- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hanya 8 Persen Pahlawan Perempuan: Komnas Perempuan Kritik Pemerintah Bias
TS
medievalist
Hanya 8 Persen Pahlawan Perempuan: Komnas Perempuan Kritik Pemerintah Bias
Hanya 8 Persen Pahlawan Perempuan: Komnas Perempuan Kritik Pemerintah Bias, Dorong Keadilan Gender
Senin, 10 November 2025, 19:32 pm

Ketua Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor. [Antara]
Jakarta, BeritaManado.com — Ketua Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan), Maria Ulfah Anshor, menyuarakan sebuah kegelisahan mendalam mengenai representasi perempuan dalam jajaran Pahlawan Nasional Indonesia.
Jelas terlihat, narasi sejarah bangsa masih didominasi oleh sudut pandang yang bias gender.
Menurut Maria, rendahnya jumlah pahlawan perempuan menjadi indikasi kuat bahwa negara masih menempatkan peran wanita hanya sebagai “pelengkap dalam narasi sejarah perjuangan bangsa.”
Data dari Kementerian Sosial yang dipaparkan oleh Maria Ulfah kian memperjelas ketimpangan ini.
Dari total 206 pahlawan nasional, hanya 16 orang atau sekitar 8 persen yang merupakan perempuan.
“Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cermin dari konstruksi sejarah yang sering kali menempatkan perempuan sebagai pendukung, bukan pelaku utama dalam sejarah perjuangan bangsa,” ujar Maria dalam webinar Komnas Perempuan, Senin (10/11/2025).
Bagi Komnas Perempuan, pengakuan ini adalah sebuah mandat.
Institusi tersebut berkomitmen memastikan bahwa kontribusi perempuan diakui secara utuh dan menjadi bagian integral dari sejarah.
Maria meyakini bahwa “Sejarah yang adil gender adalah fondasi bagi masa depan yang berkeadilan.”
Oleh karena itu, nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pahlawan perempuan harus menjadi suluh dan inspirasi.
Nilai-nilai ini penting untuk memacu semangat perjuangan masa kini dalam melawan kekerasan, diskriminasi, dan segala bentuk ketidakadilan.
“Melalui webinar ini, kami ingin menegaskan kembali bahwa perjuangan perempuan tidak hanya milik masa lalu,” ucap Maria, menandaskan bahwa semangat kepahlawanan wanita terus relevan.
Kritik ini muncul sesaat setelah Presiden Prabowo Subianto menetapkan 10 pahlawan nasional baru untuk tahun 2025.
Meskipun ada penambahan, hanya dua tokoh perempuan yang masuk daftar tersebut, yakni aktivis buruh legendaris Marsinah dan reformator pendidikan Islam asal Minangkabau, Hajjah Rahmah El Yunusiyah.
Jumlah ini kembali memantik pertanyaan besar tentang posisi perempuan dalam memori kolektif bangsa.
https://beritamanado.com/hanya-8-per...adilan-gender/
Keknya naga2 feminazinya Indon dah mulai parah nih
Masak di fraksi DPR wajib 30% cewek
Di parpol jg wajib 30% cewek
Dan sekarang minta pahlawan cewek lebih
Padahal negara sekelas cina aja keterwakilan politik cewek juga gak banyak kok
Senin, 10 November 2025, 19:32 pm

Ketua Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor. [Antara]
Jakarta, BeritaManado.com — Ketua Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan), Maria Ulfah Anshor, menyuarakan sebuah kegelisahan mendalam mengenai representasi perempuan dalam jajaran Pahlawan Nasional Indonesia.
Jelas terlihat, narasi sejarah bangsa masih didominasi oleh sudut pandang yang bias gender.
Menurut Maria, rendahnya jumlah pahlawan perempuan menjadi indikasi kuat bahwa negara masih menempatkan peran wanita hanya sebagai “pelengkap dalam narasi sejarah perjuangan bangsa.”
Data dari Kementerian Sosial yang dipaparkan oleh Maria Ulfah kian memperjelas ketimpangan ini.
Dari total 206 pahlawan nasional, hanya 16 orang atau sekitar 8 persen yang merupakan perempuan.
“Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cermin dari konstruksi sejarah yang sering kali menempatkan perempuan sebagai pendukung, bukan pelaku utama dalam sejarah perjuangan bangsa,” ujar Maria dalam webinar Komnas Perempuan, Senin (10/11/2025).
Bagi Komnas Perempuan, pengakuan ini adalah sebuah mandat.
Institusi tersebut berkomitmen memastikan bahwa kontribusi perempuan diakui secara utuh dan menjadi bagian integral dari sejarah.
Maria meyakini bahwa “Sejarah yang adil gender adalah fondasi bagi masa depan yang berkeadilan.”
Oleh karena itu, nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pahlawan perempuan harus menjadi suluh dan inspirasi.
Nilai-nilai ini penting untuk memacu semangat perjuangan masa kini dalam melawan kekerasan, diskriminasi, dan segala bentuk ketidakadilan.
“Melalui webinar ini, kami ingin menegaskan kembali bahwa perjuangan perempuan tidak hanya milik masa lalu,” ucap Maria, menandaskan bahwa semangat kepahlawanan wanita terus relevan.
Kritik ini muncul sesaat setelah Presiden Prabowo Subianto menetapkan 10 pahlawan nasional baru untuk tahun 2025.
Meskipun ada penambahan, hanya dua tokoh perempuan yang masuk daftar tersebut, yakni aktivis buruh legendaris Marsinah dan reformator pendidikan Islam asal Minangkabau, Hajjah Rahmah El Yunusiyah.
Jumlah ini kembali memantik pertanyaan besar tentang posisi perempuan dalam memori kolektif bangsa.
https://beritamanado.com/hanya-8-per...adilan-gender/
Keknya naga2 feminazinya Indon dah mulai parah nih
Masak di fraksi DPR wajib 30% cewek
Di parpol jg wajib 30% cewek
Dan sekarang minta pahlawan cewek lebih
Padahal negara sekelas cina aja keterwakilan politik cewek juga gak banyak kok
0
52
6
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan