Beliau adalah Abi Kusno Nachran, jurnalis tak kenal takut dari Kalimantan yang mengungkap illegal logging, menghadapi ancaman, dan akhirnya meninggal secara misterius.

Abi Kusno Nachran adalah sosok penting dalam sejarah perjuangan lingkungan di Kalimantan. Meski namanya kurang dikenal generasi muda, ia dihormati masyarakat Kalimantan Tengah dan aktivis lingkungan karena keberaniannya mengungkap praktik illegal logging yang merusak hutan.

Ia memulai karier sebagai jurnalis yang fokus mengejar kebenaran. Lewat laporan investigatifnya, Abi sering menjadi ancaman bagi para pelaku kejahatan lingkungan, mulai dari pengusaha hingga pejabat yang terlibat dalam penebangan liar. Ancaman dan intimidasi bukan hal baru dalam perjalanan hidupnya.

Pengungkapan Besar dan Serangan Brutal
Menurut informasi dari kanal Ruang Tengah, salah satu aksi terbesar Abi Kusno Nachran adalah menggagalkan tiga kapal berbendera Tiongkok yang hendak membawa kayu ilegal dari Taman Nasional Tanjung Putih. Namun keberanian itu dibalas dengan kekerasan.

Pada 28 November 2001, Abi diserang secara brutal oleh sekelompok orang tak dikenal. Ia mengalami 17 luka bacokan, empat jarinya putus, dan menjalani operasi besar dengan 350 jahitan. Meski nyawanya nyaris hilang, ia tetap tegar dan berani mengungkap nama pejabat yang diduga terlibat.

Masuk Dunia Politik dan Ancaman yang Terus Menghantui
Pada 2004, Abi Kusno Nachran terpilih sebagai anggota DPD Kalimantan Tengah. Meski telah menjabat, ancaman terhadap dirinya tidak berhenti. Pada 4 Juli 2006, saat mengunjungi lokasi penimbunan kayu liar di Muara Bulan, ia menerima kotak berisi kain kafan, gambar mayat, dan pesan intimidatif bertuliskan “Jangan bunuh mata pencaharian kami”.

Akhir Tragis Sang Pejuang Lingkungan
Kegigihan Abi berakhir tragis. Pada 24 Juli 2006, ia meninggal dalam kecelakaan mobil di tol Cirebon. Banyak pihak menduga kejadian tersebut bukan kecelakaan biasa, melainkan cara membungkam perjuangannya melawan mafia kayu.

Hingga kini, Abi Kusno Nachran dikenang sebagai jurnalis pemberani yang mengorbankan hidup demi kebenaran. Kisahnya menjadi pengingat bahwa perjuangan melawan kejahatan lingkungan memiliki risiko besar, namun sangat penting untuk masa depan bumi.


https://timesindonesia.co.id/sosok/5...-di-kalimantan