Kaskus

News

jaguarxj220Avatar border
TS
jaguarxj220
Puluhan Ribu Ritel Nyangkut, Pengendali DADA Cuan Ratusan Miliar
Bloomberg Technoz, Jakarta - Ribuan investor ritel kembali menjadi korban reli semu saham DADA. Harga saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) yang sempat meroket ratusan persen kini amblas ke level gocap, meninggalkan puluhan ribu investor terjebak di harga puncak.

Pada saat yang sama, pemegang saham pengendali justru telah mengamankan cuan besar dari aksi jual di tengah euforia pasar.

Reli agresif DADA dimulai ketika rumor tak berdasar menyebut perusahaan akan diakuisisi oleh raksasa investasi Amerika Serikat, The Vanguard Group.

Spekulasi itu menyebar luas di media online dan memicu arus masuk investor ritel dalam jumlah masif. Bahkan sempat beredar klaim bahwa harga DADA berpotensi terbang ke Rp230.000/saham apabila aksi akuisisi benar-benar terjadi.

Di tengah euforia tersebut, investor institusi perlahan keluar, membuat komposisi pemegang saham DADA kini hampir sepenuhnya dikuasai ritel.

Kenaikan harga DADA berlangsung ekstrem. Di awal tahun, saham ini berada di bawah Rp10 per saham. Namun dalam beberapa bulan saja, harganya menembus Rp240 pada 10 Oktober 2025, setara kenaikan sekitar 525% secara year-to-date (ytd).

Setelah reli tersebut mereda, harga saham DADA terjun bebas dan kini kembali ke level Rp50/saham dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp371,58 miliar.

Di tengah kenaikan harga yang spektakuler itu, PT Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII) tercatat melepas 2,14 miliar saham pada 10 Oktober 2025, saat harga DADA berada pada level tertingginya.

Dengan asumsi harga penutupan Rp152 pada hari tersebut, KPII diperkirakan mengantongi dana sekitar Rp326,04 miliar. Setelah beberapa kali divestasi, porsi kepemilikan KPII menyusut menjadi 29,6% per 23 Oktober 2025, dari sebelumnya 69,58% sejak sebelum IPO.

Manajemen DADA menyatakan penjualan saham tersebut merupakan bagian dari strategi keuangan KPII untuk memenuhi kewajiban perbankan, menyediakan working capital support, dan membantu pengembangan proyek rumah tapak.

Secara hukum, manajemen mengakui hasil penjualan saham memang masuk ke pemegang saham, bukan ke kas Perseroan. Namun KPII disebut tetap memiliki komitmen dukungan keuangan terhadap operasional DADA melalui perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.

"Bahwa hasil penjualan saham dimaksud digunakan untuk pemenuhan kewajiban kepada pihak perbankan, penyediaan working capital support Apple 3, dan pengembangan proyek rumah tapak ditujukan untuk menjelaskan bahwa KPII, selaku pemegang saham pengendali, tetap berkomitmen dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan usaha Perseroan," kata Manajemen dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (18/11/2025).

Sementara itu, ledakan harga DADA diikuti ledakan jumlah pemegang saham. Per 31 Oktober 2025, jumlah investor DADA melonjak 50.121 menjadi total 71.159 investor di mana mayoritas adalah ritel.

Komposisi kepemilikan saat ini terdiri dari masyarakat 69,93%, KPII 29,6%, dan Komisaris Tjandra Tjokrodiponto sekitar 0,47%.

Di tengah ramai naik-turunnya harga saham DADA, muncul informasi baru mengenai lokasi kantor PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) yang beredar di media sosial.

Akun Instagram @parakontrarian membagikan temuan bahwa alamat perusahaan yang tercantum di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) merujuk pada sebuah warung kelontong.

Penelusuran lanjutan melalui koordinat yang dibagikan akun tersebut menunjukkan bahwa titik lokasi sesuai alamat resmi perusahaan memang berada pada bangunan yang berfungsi sebagai toko kelontong. Tampilan di Google Street View juga memperlihatkan bahwa titik tersebut berada di deretan warung kelontong pada sebuah jalan kecil.

Sementara itu, pemeriksaan lebih jauh oleh Bloomberg Technoz menemukan bahwa pada lokasi yang sama terdapat Dave Apartment, yang menggunakan alamat identik dengan alamat resmi DADA di BEI. Hingga saat ini, belum ada penjelasan dari pihak manajemen mengenai perbedaan antara kondisi fisik bangunan dan alamat kantor operasional yang tertera dalam dokumen bursa.

https://www.bloombergtechnoz.com/det...atusan-miliar/

Dari sejarahnya, kontrol BEI itu sudah lemah.
Dengan kondisi Bursa kayak begini, ane bingung buat orang yg masih berani invest di Bursa saham Indonesia.

Kok ga belajar dari kasus Benny Tjokro?

BUMN sekelas Wika, Waskita, Garuda aja sahamnya awikwok.
Start-up Goto dan Bukalapak juga nasib sahamnya menyedihkan.

Jauh2 deh dari saham Indonesia.

soelojo4503Avatar border
tf96065053Avatar border
tf96065053 dan soelojo4503 memberi reputasi
2
322
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan