Kaskus

News

tf96065053Avatar border
TS
tf96065053
Pasar Kripto Kehilangan US$ 1 Triliun, Harga Bitcoin Terjun
Pasar Kripto Kehilangan US$ 1 Triliun, Harga Bitcoin Terjun



JAKARTA, investor.id – Tragedi jatuhnya pasar aset kripto memasuki babak baru sejak Rabu (19/11/2025). Harga Bitcoin anjlok ke level terendah dalam tujuh bulan terakhir, memperpanjang kerugian kumulatif di seluruh pasar aset digital yang kini telah melenyapkan lebih dari US$ 1 triliun (sekitar Rp 16.728,6 triliun) dari total kapitalisasi pasar.

Mata uang kripto terbesar di dunia ini sempat menyentuh harga terendah US$ 88.522 (Rp 1,5 miliar) dalam perdagangan di New York, seperti dipantau Bloomberg, Kamis (20/11/2025). Penurunan tajam terbaru ini menghantam berbagai jenis investor, mulai dari pembeli ritel kecil (retail dip-buyers) hingga perusahaan pengelola aset digital besar (digital-asset treasury firms) yang melihat premi saham mereka menguap.

Kendati demikian, harga aset kripto sedikit merangkak naik menjelang akhir hari setelah Nvidia memberikan proyeksi pendapatan yang kuat. Hal ini sedikit meredakan kekhawatiran pasar bahwa lonjakan global dalam belanja kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) akan segera mereda.

Saat ini, ambang batas psikologis (harga) berikutnya yang menjadi fokus investor berada di sekitar US$ 85.000 dan US$ 80.000. Sementara itu, titik terendah 2025 yang tercipta saat gejolak terkait tarif pada April 2025 yaitu di level US$ 77.424 kini kembali menjadi perhatian utama.

Total kapitalisasi pasar aset kripto global sempat mencapai puncaknya di kisaran US$ 4,3 triliun pada 6 Oktober 2025, namun kini melayang mendekati US$ 3,2 triliun. Meskipun demikian, sebagian besar perubahan ini masih berupa kerugian di atas kertas (paper losses), bukan uang tunai nyata yang benar-benar keluar dari peredaran.

Kerapuhan pasar kripto mulai terungkap setelah serangkaian likuidasi paksa pada 10 Oktober 2025, di mana posisi kripto  leverage  senilai lebih dari US$ 19 miliar dilenyapkan. Peristiwa tersebut memicu reaksi berantai berupa permintaan jaminan tambahan (margin calls), arus keluar dana dari produk investasi yang diperdagangkan di bursa (exchange-traded outflows), dan terhentinya minat pembeli baru.

“Investor agak meraba-raba dalam kegelapan. Mereka tidak punya arahan makro ekonomi, jadi yang bisa mereka lihat hanyalah apa yang dilakukan oleh whales di on-chain dan mereka menjadi sangat khawatir tentang hal itu,” ujar James Butterfill selaku Kepala Riset di CoinShares, Kamis (20/11/2025).

investor.id
Diubah oleh tf96065053 Hari ini 02:03
mukagedekAvatar border
itkgidAvatar border
itkgid dan mukagedek memberi reputasi
2
289
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan