Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
6 Hari Sekolah Dinilai Memberatkan, Siswa SMA di Solo Minta Wacana Dikaji Ulang

6 Hari Sekolah Dinilai Memberatkan, Siswa SMA di Solo Minta Wacana Dikaji Ulang
author
Gigih Windar Pratama - Espos.id
Kamis, 20 November 2025 - 06:00 WIB
normal sedang besar
share
6 Hari Sekolah Dinilai Memberatkan, Siswa SMA di Solo Minta Wacana Dikaji Ulang
ESPOS.ID - Ilustrasi siswa SMA. (Freepik)
Esposin, SOLO — Wacana penerapan enam hari sekolah dalam sepekan memunculkan penolakan dari sejumlah siswa SMA dan SMK di Kota Solo. Mereka menilai kebijakan tersebut justru menambah beban dan mengurangi waktu istirahat yang selama ini sudah terbatas.

Kepada Espos, Rabu (19/11/2025), beberapa siswa berpendapat sistem lima hari sekolah sudah cukup padat. Penambahan satu hari sekolah dikhawatirkan membuat mereka semakin lelah secara fisik maupun mental.

Para siswa berharap pemerintah mempertimbangkan kembali dampak kebijakan tersebut dengan melibatkan suara pelajar sebelum keputusan final diumumkan. Salah satu siswi SMA Negeri 5 Solo, Nurina Arfiany, mengatakan wacana enam hari sekolah membuatnya memerlukan penyesuaian kegiatan terutama di akhir pekan.

“Sekarang saja pulang sering jam empat atau lima sore, kadang masih ada tugas atau kegiatan sekolah. Kalau jadi enam hari, kapan kami istirahat? Selain itu, akhir pekan biasanya ada kegiatan klub basket di luar sekolah, jadwalnya harus disesuaikan lagi,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Ardian Patola, siswa SMK Negeri 8 Solo. Ia mengatakan kegiatan praktik di sekolahnya sering berlangsung hingga sore hari. Menurutnya, hari Sabtu penting digunakan untuk memulihkan tenaga atau membantu orang tua di rumah.

“Teman-teman banyak yang kerja sambilan atau bantu usaha keluarga di akhir pekan. Kalau Sabtu masuk, kami kehilangan satu-satunya hari untuk itu. Akan sangat melelahkan, apalagi tugas-tugasnya masih banyak,” ucapnya.

Selain itu, Ardi menyoroti potensi berkurangnya waktu organisasi dan kegiatan nonakademik. Mereka menilai enam hari sekolah dapat mengurangi ruang kreativitas siswa yang biasanya dilakukan pada akhir pekan.

“Ekstrakurikuler sudah padat. Kalau Sabtu masuk, kegiatan ekskul bisa makin malam atau malah dipangkas. Padahal ekskul itu penting buat pengembangan diri,” kata dia.

Wacana sekolah enam hari sepekan digulirkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah sejak beberapa waktu lalu dengan rencana penerapan pada semester genap tahun ajaran 2025/2026. Saat ini, kebijakan itu sudah dalam tahap pembahasan di Forum Group Discussion (FGD).

Alasan Disdikbud Jateng kembali menerapkan enam hari sekolah seperti masa sebelum 2017 itu untuk mengurangi beban belajar siswa. Dinas beralasan bahwa sistem enam hari akan mengurangi beban belajar siswa yang saat ini belajar hampir 10 jam per hari.

Selain FGD, Disdikbud juga sudah merencanakan penataan ulang penempatan guru dan kepala sekolah berdasarkan domisili sebagai persiapan kebijakan tersebut.

https://news.espos.id/6-hari-sekolah...elated_section


Viral Sekolah Enam Hari vs Sekolah Lima Hari di Jateng, Mana yang Lebih Efektif?
6 Hari Sekolah Dinilai Memberatkan, Siswa SMA di Solo Minta Wacana Dikaji Ulang
Photo Author
Syahaamah Fikria
- Rabu, 19 November 2025 | 19:25 WIB

ATURAN BARU: Kegiatan belajar mengajar di salah satu SMK negeri di Kota Solo, belum lama ini. Tes kemampuan akademik akan menggantikan ujian nasional kelas XII SMA/SMK. (M IHSAN/RADAR SOLO)
ATURAN BARU: Kegiatan belajar mengajar di salah satu SMK negeri di Kota Solo, belum lama ini. Tes kemampuan akademik akan menggantikan ujian nasional kelas XII SMA/SMK. (M IHSAN/RADAR SOLO)

RADARSOLO.COM – Polemik sistem sekolah kembali memanas di Jawa Tengah (Jateng).

Wacana pengembalian jam belajar menjadi enam hari sepekan memicu perdebatan luas antara pemerintah, orang tua murid, hingga kelompok masyarakat sipil yang selama ini menikmati sistem lima hari sekolah.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) kini tengah melakukan kajian menyeluruh sebelum menentukan format belajar yang akan diterapkan mulai tahun 2026.

Isu ini pun viral di media sosial karena masyarakat terbelah soal mana yang lebih efektif bagi pelajar SMA/SMK dan jenjang lainnya.

Pemprov Jateng Kaji Ulang: Benarkah Enam Hari Lebih Baik?

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menegaskan, kajian perubahan sistem sekolah dilakukan untuk memastikan kebijakan yang diambil benar-benar berorientasi pada perlindungan anak.

Kajian melibatkan akademisi, pakar pendidikan, hingga tokoh masyarakat.

Menurutnya, kebijakan lima hari sekolah awalnya dibuat agar anak memiliki waktu lebih banyak untuk keluarga.

Namun, realitas yang ditemukan di lapangan berbeda.

“Banyak orang tua ternyata bekerja enam bahkan tujuh hari dalam sepekan. Itu artinya ada satu hari ketika anak libur tanpa pengawasan orang tua,” ujar Taj Yasin.

Ia menilai kondisi tersebut berpotensi membuka ruang bagi anak untuk terpapar aktivitas negatif di luar kendali keluarga. Pemerintah, katanya, ingin meminimalkan risiko itu.


Belum Akan Diterapkan Tergesa-gesa

Meski demikian, Pemprov Jateng menegaskan bahwa pelaksanaan sekolah enam hari tidak akan diberlakukan sembarangan.

Pemerintah masih menunggu rekomendasi formal dari berbagai pihak, termasuk legislatif.

Rencana penerapan kebijakan ini diproyeksikan untuk SMA/SMK sesuai kewenangan provinsi.

Namun, pemerintah kabupaten/kota dipersilakan menerapkan kebijakan serupa di jenjang PAUD, TK, SD hingga SMP jika memang dibutuhkan.

Petisi Penolakan Sekolah Enam Hari Menguat

Di sisi lain, wacana ini memantik gelombang penolakan publik.

Sebuah petisi di Change.org bertajuk “Menolak Usulan Kebijakan 6 Hari Sekolah SMA/SMK di Jawa Tengah” viral sejak dipublikasikan pada 12 November 2025.

Hingga Rabu (19/11/2025) malam, petisi yang dibuat oleh Alfariz Hadi tersebut telah mengantongi 18.996 tanda tangan.

Pembuat petisi menilai sistem lima hari belajar justru memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan mental dan kebugaran fisik pelajar.


“Libur dua hari memberikan kesempatan siswa beristirahat, rekreasi, dan memiliki waktu keluarga. Menambah jam sekolah menjadi enam hari berpotensi membuat anak semakin lelah,” tulis Alfariz dalam petisi tersebut.

Kekhawatiran Orang Tua: Burnout Hingga Turunnya Motivasi Belajar

Petisi itu juga memaparkan bahwa selama penerapan lima hari sekolah, banyak siswa merasakan peningkatan semangat dan kualitas akademik berkat weekend yang lebih panjang.

Beberapa survei lembaga pendidikan bahkan menunjukkan tren serupa:

– Kesehatan mental siswa meningkat,
– Konsentrasi belajar membaik,
– Produktivitas akademik naik setelah memiliki dua hari istirahat penuh.

Karena itu, pihak yang menolak menganggap wacana sekolah enam hari tidak mempertimbangkan efektivitas dan produktivitas sistem yang berjalan saat ini.

Kesimpulan Sementara: Menunggu Keputusan Final Pemprov

Hingga kini, Pemprov Jateng masih mengumpulkan data dan masukan dari berbagai pihak.

Keputusan final mengenai penerapan sistem sekolah enam hari atau mempertahankan lima hari akan diambil setelah kajian rampung dan diserahkan kepada Gubernur.

Namun satu hal jelas, isu ini belum selesai dan perdebatan publik masih sangat kuat. (ria)

https://radarsolo.jawapos.com/nasion...-lebih-efektif

Soal sekolah 6 hari


0
234
24
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan