- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gak Cuma Pemain, Manager Tim Juga Bisa Ikut Ketagihan Kompetisi
TS
kaskus.infoforum
Gak Cuma Pemain, Manager Tim Juga Bisa Ikut Ketagihan Kompetisi

Campus League Futsal 2025 memang sudah berakhir. Namun cerita unik yang ditinggalkan juga gak habis-habis seru di bahas. Salah satu cerita unik ini datang dari Manager Tim UPI Bandung Putra, Nuzulfa Maisya Hasna. Bagi Mahasiswi UPI Bandung Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga itu, kompetisi ini justru terasa seperti awal dari candu yang menyenangkan buatnya.
Walaupun ia gak turun langsung ke lapangan tapi adrenalin dan euforianya tetap dirasakan. Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu mengaku juga ikut larut dalam atmosfer Campus League sebagai manajer tim futsal putra UPI dan ia pun ingin ikut lagi musim depan.
Nuzulfa terlibat penuh di kompetisi ini sejak fase pendaftaran hingga babak akhir. Meski hanya dari balik meja administrasi, ia merasakan sendiri bagaimana Campus League memberi pengalaman berbeda dibanding turnamen kampus lain yang pernah ia ikuti, karena komptisi ini bukan sekadar soal pertandingan, tetapi juga tentang sistem yang rapi dan alur kerja yang jelas.
“Menurut aku Campus League tertata rapi banget. Jadi gampang ngurus administrasi tim,” ujarnya. Kalimat itu terdengar sederhana, tapi bagi seorang manajer tim, kemudahan seperti dalam aspek administrasi seperti ini bukan hal sepele. Di banyak kompetisi lain, urusan administrasi sering menjadi sumber stres, disebabkan oleh koordinasi yang berbelit, perubahan mendadak, hingga komunikasi yang tersendat. Di Campus League, ia justru merasakan kebalikannya.

Ia mengakui jadwal pertandingan cukup padat dan waktu pemulihan pemain terasa terbatas. Namun hal itu tidak mengurangi kesan positif yang ditinggalkan. Justru dari situ, ia melihat grafik tim putra UPI meningkat dari laga ke laga hingga akhirnya mampu mengamankan posisi ketiga, yang mana hal ini merupakan sebuah pencapaian yang menambah kepercayaan diri seluruh tim.
Kekaguman Nuzulfa paling besar tertuju pada detail penyelenggaraan, mulai dari proses pendaftaran, teknis pertandingan, hingga fase akhir kompetisi, semuanya terasa terkontrol dan konsisten.
“Saya senang banget ngelihatnya. Tegas dari segi detail-detailnya. Dari pendaftaran sampai perebutan juara tiga semuanya tertata,” katanya. Sebagai manajer yang kerap mengurus banyak hal sendirian, ia merasa pekerjaannya jadi jauh lebih efisien. Komunikasi dengan panitia bisa berjalan lancar, tanpa ada drama tak penting, yang biasanya menguras energi.
Di luar urusan teknis, atmosfer Campus League juga menjadi pengalaman tersendiri. Nuzulfa melihat kompetisi ini hidup, bukan hanya di dalam lapangan, tetapi juga di sekitarnya. Aktivitas yang beragam membuat Campus League terasa seperti festival olahraga kampus, bukan sekadar rangkaian pertandingan belaka. “Banyak banget aktivitasnya. Jadi bukan cuma datang, main, terus pulang.”
Mahasiswa, suporter, hingga official bisa menikmati suasana dengan caranya masing-masing, mulai dari menonton pertandingan, berkumpul, atau sekadar merasakan euforia kompetisi kampus berskala nasional ini.
Semua pengalaman itu membuat Nuzulfa tak ragu bicara soal masa depan. Ia memastikan UPI Bandung akan kembali ambil bagian di season berikutnya. Bahkan, ambisinya sudah jauh melampaui sekadar partisipasi.
“Pasti ikut lagi sih. Kayaknya saya ketagihan. Tahun depan target kami juara,” ucapnya sambil tersenyum.
Pernyataan itu seolah merangkum esensi Campus League musim nol, yang bukan hanya tentang trofi atau klasemen, tetapi tentang pengalaman yang membuat orang ingin kembali. Campus League ini juga menjadi kompetisi yang mampu memberi ruang tumbuh, baik bagi pemain maupun orang-orang di balik layar.
dwindityunia500 memberi reputasi
-1
33
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan