500 Ton Bantuan Korban Banjir Aceh dari Malaysia Tertahan, Menunggu Penetapan Status Bencana Nasional




Sebanyak 500 ton bantuan logistik dari komunitas Aceh di Malaysia hingga kini belum bisa dikirim ke Aceh.

Bantuan yang siap diberangkatkan melalui kapal laut swasta dari Port Klang menuju Krueng Geukeuh tertahan karena Pemerintah Indonesia belum menetapkan Status Bencana Nasional untuk banjir yang melanda Aceh.

Informasi ini disampaikan setelah Persatuan Masyarakat Aceh di Malaysia (PERMEBAM) mengadakan pertemuan resmi dengan perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia.

Pertemuan dihadiri Presiden PERMEBAM, Datuk Mansyur Usman, bersama Bang Azhar dan Billy, yang bertemu dengan Wakil Duta Besar Indonesia, Danang Waskito, serta perwakilan KBRI, Taufik.

Menurut Datuk Mansyur, kendala utama pengiriman adalah aturan antarnegara yang mewajibkan penetapan Status Bencana Nasional sebelum bantuan dari luar negeri dapat masuk langsung.

Tanpa status tersebut, proses perizinan menjadi rumit sehingga pengiriman tidak dapat segera dilakukan.

Meski begitu, PERMEBAM masih berharap izin cepat diberikan. Datuk Mansyur menyebut pihaknya menunggu keputusan pemerintah pusat dan berharap Presiden Prabowo Subianto memberi kelonggaran saat bertemu Gubernur Aceh.

Untuk mempercepat proses, PERMEBAM juga telah mengirim surat resmi kepada Presiden agar masyarakat Aceh di Malaysia, termasuk pedagang, konglomerat, dan lembaga kemanusiaan, bisa menyalurkan bantuan.

PERMEBAM mengimbau masyarakat bersabar dan berdoa agar status bencana di Aceh dapat ditingkatkan menjadi Bencana Nasional, sehingga bantuan dari luar negeri, termasuk 500 ton logistik dari Malaysia, dapat segera masuk dan didistribusikan kepada warga terdampak banjir.(Hny)


https://indopolitika.com/500-ton-ban...cana-nasional/