- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
INI ALASAN KENAPA GENERASI SEKARANG CUMA TERLIHAT BERKEMBANG, BUKAN BERKEMBANG
TS
GutSchreiben
INI ALASAN KENAPA GENERASI SEKARANG CUMA TERLIHAT BERKEMBANG, BUKAN BERKEMBANG
Gue akhir-akhir ini sering kepikiran satu hal tentang hidup orang-orang jaman sekarang. Semua ngerasa hidupnya lagi naik level. Semua ngerasa sedang berkembang. Semua ngerasa sedang menuju versi terbaik dirinya. Tapi setelah gue lihat lebih dalam, ternyata banyak dari mereka cuma lagi bikin cerita tentang perkembangan, bukan lagi menjalani perkembangan itu sendiri. Rasanya kayak lihat orang bikin vlog perjalanan tapi dia sendiri tidak pernah pergi dari rumah.Dulu kalau orang mau berubah, dia harus benar benar berubah. Dia harus belajar lagi, mulai lagi, jatuh lagi, bangun lagi. Tidak ada kamera, tidak ada audiens, tidak ada like. Yang ada cuma usaha yang real. Sekarang, orang mau berkembang tapi setengahnya dilakukan demi dilihat orang. Bukan demi diri sendiri. Dan itu yang bikin hidup banyak orang mandek walaupun caption caption motivasinya tiap hari ganti.
Masalah kayak gini bukan sekadar lucu, bro. Ini sudah jadi pola. Dan pola ini makin hari makin kelihatan jelas. Orang tidak lagi pengen berkembang. Mereka cuma pengen terlihat sebagai orang yang berkembang.
Gue sering banget lihat orang bilang dirinya sedang bekerja keras. Tapi ketika gue tanya apa yang dia kerjakan, jawabannya muter-muter kayak GPS yang hilang sinyal. Ada yang bilang sedang mempersiapkan masa depan, tapi tiap hari yang dikerjain cuma scroll konten sampai ketiduran. Ada yang bilang sedang memperbaiki kebiasaan, tapi realistisnya tidur dia masih kacau, makan masih sembarangan, dan uang masih habis buat hal hal impulsif yang bahkan dia sendiri tidak ingat beli apa saja.
Fenomena ini bisa terjadi karena hidup modern terlalu gampang dimanipulasi. Lu bisa terlihat produktif tanpa produktivitas. Lu bisa terlihat mendalam tanpa kedalaman. Lu bisa terlihat kuat tanpa disiplin. Semua tinggal edit, potong, tempel, kasih filter, upload. Selesai. Orang orang bakal percaya. Dan justru itu yang bikin orang mulai berbohong ke diri sendiri. Mereka bikin bayangan tentang hidup mereka, terus mereka percaya bayangan itu.
Masalahnya adalah semakin lama seseorang percaya bayangannya sendiri, semakin susah dia nerima realitas. Ketika realitas bilang lu belum berkembang, dia tersinggung. Ketika realitas bilang lu harus belajar dari nol, dia marah. Ketika realitas bilang lu harus kerja lebih keras, dia cari alasan lain. Alasan selalu ada. Nyalahin orang lain selalu lebih mudah. Nyalahin keadaan lebih enak. Nyalahin lingkungan lebih aman. Yang tidak aman cuma satu, yaitu berani ngaku bahwa dirinya kurang.
Gue lihat banyak orang yang harusnya bisa maju jauh, tapi mereka keganjel satu hal. Mereka terlalu takut keliatan tidak bisa. Mereka terlalu takut keliatan pemula. Mereka terlalu takut keliatan kecil. Padahal semua proses manusia dimulai dari kecil. Tidak ada orang hebat yang lahir langsung hebat. Semua mulai dari bodoh, dari bingung, dari salah, dari tidak tahu apa-apa. Yang bikin mereka akhirnya hebat adalah mereka tidak malu jadi pemula.
Lu perhatiin deh. Orang yang beneran berkembang itu tidak sibuk pencitraan. Mereka sibuk latihan. Mereka sibuk belajar. Mereka sibuk memperbaiki diri. Mereka sibuk nyobain hal yang bikin mereka malu di awal. Mereka sibuk menelan kritik yang pedas. Mereka sibuk nyimak penjelasan yang bikin kepalanya pusing. Mereka sibuk dipermalukan kenyataan. Mereka sibuk berantakan.
Yang sibuk terlihat berkembang biasanya cuma sibuk jaga citra. Mereka tidak mau keliatan salah. Tidak mau keliatan bodoh. Tidak mau keliatan telat. Tidak mau keliatan rendah. Dan karena terlalu sibuk menjaga citra itu, mereka tidak pernah punya kesempatan untuk tumbuh. Diri yang palsu itu akhirnya jadi sangkar. Makin lama makin sempit. Makin sempit makin nyakitin. Tapi tidak berani ditinggalin.
Parahnya lagi, orang-orang ini selalu mencari teori-teori yang membenarkan kemalasan mereka. Ada yang bersembunyi di balik istilah healing. Ada yang bersembunyi di balik istilah mencari jati diri. Ada yang bersembunyi di balik istilah self love. Padahal self love itu bukan memanjakan diri. Self love itu menghajar diri lu sendiri ketika lu tahu lu lagi hidup asal-asalan. Tapi karena teori dipelintir sesuai kenyamanan, akhirnya konsep konsep bagus berubah jadi alasan untuk berhenti melangkah.
Semua perilaku ini juga didukung sama satu hal. Kehidupan modern itu terlalu nyaman. Kenyamanan adalah musuh utama perkembangan. Karena ketika hidup nyaman, lu tidak punya alasan untuk berubah. Lu bisa bertahan tanpa harus menjadi versi terbaik diri lu. Hidup tetap berjalan. Nafas lu tetap jalan. Rutinitas tetap ada. Tanpa tekanan, tanpa kehilangan, tanpa rasa gagal, tanpa rasa malu. Padahal yang bikin manusia berkembang adalah rasa tidak nyaman itu.
Jadi, apa intinya semua ini? Intinya sederhana. Lu tidak akan pernah berubah kalau lu cuma mau terlihat berubah. Lu tidak akan pernah berkembang kalau lu cuma mau terlihat berkembang. Perubahan itu bukan estetika. Perubahan itu bukan gaya. Perubahan itu bukan tulisan indah di caption. Perubahan itu bukan kata-kata bijak yang lu salin dari internet. Perubahan itu berantakan, melelahkan, nyakitin, memalukan, dan sering kali bikin lu ragu apakah yang lu lakukan ini benar atau tidak.
Diubah oleh GutSchreiben Hari ini 13:35
0
34
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan