- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal Lebih Jauh Tentang Apa Itu Penglihatan Tetrakromasi
TS
aurora..
Mengenal Lebih Jauh Tentang Apa Itu Penglihatan Tetrakromasi
Hai semuanya, Shalom Aleichem!
Selamat malam kalian semuanya!

Pada kesempatan yang sangat berharga ini, gue, Mbak Rora, akan membahas tentang sebuah fenomena saraf yang unik, yaitu tetrakromasi
.Agan dan Sista sekalian, pernahkah Agan atau Sista mendengar istilah tetrakromasi (kemampuan mata untuk bisa melihat cahaya di ranah inframerah atau ultraungu, bahkan bisa melihat hantu atau malaikat yang tidak kasat mata)? Mungkin, tidak banyak dari kalian yang terbiasa, tetapi ini adalah fenomena biologis yang sungguh menarik, di mana beberapa orang diduga mampu melihat warna dengan spektrum yang jauh lebih banyak dibandingkan orang normal.
Dalam thread ini, Agan dan Sista akan mengeksplorasi apa itu tetrakromasi, bagaimana teori dan mekanismenya bekerja, serta kontroversi dan temuan ilmiahnya.
Semoga setelah membaca thread ini, Agan dan Sista bisa lebih menghargai betapa kompleks dan luar biasanya sistem saraf manusia.
Quote:
Apa Itu Tetrakromasi?
Tetrakromasi adalah kondisi medis unik di mana seseorang memiliki empat jenis sel kerucut di retina mata yang peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda. Sebagian besar manusia normal adalah trikromasi, yang artinya mereka hanya memiliki tiga jenis sel kerucut, yaitu sel kerucut biru (peka terhadap warna biru yang punya panjang gelombang paling pendek), sel kerucut hijau (peka terhadap warna hijau yang punya panjang gelombang menengah), dan sel kerucut merah (peka terhadap warna merah yang punya panjang gelombang paling panjang).
Namun, pada tetrakromasi, terdapat tambahan jenis sel kerucut keempat (misalnya ultraungu atau inframerah), yang memungkinkan potensi persepsi warna yang jauh lebih kaya dibandingkan manusia dengan penglihatan trikromasi normal.
Quote:
Bagaimana Tetrakromasi Terjadi: Dasar Genetik dan Fisiologis
1. Dasar Genetik
Salah satu faktor utama yang memungkinkan tetrakromasi pada manusia berasal dari rasio kromosom X. Gen untuk opsin (protein visual) tipe warna merah dan warna hijau (maksudnya protein itu peka terhadap warna merah dan hijau) berada di kromosom X. Wanita memiliki dua kromosom X, sehingga wanita bisa membawa varian genetik yang memungkinkan ekspresi dua versi opsin merah atau hijau yang sedikit berbeda.
Ada penelitian yang memperkirakan bahwa sekitar 12 persen wanita mungkin memiliki gen untuk jenis sel kerucut keempat (mungkin inframerah atau ultraungu), tetapi tidak semuanya berefek sebagai tetrakromasi fungsional.
2. Dasar Fisiologi Proses Penglihatan
Memiliki 4 jenis sel kerucut saja belum cukup. Agar seseorang benar-benar menyandang julukan tetrakromasi fungsional, otak dan sistem visual harus bisa memanfaatkan sinyal keempat sel kerucut tersebut secara independen. Ada penelitian yang membedakan antara tetrakromasi lemah, di mana meskipun terdapat 4 jenis sel kerucut, tetapi sinyalnya tidak diproses secara penuh menjadi dimensi warna keempat, dan tetrakromasi kuat, di mana seseorang benar-benar membutuhkan 4 variabel independen untuk mencocokkan warna dalam eksperimen.
Buku “Human Color Vision and Tetrachromacy” yang diterbitkan oleh Cambridge University Press juga menjelaskan bagaimana variasi genetik pada protein opsin bisa menimbulkan perbedaan persepsi warna, dan bahwa sistem saraf (otak) harus fleksibel, supaya bisa mengintegrasikan sinyal tambahan dari sel kerucut keempat.
Quote:
Seberapa Umum Tetrakromasi?
Meskipun potensi genetik tetrakromasi cukup tinggi (terutama di kalangan wanita), bukti bahwa banyak orang benar-benar melihat lebih banyak warna secara subyektif masih terbatas. Artikel ulasan di jurnal Current Opinion in Behavioral Sciences menyebutkan, bahwa meskipun banyak orang tertarik dengan kekuatan super ini, studi empiris yang kuat masih sedikit.
Sebuah penelitian teoretis terbaru bahkan mengusulkan bahwa banyak orang dengan potensi tetrakromasi tersembunyi karena lingkungan obyek penglihatan kita (seperti layar monitor, lampu, barang sehari-hari) sangat didesain untuk penglihatan trikromasi, sehingga warna-warna yang tidak kasat mata jarang terlihat dalam kehidupan nyata.
Quote:
Bagaimana Kita Mengetahui Tetrakromasi Pada Seseorang?
Mengetes penglihatan tetrakromasi bukanlah perkara yang mudah. Bahkan, menurut Cleveland Clinic, tidak ada tes online sah yang bisa dengan absah mengidentifikasi tetrakromasi, karena keterbatasan perangkat seperti layar ponsel yang hanya menggunakan tiga saluran warna (RGB).
Beberapa metode ilmiah yang dapat digunakan, antara lain:
1. Tes molekuler dan genetik
Pengujian DNA dapat dilakukan untuk melihat varian opsin yang bisa menunjukkan keberadaan sel kerucut keempat.
2. Tes persepsi warna eksperimental
Peneliti merancang tes warna yang sangat sensitif (misalnya, pengurutan nuansa dan gradasi warna yang sangat halus), untuk mendeteksi pembedaan warna tambahan yang mungkin berasal dari sel kerucut warna keempat.
3. Desain alat dan warna khusus
Dalam makalah oleh kelompok peneliti Jessica Lee et al. (2024), para peneliti itu bahkan mengembangkan teori warna berdimensi 4 dan menciptakan tinta serta mesin cetak khusus (printer tetrachromatic) untuk mengeksplorasi bagaimana warna keempat dapat diwujudkan dan diuji.
Meskipun demikan, membuktikan bahwa seseorang benar-benar menggunakan sinyal dari 4 sel kerucut berbeda secara sadar dan konsisten dalam persepsi warna sehari-hari, dan itu masih menjadi tantangan penelitian besar.
Quote:
Manfaat dan Keuntungan Tetrakromasi
Lalu, apa keuntungannya menjadi orang penyandang tetrakromasi? Beberapa hipotesis manfaatnya, antara lain:
1. Pembedaan warna yang lebih baik
Secara teori, seseorang dengan tetrakromasi bisa membedakan warna dalam beberapa benda yang tampak berwarna sama menurut mata orang normal.
2. Pengalaman estetika warna yang lebih kaya
Dengan dimensi warna yang lebih banyak, dunia warna seseorng bisa terasa lebih hidup. Penelitian teori warna oleh Lee dkk. mendeskripsikan ruang warna 4 dimensi, termasuk bola gradasi warna tetrakromatis, yang lebih kompleks daripada roda warna trikromatis biasa.
3. Penerapan dalam teknologi
Penelitian tentang tinta dan mesin cetak tetrakromatis bisa membuka jalan bagi dunia pencetakan warna yang lebih kaya, misalnya di bidang seni, desain, dan visualisasi ilmiah.
Namun, perlu diingat, bahwa tidak semua orang dengan gen tetrakromasi akan merasakan penglihatan super dengan cara yang “heboh”, sebagian orang yang tetrakromatis mungkin hanya memiliki peningkatan secara halus, atau bahkan tidak menyadari perbedaannya.
Quote:
Kontroversi dan Tantangan
Fenomena tetrakromasi juga penuh dengan kontroversi dan kesalahpahaman, antara lain:
1. Tes online sebenarnya tidak bisa diandalkan
Banyak tes online yang mengklaim bisa mengukur kemampuan tetrakromasi, tetapi para ahli menyatakan bahwa sebagian besar tes tidak absah, karena layar ponsel atau komputer umumnya hanya menampilkan warna dalam ruang tiga warna (merah, hijau, dan biru), dan tidak cukup mampu menstimulasi spektrum warna keempat.
2. Keterbatasan pemrosesan otak
Walaupun seseorang dengan tetrakromasi memiliki 4 jenis sel kerucut, tidak secara otomatis berarti otak dapat secara mandiri memproses semua sinyal. Apabila sistem saraf penglihatan tidak mengatur sinyal-sinyal tersebut ke jalur warna keempat, manfaat tetrakromasi akan sangat terbatas.
3. Tetrakromasi fungsional yang sangat langka
Hingga kini, sangat sedikit orang yang melalui percobaan ilmiah telah terbukti menyandang tetrakromasi fungsional (bukan hanya genetik). Hal ini menunjukkan bahwa potensi genetik tetrakromasi tidak selalu terwujud dalam persepsi warna nyata yang dapat diukur.
4. Dunia ini lebih banyak didesain untuk orang-orang normal tanpa tetrakromasi
Banyak aspek dunia modern, mulai dari layar ponsel hingga warna cat, dirancang berdasarkan persepsi warna orang normal yang trikromatis. Ini bisa membuat warna-warna khusus orang tetrakromatis sulit muncul di kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempersulit identifikasi dan pemanfaatan potensi warna tambahan.
Quote:
Studi Terbaru dan Perkembangan Penelitian
Salah satu perkembangan yang paling menarik datang dari kelompok peneliti Jessica Lee et al (2024) di UC Berkeley, yang menerbitkan makalah “Theory of Human Tetrachromatic Color Experience and Printing” di konferensi SIGGRAPH (ACM Transactions on Graphics). Mereka mengembangkan kerangka teoretis untuk ruang warna 4 dimensi (warna yang dipersepsikan oleh mata manusia), merancang komponen tinta pencetak dengan 4 komponen (inkset tetrachromatic), dan bahkan menguji prototipe mesin cetak yang mereproduksi warna yang hanya bisa sepenuhnya dilihat oleh orang penyandang tetrakromasi.
Sementara itu, tinjauan ilmiah lainnya yaitu Current Opinion in Behavioral Sciences menyoroti betapa sulitnya mengonfirmasi fenomena ini dalam populasi masyarakat luas, dan membahas tantangan metodologis dalam mendesain percobaan ilmiah yang benar-benar bisa memisahkan antara kelebihan penglihatan tetrakromasi dari variasi penglihatan warna yang normal.
Quote:
Implikasi Sosial dan Filosofis
Tetrakromasi bukan sekadar topik teknis dalam biologi dan fisiologi sistem saraf. Tetrakromasi juga menimbulkan beberapa pertanyaan menarik tentang persepsi, realitas, dan subjektivitas, antara lain.
1. Apakah warna yang dilihat oleh orang penyandang tetrakromasi adalah warna nyata dan bukan persepsi palsu?
Mungkin, jawabannya tidak. Warna adalah persepsi subyektif seseorang, dan persepsi warna seseorang dibentuk oleh sistem neurologis yang kompleks (kerja sama yang rumit antara sel kerucut di retina dan pusat penglihatan di otak). Selain itu, persepsi warna juga dibentuk oleh faktor psikologis, lingkungan, dan pengaruh pergaulan.
2. Bagaimana dunia desain dan seni bisa beradaptasi?
Jika penelitian tentang fenomena tetrakromasi berkembang, dunia kreatif bisa memanfaatkan palet warna yang lebih kompleks. Misalnya, lukisan, karya seni, atau bahkan video yang didesain khusus untuk persepsi orang dengan tetrakromasi.
3. Apakah ada keterbatasan dalam hal etika dan aksesnya?
Apabila di dunia ini ada sebuah gadget (misalnya mesin cetak atau layar ponsel) yang mampu menampilkan spektrum warna keempat tersebut, pasti akan ada pertanyaan yang muncul, siapa saja yang bisa mengakses teknologi itu, dan seberapa besar kebutuhan untuk menerapkan teknologi ini dalam konteks luas (bukan hanya penelitian).
Quote:
KESIMPULAN
1. Tetrakromasi adalah kondisi di mana seseorang memiliki 4 jenis sel kerucut di retina, yang memungkinkan potensi persepsi warna yang lebih luas daripada kebanyakan manusia normal yang trikromatis.
2. Kondisi ini terutama terkait dengan variasi genetik penyandi protein opsin di retina (terutama pada perempuan) dan membutuhkan integrasi dengan sinyal yang kompleks di otak supaya gen ini benar-benar bekerja.
3. Meskipun sudah diperkirakan bahwa sejumlah perempuan mempunyai potensi genetik tetrakromasi, hanya sedikit yang pernah terbukti fungsional, dan metode pengujiannya masih sangat menantang.
4. Penelitian terbaru seperti dari Jessica Lee et al (2024) semakin maju, dengan teori matematika warna 4 dimensi, dan percobaan menciptakan tinta dan mesin cetak khusus untuk penyandang tetrakromasi.
5. Walaupun fenomena ini sangat menarik, masih banyak misteri dan batasan. Yang pertama, dunia kita masih didesain hanya untuk orang-orang normal yang trikromatis. Yang kedua, tidak semua potensi tetrakromasi dapat diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari.
Bisa jadi, di waktu yang akan datang, akan ditemukan alat tes tetrakromasi yang absah dan mudah diakses oleh siapa saja, atau bahkan media visual yang dirancang secara khusus untuk memperlihatkan spektrum warna keempat kepada orang-orang tertentu yang bisa melihatnya.
Quote:
SUMBER
1. https://www.healthline.com/health/tetrachromacy
2. Jameson, K. A., Satalich, T. A., Joe, K. C., Bochko, V. A., Atilano, S. R., & Kenney, M. C. (2020). Human Color Vision and Tetrachromacy. Cambridge University Press.
3. Lee, J., Jennings, N., Srivastava, V., & Ng, R. (2024). Theory of Human Tetrachromatic Color Experience and Printing. ACM Transactions on Graphics, 43(4).
4. Jameson, K. A., et al. (2020). Selected excerpt on tetrachromacy, dalam buku Human Color Vision and Tetrachromacy (halaman 1-10). Cambridge University Press.
5. Jordan, G. & Mollon, J. (2019) Tetrachromacy: the mysterious case of extra-ordinary color vision. Review. Current Opinion in Behavioral Sciences 30, 130–134.
si.matamalaikat dan 10 lainnya memberi reputasi
11
1.4K
Kutip
10
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan
