Sebel nggak sih lihat makin hari makin banyak pejabat publik kita yang berbicara tanpa rasa tanggung jawab? Mereka dipilih menjadi wakil rakyat, namun urusan bicara saja tidak mempertimbangkan dampaknya sama sekali!


Sumber: YT Lingkar TV

Seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal pada acara Forum Konsolidasi SPPG se-Kabupaten Bandung. Cucun secara terang-terangan mengatakan bahwa Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program strategis nasional tidak memerlukan ahli gizi. Pernyataan tersebut Ia lontarkan secara arogan sebagai tanggapan terhadap usulan dan solusi yang diberikan oleh salah satu ahli gizi yang hadir pada acara tersebut.

Miris? Sangat!

Sehingga muncul pertanyaan, mengapa fenomena ini makin sering terjadi?

Dari sudut pandang psikologi, ada yang disebut dengan overconfidence bias, sebuah kecenderungan pada seseorang untuk terlalu percaya diri terhadap pengetahuan dan penilaiannya karena merasa dirinya memiliki ilmu di bidang tersebut. Padahal sebenarnya tidak.

Satu hal yang membuat saya muak adalah budaya yang berkembang di negara kita cenderung menganggap pejabat dan wakil rakyat begitu penting, hingga tanpa sadar memperlakukan mereka seperti manusia setengah dewa.



Hal ini lah yang menimbulkan overconfidence bias pada mereka-mereka yang telah menduduki posisi penting dalam waktu lama. Bias ini muncul dalam tiga berbagai bentuk, seperti:


Akibatnya, mereka dengan mudah mengeluarkan pernyataan tanpa melakukan verifikasi fakta karena merasa dirinya selalu lebih tahu, benar, mampu, dan penting dari orang lain.

Kondisi ini diperparah dengan budaya birokrasi yang tidak menerapkan akuntabilitas terhadap kesalahan yang diperbuat.

Kita sudah melihat sendiri, bagaimana pejabat dan wakil rakyat negeri ini begitu mudahnya lolos dari jeratan hukum. Jangankan kasus salah bicara yang terbilang sepele, kasus korupsi hingga kejahatan HAM di depan mata pun mereka masih dengan mudahnya bebas.

Sehingga tidak heran, jika makin kesini ucapan para pemimpin kita makin tidak hati-hati. Kombo maut hasil memperlakukan pejabat setengah dewa dengan minimnya akuntabilitas.

Haaa... Sebagai masyarakat biasa hanya hanya bisa mengelus dada sambil sambat tipis-tipis...