Semifinal Campus League Futsal Regional Jakarta 2025 di FIKK UNJ, Minggu 30 Oktober 2025 kemarin, menghadirkan satu kejutan besar yang tak terprediksi yakni seluruh wakil Bandung mampu melaju ke final. Hari itu, atmosfer Rawamangun berubah menjadi panggung milik Bumi Parahyangan. Total empat tiket final, baik di sektor putra maupun putri, berhasil disapu bersih oleh UPI Bandung, UIN Sunan Gunung Djati (UINSGD), dan STKIP Pasundan Cimahi. Jakarta pun, untuk pertama kalinya, kehilangan seluruh wakilnya sebelum partai puncak.

Gelombang kemenangan pertama datang dari semifinal putri. UPI Bandung tampil klinis dan percaya diri, dengan Nizrina Fauziah Permana yang jadi motor serangan mampu memecah kebuntuan lewat dua gol krusial. UBL Jakarta dibuat tak berkutik, dan skor 2-0 sudah cukup untuk mengantar UPI menapaki final dengan ritme tenang dan terukur, sama seperti yang mereka tunjukkan sejak hari pertama.

Namun, kejutan terbesar muncul tak lama setelahnya. Di semifinal putra, UINSGD Bandung yang sejak fase grup nyaris tak pernah masuk radar tim yang patut diwaspadai, justru tampil dengan determinasi mendidih, mereka mampu menggulung Universitas Kristen Indonesia (UKI) dengan skor 2-1, torehan sebuah kemenangan yang bukan hanya menyingkirkan UKI, tetapi juga menandai berakhirnya seluruh perjalanan tim-tim kampus wakil Jakarta di kategori putra. Sorakan pendukung Bandung bergema, sementara Jakarta harus menelan kenyataan pahit bahwa tak ada satu pun wakilnya tersisa di partai puncak.

Momen itu seperti menyalakan sumbu bagi STKIP Pasundan Cimahi. Dalam dua laga penutup semifinal, mereka tampil seolah memiliki aura juara. Tim putri mereka menyingkirkan tuan rumah UNJ dengan kemenangan dramatis 2-1, kemenangan yang membungkam dominasi UNJ yang sejak awal kompetisi tampak superior. Tak berhenti di situ, tim putra STKIP menuntaskan semifinal dengan cara yang sama, yakni lewat kemenangan 2-1 atas UPI Bandung dan memastikan duel sesama klub Bandung di final.

Hasil ini menjadikan semifinal hari itu sebagai cerita pengulangan prestasi yang sebelumnya dicatat UNY di Regional Yogyakarta. Jika UNY mengirimkan dua timnya ke final di kota pelajar, maka di ibukota giliran STKIP Pasundan Cimahi yang melakukan hal serupa, yang mampu menembus final putra dan putri sekaligus. Namun berbeda dengan di Yogyakarta, kali ini skenarionya lebih ekstrem. Tak ada satu pun tim Jakarta yang tersisa. Final Regional Jakarta akan sepenuhnya menjadi derbi Bumi Parahyangan.

Pada akhirnya, semifinal hari ini bukan sekadar deretan skor. Ia jadi penanda betapa kuatnya fondasi pembinaan futsal di Jawa Barat, betapa gilanya persaingan menuju final, dan Campus League sebagai suatu kompetisi selalu punya cara mengejutkan dengan cerita yang tak bisa ditebak. Final nanti akan menjadi panggung besar pertarungan Bandung vs Bandung dan publik hanya perlu duduk, menanti, dan menikmati salah satu final paling menarik yang pernah terjadi di Regional Jakarta.