Sebagai pengguna internet, kita tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah WWW atau World Wide Web, sebuah jaringan informasi global yang membuat kita bisa saling terhubung dengan mudah.

Ternyata, konsep serupa juga ada di dunia pohon!

Meskipun tidak punya mulut selayaknya hewan dan manusia, pohon ternyata punya cara mereka sendiri untuk berkomunikasi dengan sesama spesiesnya. Pohon berbicara melalui jaringan bawah tanah yang dikenal dengan istilah Wood Wibe Web, permainan kata dari World Wide Web yang telah umum kita kenal.

Jaringan wood wide web ini dibentuk oleh jamur mikroskopis yang tumbuh di sekitar akar pohon. Jamur ini punya kemampuan unik, karena fungsinya mirip kabel internet yang menghubungkan satu pohon dengan pohon lainnya.

Lalu apa fungsi dari wood wide web?

Jaringan ini memungkinkan pohon yang lebih kuat  dan punyak akses nutrisi lebih untuk mengirimkan sebagian nutrisinya ke pohon yang kekurangan, sistemnya seperti subsidi silang. Dengan begitu, lebih banyak pohon yang bisa bertahan hidup ketika berhadapan dengan kondisi sulit.

Ketika pohon mengalami stress, mereka bisa mengirimkan sinyal stress melalui jaringan jamur. Dengan begitu, pohon disekitarnya dapat merespons dengan memproduksi zat kimia tertentu untuk bertahan.

Jamur yang membentuk jaringan wood wibe web ini memiliki simbiosis mutualisme dengan pohon-pohon disekitarnya. Tidak hanya membantu 'komunikasi' antar pohon, jamur-jamur tersebut juga membantu pohon untuk menyerap air dan mineral secara optimal. Di sisi lain, jamur mendapat imbalan berupa gula hasil fotosintesis pohon sebagai sumber metabolisme mereka.

Bagaimana wood wide web ditemukan pertama kali?


Yang membuat saya penasaran ketika membaca informasi ini adalah, kok bisa? How?

Ternyata, konsep wood wide web sendiri pertama kali muncul dari rasa penasaran seorang ahli ekologi hutan bernama Dr. Suzanne Simard pada tahun 1990-an. Suzanne mengamati bahwa beberapa pohon di hutan yang seharusnya kekurangan nutrisi justru tetap hidup, sedangkan pohon-pohon yang ditebang membuat pohon lainnya di hutan melemah. Padahal, asumsi yang berkembang kuat pada masa itu adalah setiap tanaman dalam satu area yang sama bersaing ketat untuk mendapatkan cahaya, nutrisi, dan ruang tumbuh.

Perbedaan antara asumsi yang berkembang dengan fakta di lapangan inilah yang membuatnya mencari tahu lebih dalam tentang mengapa dan bagaimana pohon-pohon tersebut mendukung satu sama lain, bukan bersaing.

Dengan menggunakan karbon radioaktif sebagai penanda, Suzanne menemukan fakta bahwa nutrisi yang diberikan pada satu pohon dapat berpindah ke pohon lain melalui jaringan jamur di bawah tanah. Temuan ini membuka pemahaman baru bahwa pohon ternyata saling terhubung dan tidak hidup sebagai individu tunggal.

Sejak itu, berbagai penelitian lanjutan menguatkan bahwa hubungan pohon dan jamur mikoriza membentuk jaringan komunikasi alami yang kompleks. Inilah yang kemudian dikenal sebagai wood wide web, sebuah sistem cerdas yang membuat hutan berfungsi layaknya satu ekosistem yang saling menjaga.