru menunjukkan bahwa kecantikan yang paling konsisten dan tahan lama berasal dari kondisi di dalam tubuh, mulai dari pikiran yang sehat, tubuh yang ternutrisi, tidur yang cukup, serta hidup yang lebih bermakna.
Cantik dari dalam bukan berarti mengabaikan penampilan, melainkan memahami bahwa penampilan adalah hasil dari proses internal yang kompleks. Ketika tubuh dan pikiran dirawat dengan seimbang, kecantikan akan muncul secara alami, tanpa perlu memaksakan diri pada standar yang sempit.
Quote:
SUMBER
Cash, T. F., & Smolak, L. (2011).
Body image: A handbook of science, practice, and prevention. New York: Guilford Press.
Chung, V., et al. (2016). Sleep and the skin: A review of sleep deprivation effects on skin aging.
Clinical and Experimental Dermatology,
41(8), 863–870.
Fredrickson, B. L. (2001). The role of positive emotions in positive psychology.
American Psychologist,
56(3), 218–226.
Huang, Y. C., et al. (2020). Fruit and vegetable intake and skin color.
American Journal of Clinical Nutrition,
111(6), 1220–1227.
Ryff, C. D., & Singer, B. (2008). Know thyself and become what you are.
Journal of Happiness Studies,
9(1), 13–39.
Walker, M. P. (2017).
Why we sleep: Unlocking the power of sleep and dreams. New York: Scribner.
@itkgid @riodgarp @ivanind