Kaskus

News

mpatAvatar border
TS
mpat
Rekrut Anak Lewat Dunia Digital, Jaringan ISIS Lama Disorot Densus 88

Rekrut Anak Lewat Dunia Digital, Jaringan ISIS Lama Disorot Densus 88

Densus 88 menangkap lima perekrut anak dan pelajar untuk jaringan terorisme. Salah satu pelaku merupakan pemain lama yang kembali beraksi usai bebas. (Foto: Antara)




Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima orang yang diduga terlibat dalam perekrutan anak-anak dan pelajar untuk masuk ke dalam jaringan terorisme. Penangkapan ini mengungkap pola rekrutmen baru yang berjalan masif melalui ruang digital, mulai dari media sosial, game online, hingga aplikasi perpesanan.

Menurut Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, salah satu tersangka merupakan pemain lama yang sebelumnya pernah ditindak hukum namun kembali melakukan perekrutan setelah bebas.

"Dalam penegakan hukum ini, dua kategori ini ada ya. Pertama, pemain lama yang juga mencoba merekrut anak-anak kembali ya, dia sudah menjalani proses hukum, kemudian setelah lepas dia coba lagi merekrut beberapa anak," kata Mayndra dalam konferensi pers, Selasa 18 November.

Lima tersangka yang ditangkap berasal dari berbagai daerah yang berbeda, yaitu FW alias YT (47) asal Medan, LM (23) asal Banggai, PP alias BMS (37) asal Sleman, MSPO (18) asal Tegal, dan JJS alias BS (19) asal Agam.

Namun, Mayndra tidak mengungkap identitas spesifik pelaku pemain lama tersebut. Ia hanya menyebut bahwa tersangka terafiliasi dengan jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau kelompok Ansharut Daulah.

"Jadi untuk pemain lama yang ditangkap pertama kali oleh Densus 88, diketahui jaringannya berasal dari jaringan ISIS atau Ansharut Daulah," ujarnya.

Rencana Teror di Gedung DPR

Dalam pemeriksaan, Densus 88 menemukan adanya rencana aksi teror yang menargetkan Gedung DPR RI. Meski demikian, Mayndra tidak merinci siapa tersangka yang mempersiapkan rencana tersebut maupun detail skenario aksi.

"Yang terakhir kemarin kami temukan, salah satu dari pelaku ini juga berkeinginan untuk melakukan aksi di Gedung DPR RI. Nah ini yang membuat harus segera dilakukan penegakan hukum," tutur Mayndra.

Rekrutmen Masif Lewat Dunia Digital

Densus 88 juga mengungkap meningkatnya propaganda dan penyebaran doktrin radikalisme yang menyasar pelajar dan anak di bawah umur melalui internet. Proses rekrutmen berjalan secara tertutup dan intensif, menggunakan platform digital yang sulit dipantau.

Berdasarkan data dari Densus 88, terdapat 110 anak yang merencanakan aksi teror di berbagai wilayah sepanjang 2025. Angka tersebut meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya.

"Jadi artinya kita bisa sama-sama menyimpulkan bahwa ada proses yang sangat masif sekali rekrutmen yang dilakukan melalui media daring," kata Mayndra.

Temuan ini disebut sebagai sinyal serius bahwa upaya deradikalisasi dan literasi keamanan digital harus diperkuat, terutama di lingkungan pendidikan dan keluarga.

Referensi: TrenMedia.co.id
areszzjayAvatar border
areszzjay memberi reputasi
1
95
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan