Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Bintang Kejora Gagal Berkibar di Monumen Mandala Makassar

Bintang Kejora Gagal Berkibar di Monumen Mandala Makassar
FOTO: Sejumlah ormas cinta NKRI saat menduduki monumen Mandala, dari kelompok organisasi pro Papua Merdeka di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/12/2025)
LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Sejumlah organisasi masyarakat (ormas) peduli dan cinta NKRI turun menghalau Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Aliansi Mahasiswa Papua atau AMP. pro papua merdeka di kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/12/2025).

Dilansir dari Wikipedia Komite Nasional Papua Barat adalah organisasi separatis rakyat Papua dan sebuah kelompok masyarakat Papua yang berkampanye untuk kemerdekaan Negara Papua Barat.

Dua organisasi tersebut kerap melakukan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia untuk menyatakan diri lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di setiap tanggal 1 Desember kelompok ini selalu menggelar aksi yang mereka sebut sebagai hari kemerdekaan bangsa Papua.

KNPB dan AMP berencana akan menuju ke monumen Mandala untuk mengibarkan bendera bintang kejora di Jl. Jenderal Sudirman, Kota Makassar. Namun kelompok ini dihadang Brigade Muslim Indonesia (BMI), Laskar Merah Putih (LMP), Gerakan Masyarakat Bawa Indonesia (GMBI), Komando Paku Terbang, Laskar Borisallo, Daeng Guard dan Laskar 76, Laskar Monumen Mandala dan ormas cinta NKRI lainnya.

“Hari ini turun aksi kurang lebih 220 orang dari berbagai Ormas yang cinta NKRI. Mereka turun dengan sukarela membela merah putih,” ujar Muhammad Zulkifli saat dihubungi awak media Senin sore (1/12).

“Dari 220 anggota perwakilan Ormas kami terbagi 2. Ada yang standby di monumen Mandala, Kalau tidak salah ada 30 orang dari berbagai ormas duduki tugu perebutan Irian Barat itu,” Zulkifli.

“Sejak pukul 8 pagi kami sudah standby di dua titik. Itu tadi ada yang di monumen Mandala dan kekuatan yang tersisa (lebih besar) ada di jalan Lanto Daeng Pasewang,” katanya.

“Dari kegiatan hari ini (Senin) aparat keamanan berhasil menghadang kelompok pendukung separatis papua merdeka,” tutur Ketua BMI ini.

Dirinya menyampaikan terimakasih kepada ormas yang telah peduli terhadap NKRI dan Merah putih. Zulkifli juga berharap kedepannya ormas pemuda nasionalis dapat ikut bergabung mempertahankan Papua dalam bingkai NKRI.

“Terimakasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada pimpinan ormas yang telah mengutus kadernya untuk bergabung membela merah putih tanpa pamrih,” beber Zulkifli

“Tentu kedepannya ormas dan organisasi kepemudaan dapat ikut bergabung membela merah putih yang kita cintai, Agar bangsa ini tetap bertahan hingga langit runtuh,” pungkas dia.

“Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada pimpinan Polri dan TNI yang setia menjaga merah putih yang berhasil menghadang kelompok pro separatis OPM di Makassar,” ucapnya.

Dirinya pun meluruskan pendapat segelintir orang yang menyebutkan aksi kelompok separatis adalah tugas aparat TNI/Polri.

“TNI maupun Polri memang punya tugas dan kewajiban menjaga dan mempertahankan NKRI. Ingat… Tugas kita sebagai generasi penerus punya kewajiban membela tanah air kita dari segala rongrongan yang ingin memecah belah bangsa ini,” ucap Zulkifli.

“Kemudian, Tidak hanya kelompok pendukung separatis OPM di Makassar, Kelompok yang mengatasnamakan agama lalu kemudian berkeinginan negara ini berpaham ideologi lain di luar Pancasila tentu kami akan lawan itu,” kunci Zulkifli. (LN)
https://legion-news.com/bintang-kejo...dala-makassar/



Bintang Kejora Berkibar dalam Doa Bersama di Fakfak
Fakfak Membara 1 Desember 2025 1 min read
FAKFAK, detikpapua.com – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Daerah Fakfak menggelar doa bersama untuk memperingati Hari Kemerdekaan Papua 1 Desember 1961, yang tahun ini memasuki usia ke-64. Kegiatan berlangsung sederhana di salah satu ruangan sekretariat wilayah dan dihadiri para anggota serta simpatisan.

Dalam rangkaian kegiatan, peserta doa bersama membentangkan bendera Bintang Kejora sebagai simbol sejarah dan identitas perjuangan rakyat Papua. Acara diawali dengan doa pembuka, kemudian dilanjutkan dengan refleksi mengenai perjalanan politik Papua sejak 1961 hingga situasi terkini.

Perwakilan KNPB Fakfak menyampaikan bahwa momen 1 Desember bukan sekadar peringatan seremonial, tetapi bagian dari upaya menjaga ingatan kolektif generasi muda Papua. Mereka menekankan komitmen untuk terus menjalankan kegiatan secara damai, religius, dan bermartabat.

Seorang anggota KNPB dari Kota Jayapura, ketika dihubungi redaksi media ini, membenarkan pelaksanaan doa bersama tersebut.

“Benar, teman-teman di Fakfak memilih melaksanakan doa bersama. Kalau di daerah lain ada aksi, mereka di Fakfak melakukan kegiatan dengan cara berdoa,” ujar sumber tersebut.

Ia menambahkan bahwa kegiatan digelar secara lintas agama, selaras dengan falsafah hidup masyarakat Fakfak, Satu Tungku Tiga Batu.

“Di Fakfak, mereka doa bersama dari beberapa agama. Mereka duduk bersama untuk Tanah Papua ini, untuk tanah kita, West Papua,” katanya.

Senada dengan itu, Wilson, anggota KNPB yang berada di Cebura, juga membenarkan informasi tersebut.

“Benar, teman-teman KNPB di Fakfak melaksanakan doa bersama,” ujarnya saat dihubungi dari Jayapura.

Kegiatan ini disebut menjadi ruang berkumpulnya masyarakat yang ingin mendoakan keselamatan, keadilan, dan masa depan Tanah Papua. Acara ditutup dengan doa bersama serta pesan persatuan dari para peserta.
https://www.detikpapua.com/bintang-k...ama-di-fakfak/







KNPB peringati manifesto politik kemerdekaan Papua dengan berbagai kegiatan
Bintang Kejora Gagal Berkibar di Monumen Mandala Makassar
December 1, 2025 in Polhukam Reading Time: 3 mins read
0
Penulis: Aida Ulim - Editor: Arjuna Pademme
KNPB
KNPB Saat memperingati Manifesto politik kemerdekaan west Papua 1 Desember 1961-202, di Kantor Pusat KNPB, Kota Jayapura, Papua Senin (01/12/2025).-Jubi/Aida Ulim


Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat atau KNPB memperingati manifesto politik kemerdekaan West Papua ke-64 pada 1 Desember 1961 hingga 1 Desember 2025, dengan merefleksikan apa yang telah KNPB lakukan dan apa yang akan dibuat kedepannya.
Juru Bicara Komite Nasional Papua Barat atau KNPB Ogram Wanimbo, mengatakan pada peringatan manifesto politik Kemerdekaan West Papua tersebut, KNPB membuat serangkaian acara seperti pameran, pentas musik, diskusi, talkshow sejarah dan masa depan bangsa Papua, dengan diawali ibadah.

“Kami di sini merefleksikan apa yang kami sudah lakukan, dan besok kami akan buat apa, itu yang kita merefleksikan,” kata Ogram Wanimbo, Senin (1/12/2025).

Ia mengatakan, dalam perjuangan tidak ada yang lebih tinggi, dan tidak ada yang lebih rendah, semua berjuang sama-sama.

“Semua pejuang sedang pikul nyawa rakyat bangsa Papua. Selamat Memperingati Hari Manifesto Politik Bangsa Papua,” ucapnya

Dalam selebarannya, KNPB meringkaskan bahwa peringatan 64 tahun manifesto politik kemerdekaan bangsa Papua terhitung sejak 1 Desember 1961, ketika bangsa Papua Barat pertama kali mengibarkan Bendera Bintang Kejora dan menyatakan diri sebagai bangsa yang memiliki hak menentukan nasib sendiri.

Manifesto ini menyebut bahwa sejak 1944 hingga 1961, Papua Barat telah membangun struktur pemerintahan, pendidikan, dan lembaga publiknya sendiri.

Dalam refleksi tersebut disebutkan proses dekolonisasi Papua Barat sebenarnya belum pernah diselesaikan secara sah oleh PBB. Namun pada 1963 hingga 1969 Indonesia dianggap melakukan invasi dan operasi militer, yang menurut naskah bertentangan dengan prinsip-prinsip HAM dan resolusi dekolonisasi PBB.

Sejak itu orang Papua hidup dalam situasi kolonial berisi kekerasan, pembatasan ruang demokrasi, perampasan sumber daya alam, dan terancamnya budaya serta bahasa.

Dalam dokumen tersebut menyerukan agar solusi dikembalikan pada hukum internasional, yaitu mengakui Papua Barat sebagai Non-Self-Governing Territory yang belum selesai proses dekolonisasi nya.

Karena itu, perjuangan diarahkan untuk mengaktifkan kembali mekanisme dekolonisasi PBB melalui Komite 24 dan Majelis Umum. Naskah tersebut juga menekankan pentingnya persatuan internal Papua melalui gerakan akar rumput, pemuda, gereja, adat, dan diplomasi rakyat.

Akhirnya, 1 Desember digambarkan bukan sekadar peringatan, tetapi janji kemerdekaan yang belum ditebus dan komitmen generasi Papua untuk melanjutkan perjuangan sampai menang, dengan tekad “Tidak lari, tidak mundur, bertahan, dan berjuang sampai menang.”

Ketua KNPB Pusat, Agus Kossay mengatakan 1 Desember 1961 merupakan pengakuan kolonial Belanda kepada orang asli Papua sebagai satu bangsa berdiri sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa Papua telah mendapatkan ruang untuk mempersiapkan diri sebagai yang berdiri sendiri.

“Nah, sehingga orang Papua hari ini merasa bahwa hak kemerdekaan itu dirampas oleh kolonial Indonesia dengan pendudukan ilegal,” kata Kossay.

Menurutnya, kini orang Papua dikorbankan demi kepentingan ekonomi, politik dunia termasuk Amerika, PBB, Belanda, dan Indonesia, sehingga setiap 1 Desember diperingati sebagai hari proklamasi Kemerdekaan Republik Papua Barat.

“Kita merefleksikan dalam bentuk kegiatan begini, ada seni lukis, seni tari, pembacaan puisi. Jadi hari ini tidak ada lagi pemimpin-pemimpin yang bicara sendiri tapi rakyat sendiri yang mengekspresikan apa yang mereka lihat dan rasakan selama 64 tahu bersama Indonesia di Papua,” ujarnya.

Ia juga juga menyampaikan pesan kepada orang Papua untuk terus berjuang penentuan nasib sendiri. Berjuang melawan ketidakadilan, karena dampak dari kepentingan ekonomi politik orang Papua terus dikorbankan.

“Pesan berikutnya kepada Belanda harus bertanggung jawab secara moral dan maupun politik terhadap nasib orang Papua hari ini. Dia buat masalah jadi harus bertanggung jawab juga dengan perjuangan dari bangsa ini,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua I Badan Pengurus Pusat KNPB, Warpo Sampari Wetipo mengatakan, KNPB sebagai media rakyat Bangsa Papua terus memediasi keinginan luhur rakyat Papua untuk merebut kembali kemerdekaan itu.

Katanya, Papua harus keluar dan bebas dari penindasan, keluar dari kolonialisme global dan juga imperialisme karena itu suatu kewajiban yang harus dilakukan.

“Saya sampaikan kepada kepada kita semua, kepada rakyat Papua dimanapun bahwa kami tidak lari, kami ada disini untuk merebut hak kedaulatan politik bangsa Papua,” ucap Wetipo.

Ia juga mengajak seluruh rakyat Papua baik itu petani, pedagang, nelayan, guru untuk tetap menjaga kesadaran kolektif dalam memperjuangkan identitas dan martabat Bangsa Papua. Bersama berjuang dan bersatu membangun emosional untuk merebut kembali hak kemerdekaan itu.

“Berdiri di atas fondasi dan diatas tanah sendiri, serta melihat realitas penindasan, melihat diri sesama, melihat alam sekitar dan kita bersatu kemudian kita lawan,”katanya. (*)
https://jubi.id/polhukam/2025/knpb-p...agai-kegiatan/

gerakan pengibaran bintang kejora


0
115
4
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan