Hai semuanya, Shalom Aleichem!
Selamat malam kalian semuanya!
Pada kesempatan yang sangat berharga ini, gue, Mbak Rora, akan membahas tentang alasan mengapa laki-laki (dari segala usia) lebih sering mimisan daripada perempuan (dari segala usia)

.
Mimisan adalah kondisi medis yang sering dianggap sepele. Pada anak kecil, mimisan bahkan dianggap sebagai suatu kondisi medis yang normal. Ada orang yang bisa mimisan hanya karena cuaca panas, ada yang karena tidak sengaja mengorek bagian dalam hidung terlalu keras, dan ada juga yang mengalaminya tanpa alasan yang jelas. Walaupun terlihat sepele, fenomena ini sebenarnya menyimpan banyak aspek menarik, terutama ketika Gan/Sist melihat kecenderungan aneh bahwa laki-laki ternyata lebih sering mengalami mimisan dibandingkan perempuan.
Pertanyaan ini bukan hanya muncul di ruang praktik dokter, tetapi juga sering dibahas di forum-forum internet, komunitas
parenting, hingga ruang kuliah jurusan kesehatan. Mengapa laki-laki lebih rentan mimisan? Apakah semata-mata karena laki-laki lebih brutal dalam menjaga hidungnya? Atau ada faktor biologis yang lebih rumit?
Mari Gan/Sist menyimak thread ini dengan gaya yang runtut, santai, tetapi tetap berdasarkan literatur ilmiah yang kredibel.
Quote:
Pengaruh SRY dan Kromosom Y Pada Kasus Mimisan
Salah satu gagasan menarik yang sering didiskusikan adalah dugaan bahwa keberadaan gen SRY pada kromosom Y dapat memengaruhi vaskularitas (kepadatan pembuluh darah) pada laki-laki. Gen SRY sendiri dikenal sebagai gen terpenting yang memberikan jenis kelamin laki-laki pada tahap embrio. Namun, penelitian tentang gen SRY menunjukkan bahwa gen ini juga memiliki peran dalam proses fisiologis lain, terutama yang berkaitan dengan struktur pembuluh darah.
Dalam penelitian mengenai sel endotelium (lapisan paling dalam pembuluh darah), peneliti menemukan bahwa sel endotelium milik laki-laki mengekspresikan SRY mRNA, sedangkan pada perempuan tidak ditemukan hal tersebut. Temuan ini bukan berarti SRY otomatis membuat hidung pria lebih mudah mimisan, tetapi memberi petunjuk bahwa kromosom Y bisa berperan dalam membentuk karakter khas pembuluh darah pria, termasuk kecenderungan pertumbuhan pembuluh darah yang lebih rapat atau lebih sensitif.
Beberapa peneliti juga menyimpulkan bahwa faktor kromosom jenis kelamin (bukan hanya hormon seperti testosteron dan estrogen) mempengaruhi bagaimana pembuluh darah berkembang dan berfungsi sepanjang hidup seseorang. Dengan kata lain, jauh sebelum seorang anak laki-laki memegang hidungnya karena mimisan untuk yang pertama kali, tubuh laki-laki sudah dirancang dengan perbedaan bentuk pembuluh darah sejak masih tahap embrio.
Walaupun belum ada penelitian spesifik yang meneliti perbedaan kepadatan pembuluh darah pada sekat hidung laki-laki vs perempuan, arah penelitian tentang perbedaan pembuluh darah berbasis kromosom jenis kelamin cukup jelas, bahwa tubuh laki-laki memang menunjukkan pola kepadatan pembuluh darah yang berbeda, dan ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa risiko mimisan pada laki-laki lebih besar.
Quote:
Anak-anak: Kombinasi antara Anatomi, Pola Aktivitas, dan Struktur Pembuluh Darah
Mimisan pada anak adalah kasus yang paling sering dalam
setting pediatri. Di ruang UGD khusus anak, anak-anak datang dengan mimisan karena berbagai penyebab, mulai dari jatuh dari sepeda, mengorek hidung sambil nonton TV, atau hidungnya tidak sengaja tersenggol saat bermain.
Secara anatomi, alasan mengapa hal ini terjadi bisa dijelaskan dengan mudah.
1. Pembuluh darah anak kecil lebih rapuh
Pembuluh kapiler anak-anak masih sangat tipis dan berdiameter kecil, dan dinding pembuluh darahnya belum sekuat orang dewasa. Itulah sebabnya, jarum infus anak-anak berukuran lebih kecil dan tipis (22G ke atas) untuk menghindari pecah pembuluh darah.
2. Bentuk tulang hidung anak kecil lebih pendek dan agak melebar
Akibat bentuk hidung mereka yang masih belum bertumbuh (cenderung
button nose dengan bentuk agak lebih lebar dari tingginya), pembuluh darah di sekat hidung mereka lebih dekat ke bagian luar tubuh. Akibatnya, setiap sentuhan kecil saja bisa mengenai plexus Kiesselbach (bagian penuh anyaman pembuluh darah di bagian depan sekat hidung), dan akibatnya akan terjadi mimisan.
3. Anak laki-laki cenderung lebih aktif dan lebih sering mengalami trauma kecil
Ini bukan stereotip tanpa dasar, banyak laporan klinis menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih sering mengalami cedera yang tidak terlalu serius di area kepala dan wajah dibandingkan anak perempuan.
4. Hipotesis kepadatan pembuluh darah di sekat hidung yang lebih tinggi pada anak laki-laki
Jika kepadatan pembuluh darah sekat hidung pada laki-laki sejak masih dalam kandungan memang sedikit lebih tinggi dari perempuan (meski pernyataan ini masih hipotesis), pembuluh darah yang lebih banyak ditambah dengan perilaku lebih berisiko membuat anak laki-laki lebih sering mimisan.
Kombinasi antara bentuk hidung yang masih pendek, gaya bermain anak-anak, dan faktor kekuatan pembuluh darah membuat kelompok anak kecil paling sering mengalami mimisan, dan anak laki-laki sedikit lebih sering dalam hal frekuensi.
Quote:
Remaja dan Dewasa: Tentang Hormon, Anatomi, dan Kapasitas Pembuluh Darah
Pada usia remaja hingga dewasa, struktur hidung seseorang semakin berkembang. Pada laki-laki, bentuk hidung biasanya tampak lebih mancung dan lebih bertulang tinggi daripada perempuan di usia dan kelompok ras yang sama. Namun, itu bukan berarti laki-laki jauh lebih jarang mengalami mimisan, terutama karena beberapa hal berikut.
1. Pengaruh Hormon
Perempuan memiliki hormon estrogen yang membantu menjaga kelembapan jaringan mukosa, termasuk di hidung. Hormon estrogen juga menjaga elastisitas dinding pembuluh darah dan kulit tubuh pada perempuan, sehingga pembuluh darah tidak mudah pecah.
Laki-laki tidak memiliki kadar estrogen setinggi perempuan, sehingga jaringan hidung mereka cenderung lebih kering dan lebih rentan pecah dalam kondisi tertentu, misalnya karena udara yang sangat kering, demam tinggi, cuaca panas, atau paparan AC dalam jangka waktu terlalu lama.
2. Ukuran Hidung dan Pembuluh Darah Lebih Besar
Hidung pria cenderung memiliki rongga hidung yang lebih besar, diameter pembuluh darah yang lebih besar, dan bentuk tulang hidung yang lebih panjang.
Saat mimisan benar-benar terjadi, volume darah yang keluar bisa lebih banyak dibandingkan perempuan atau anak-anak.
3. Kepadatan Pembuluh Darah Di Sekat Hidung Pria Tetap Lebih Tinggi
Dalam narasi populer, laki-laki disebutkan memiliki pembuluh darah di sekat hidung yang lebih padat dan posisinya lebih dekat ke permukaan selaput lendir hidung. Walaupun penelitian medis mendetail khusus bagian sekat hidung masih jarang, pengamatan klinis menunjukkan bahwa banyak kasus mimisan pada laki-laki remaja dan dewasa tetap berasal dari area yang sama, yaitu bagian depan sekat hidung yang sangat padat pembuluh darah.
Quote:
Lansia: Ketika Tekanan Darah Menentukan Segalanya
Pada kelompok usia lanjut, penyebab mimisan akan berubah.
Mimisan pada kelompok geriatri, terutama pada pria, lebih sering terkait pada penyakit di seluruh tubuh seperti hipertensi. Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa pria dewasa cenderung mengalami hipertensi di usia yang lebih muda daripada wanita. Selain itu, tekanan darah laki-laki biasanya lebih tinggi pada usia tua, dan pembuluh darah lansia sudah mengalami penurunan elastisitas akibat penuaan sel, sehingga lebih mudah pecah.
Mimisan pada lansia sering bukan hanya sekadar luka kecil di depan hidung, tetapi sering melibatkan pecahnya pembuluh darah besar di dalam kepala manusia (arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis) yang lebih besar dan lebih dalam. Jenis mimisan karena pecahnya jenis arteri ini jauh lebih sulit dihentikan (biasanya volume darah yang hilang lebih dari 200 cc) dan biasanya membutuhkan perawatan medis.
Quote:
Perilaku Berisiko: Faktor yang Tidak Bisa Diabaikan
Selain faktor biologis dan fisiologis, kebiasaan sehari-hari juga sangat berpengaruh. Beberapa perilaku yang lebih sering ditemui pada laki-laki di segala usia, antara lain:
1. Mengorek hidung lebih sering dan lebih keras.
2. Aktivitas fisik berat atau pekerjaan yang meningkatkan risiko cedera wajah.
3. Paparan udara kering atau panas dari lingkungan kerja tertentu.
4. Kurangnya kepedulian untuk menjaga hidrasi tubuh.
5. Merokok.
Semua faktor ini memperbesar risiko iritasi mukosa hidung, yang kemudian memicu perdarahan kecil maupun besar.
Quote:
KESIMPULAN
Kalau Gan/Sist sudah membaca seluruh penjelasan ini, Gan/Sist pasti menemukan bahwa jawabannya bukan satu faktor saja. Kecenderungan laki-laki dari segala usia lebih mudah mimisan berasal dari beberapa faktor, antara lain pengaruh gen SRY pada bentuk dan kerapatan pembuluh darah, struktur pembuluh darah di hidung laki-laki yang cenderung memiliki pembuluh darah dekat dengan permukaan selaput lendir, tidak adanya hormon estrogen yang menjaga elastisitas kulit dan pembuluh darah, perilaku sehari-hari yang meningkatkan risiko cedera, dan tekanan darah yang lebih tinggi pada pria usia lanjut.
Dengan kata lain, sejak masa kanak-kanak hingga lanjut usia, faktor biologis dan kebiasaan hidup laki-laki saling berinteraksi sehingga membuat laki-laki lebih sering mengalami mimisan dibandingkan perempuan.
Quote:
SUMBER
Bachmann, J. (2020). Vascular anatomy of Little’s area in children with epistaxis.
Interventional Pediatrics & Research,
3(3).
Fatakia, A., Winters, R., & Amedee, R. (2010). Epistaxis: A common problem.
Journal of Emergencies, Trauma, and Shock,
3(2), 169–177.
Huxley, V. H., & Vignon-Zellweger, N. (2010). Cardiovascular sex differences influencing microvascular function.
Microvascular Research,
80(3), 237–240.
Reue, K., & Makielski, K. M. (2022). Illuminating the mechanisms underlying sex differences in cardiovascular function: Role of the SRY gene.
Circulation Research 130(7), 952–968.
Sakkers, T. R., et al. (2023). Sex differences in the genetic and molecular mechanisms of vascular disease.
Atherosclerosis,
380, 22–35.
Wang, J., et al. (2009). Intrinsic sex-specific differences in microvascular endothelial cell phenotype in vitro: Role of SRY mRNA.
American Journal of Physiology – Heart and Circulatory Physiology,
297(1), H41–H48.
MedlinePlus. (2022).
SRY gene. U.S. National Library of Medicine.