Kaskus

Entertainment

riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Apakah Wajar Menormalisasikan Introvert?
Quote:


Hai GanSis semua! Saya tau judul thread ini mungkin agak kontra. Karena kesannya seolah introvert ini gak normal. Padahal introvert merupakan sifat seseorang yg normal, jadi kenapa mesti ada kata “dinormalisasikan”.


Sekarang pertanyaannya bukan lagi apakah introvert layak “dinormalisasikan”, karena introvert itu memang normal. Meskipun kenyataannya di lapangan, sebenarnya nyaris gak ada orang yang benar-benar introvert atau sebaliknya ekstrovert, yang ada umumnya ialah ambivert. Tipe yang tengah-tengah.


Mungkin, kita yang selama ini salah paham. Bahwa sifat-sifat yang pemalu, males interaksi, anti sosial dan sebagainya, dinormalisasikan menjadi introvert. Tanpa sadar kita menormalkan sikap anti sosial sebagai introvert. Kayak kita berlindung dibalik kata “introvert” supaya dianggap normal.


Ya terserahlah. Lagipun apasih arti normal di zaman sekarang? Orang-orang saat ini enteng banget ngomong “normalisasikan ini, itu, blabla segala macam” dengan maksud mencari pembenaran. Menjadi benar karena diterima mayoritas. Jadi seolah sebuah kenormalan itu diukur dari banyaknya orang yang menerimanya.


Terlepas dari apa itu introvert, apa bedanya dengan pemalu, sombong dan anti sosial. Tolong jangan seenak dengkulmu menormalkan sesuatu yang sebenarnya itu gak normal. Justru malah merugikan dirimu sendiri.


Okelah, didunia ini memang ada orang yang gak suka bergaul, gak suka interaksi, gak suka di keramaian, gak bisa membaur, gak bisa beradaptasi di lingkungan baru, gak suka drama dan sebagainya. Tapi apakah kita hanya bisa pasrah dan beranggapan “oh aku begini kan karena aku introvert, dan introvert itu normal”. Gak gitu konsepnya...


Pikirkan lagi, sudah berapa banyak kesempatan yang datang pada dirimu terlewat begitu saja karena kamu lebih “mengagungkan” sifat introvertmu yang sebenarnya bukan introvert, tapi anti sosial.


Padahal introvert itu tidak serta merta menjadi anti sosial. Terserah kalau kamu mengklaim diri seorang introvert. Tapi apakah dunia peduli? Apakah mereka bisa maklum? Apakah dunia kerja dan bisnis bisa mentolerirnya? Saya pikir tidak ya.


Apalagi sekarang ini titel, ijazah, sertifikat dan sejenisnya tidak mutlak jadi jaminan mendapat pekerjaan yang mapan. Sekarang ini nilai plusnya kalo kita punya koneksi luas dan bisa kerja tim.


Jadi jangan membatasi diri hanya karena kamu introvert. Introvert bukan berarti anti sosial dan menarik diri dari lingkungan.


Introvert itu gak masalah. Saya juga introvert, tapi semuanya tetap normal. Saya tetap berinteraksi, sering bertemu orang-orang dan lingkungan baru. Berusaha untuk bersikap ramah. Intinya itu memperluas jaringan seluas mungkin, guna memperbesar peluang kita dapet job, dapat orderan dan tentunya dapat duit. 


Yang mana itu semua gak bakal saya dapatkan jika saya membatasi diri dengan pelabelan “introvert” versi sesatnya yakni anti sosial.


Jadi gak masalah kalo kita mengklaim sebagai introvert. Yauda, introvert ya introvert aja. Tapi kita masih di dunia. Masih ada dunia yang perlu dihadapi. Kita tetap makhluk sosial. Perlu berhubungan baik dengan orang-orang.


Kita masih di dunia, ya kita ikuti sistemnya. Dunia gak selalu tentang kita, gak peduli tentang apa yang kita suka dan gak suka. Kita bukan pusat tata Surya, apalagi galaksi. Misal kita menjadi anti sosial dan menarik diri dari peradaban, dunia juga akan baik² saja tanpa kita. Dunia gak peduli, orang-orang juga gak peduli.

Rianda Prayoga
13 November 2025
Diubah oleh riandyoga Hari ini 09:05
caerbannogrbbtAvatar border
kenditzAvatar border
kenditz dan caerbannogrbbt memberi reputasi
0
31
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan