- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mengapa Masih Ada Kejanggalan Saat Kerangka Manusia di Kwitang ?
TS
mabdulkarim
Mengapa Masih Ada Kejanggalan Saat Kerangka Manusia di Kwitang ?
Mengapa Masih Ada Kejanggalan Saat Kerangka Manusia di Kwitang Dipastikan Reno dan Farhan?

Kedua jasad manusia yang tinggal kerangka di Kwitang dipastikan sebagai Farhan dan Reno. Namun, mengapa masih ada kejanggalan?
TIM INVESTIGASI KOMPAS
Dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung Astra Credit Companies (ACC) di Kwitang, Jakarta Pusat, diidentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid (23) dan Reno Syahputra Dewo (24). Keduanya diduga tewas karena menjadi korban kebakaran saat kerusuhan terjadi pada Kamis, 29 Agustus 2025.
Kepala Biro Laboratorium Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal (Pol) Sumy Hastry Purwanti saat konferensi pers di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025), menyatakan, setelah pemeriksaan primer dan sekunder, mulai dari struktur gigi dan asam deoksiribonukleat (DNA) hingga barang yang ada di sekitar jenazah, disimpulkan kedua kerangka tersebut adalah Reno dan Farhan.
Saat diterima pada Kamis (30/10/2025), dua jenazah tersebut sudah tidak lengkap kondisinya. ”Ada bagian tulang dan organ yang sudah hilang. Jadi, pemeriksaan difokuskan pada bagian yang masih ada,” ujarnya.
Berdasarkan pemeriksaan, dua orang itu sudah meninggal lebih dari satu bulan. Adapun penyebab kematian karena terbakar.
Koordinator Kontras, Dimas Bagus Arya, menyatakan, masih banyak hal yang janggal yang harus ditelusuri. Misalnya, mengenai mengapa saat kerangka ditemukan, polisi langsung menyimpulkan kerangka itu adalah Reno dan Farhan.
Kejanggalan yang lain, mengapa jenazah baru diketahui dua bulan setelah kejadian. ”Dalam proses olah TKP, penyidik telah memasang garis polisi, tepatnya mulai 10 September sampai 20 September. Namun, mengapa jenazah keduanya tidak ditemukan,” katanya.
Hal yang paling tidak masuk akal, kata Dimas, adalah saat polisi menyatakan semua kamera pemantau (CCTV) dalam kondisi rusak atau mati. Situasi ini seakan ingin mengaburkan alasan mengapa keduanya bisa sampai di sana. ”Atau jangan-jangan jenazah korban baru dimasukkan di lokasi setelah garis polisi dilepas,” katanya.
Menurut dia, dugaan itu perlu terus didalami. ”Tentu ini baru bisa ditelusuri dengan persetujuan pihak keluarga,” katanya.
Bagaimana jalannya pengungkapan identitas kedua kerangka itu?
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Putu Kholis Aryana menuturkan, saat kerusuhan terjadi pada periode 25-31 Agustus 2025, pihaknya mendapati laporan orang hilang dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).
Awalnya ada 44 orang yang dinyatakan hilang. Namun, jajarannya mengonfirmasi 40 di antaranya dalam pemeriksaan. ”Ada yang dipulangkan, ada yang berlanjut pada proses hukum,” katanya.
Tinggal empat orang lagi yang belum ditemukan. Dari hasil penelusuran, dua di antaranya Bima Permana Putra dan Eko Purnomo yang sudah ditemukan. ”Bima ditemukan di Jawa Timur, sedangkan Eko ditemukan di Kalimantan Tengah,” katanya.
Adapun Reno dan Farhan ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Putu menyatakan, kasus ini bermula saat pengelola Gedung ACC melaporkan penemuan dua kerangka manusia di lantai dua gedung saat mereka memeriksa gedung.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah gedung masih layak untuk direnovasi. Setelah laporan itu datang, pihaknya langsung mengidentifikasi kerangka tersebut dengan mengirimkannya ke tim laboratorium forensik. Hasilnya diketahui bahwa jenazah itu adalah Reno dan Farhan.
Pemeriksaan forensik dilakukan dengan pemeriksaan primer dan sekunder, mulai dari struktur gigi dan DNA hingga barang yang ada di sekitar jenazah. Hasil pemeriksaan menyimpulkan kedua kerangka yang ditemukan tersebut adalah Reno dan Farhan.
Bagaimana jalannya pencarian Reno dan Farhan oleh pihak-pihak terkait?
Dua kerangka manusia ditemukan di Gedung ACC yang lokasinya tidak jauh dari Markas Korps Brimob di Kwitang. Gedung itu terbakar tepat saat kerusuhan pecah saat demonstrasi pada Jumat (29/8/2025).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Roby Heri Saputra mengatakan, tes DNA menjadi satu-satunya cara untuk mendeteksi identitas kedua kerangka manusia tersebut.
Kerangka itu ditemukan di lantai dua Gedung ACC. Tepatnya di kantor bagian administrasi. Sejak terbakar, gedung itu tidak lagi digunakan. Petugas baru memeriksa gedung secara menyeluruh saat gedung hendak direnovasi.
Polisi juga telah memeriksa DNA keluarga Reno Syahputra Dewo (24) dan Muhammad Farhan Hamid (23). Keduanya dikabarkan hilang saat kerusuhan terjadi di depan Markas Komando Brimob di Kwitang, 29 Agustus 2025.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Putu Kholis Aryana menuturkan, sebelum kerangka itu ditemukan, pihaknya terus mencari Reno dan Farhan. ”Bahkan, kami mencari mereka sampai ke Surabaya,” katanya.
Dari penelusuran diketahui Reno dan Farhan terakhir terlihat di Kwitang pada 29 Agustus 2025. Hanya saja, dirinya belum tahu pasti mengapa keduanya ada di gedung itu lantaran CCTV di sekitar lokasi dalam kondisi rusak karena terbakar.
Saat kerusuhan terjadi, Gedung ACC menjadi sasaran penjarahan dan pembakaran oleh massa. Dalam kejadian tersebut, tiga pelaku sudah ditangkap. ”Saya nyatakan, Reno dan Farhan adalah korban dari kejadian tersebut,” ujarnya.
Saat ditanya tentang akun media sosial yang masih aktif, Putu menerangkan, berdasarkan penelusuran digital diketahui Farhan telah menggadaikan telepon genggam beserta nomornya ke dua orang yang berinisial K dan W.
Putu pun mengonfirmasi salah satu dari dua penerima HP sempat memainkan medsos milik Farhan. Hal ini yang jadi penyebab mengapa medsos milik Farhan masih aktif.
Pelajaran apa yang bisa dipetik dari pengungkapan kasus ini?
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Mochammad Choirul Anam, menuturkan, perkara ini dapat terpecahkan berkat kerja sama kepolisian dengan organisasi masyarakat sipil. Peristiwa orang hilang tidak hanya terjadi kali ini, tetapi sudah pernah terjadi sebelumnya. Kerja sama ini bisa menjadi solusi bagaimana untuk menangani kasus orang hilang.
Dalam berbagai kasus orang hilang, kerja sama itu merupakan kata kunci bagaimana menemukan orang hilang. Terkait masih banyaknya kejanggalan, Anam menyarankan dibentuk tim pencari fakta independen untuk mengungkap beragam kejanggalan yang belum terpecahkan.
Menurut dia, setelah kerusuhan pada akhir Agustus 2025 masih ada beberapa hal yang harus diungkap. Dengan adanya tim independen, diharapkan tidak ada kepentingan yang masuk di dalamnya selain mengacu pada kepentingan keluarga dan korban. ”Hal ini harus didorong agar kebenaran dan fakta bisa terungkap,” katanya.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Saurlin P Siagian, menuturkan, teridentifikasinya dua jenazah itu menambah jumlah korban yang tewas akibat kerusuhan di akhir Agustus 2025. ”Secara keseluruhan, jumlah orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan menjadi 11 orang di beberapa daerah,” katanya.
Lebih lanjut, kata Saurlin, pihaknya akan membuat laporan secara khusus terkait temuan dari pihak kepolisian dan mekanisme kerja yang telah dilakukan. ”Kasus ini akan masuk menjadi catatan yang akan ditindaklanjuti,” ujarnya.
https://www.kompas.id/artikel/mengap...eno-dan-farhan
Kaget Hasil DNA, Keluarga Reno dan Farhan Akhirnya Ikhlas

[
Sabtu, 8 November 2025 | 15:12 WIB
YT
DM
Penulis: Yohannes Tohap Hotman Tobing | Editor: DM
Keluarga Reno dan Farhan kaget seusai hasil DNA RS Polri memastikan dua kerangka di Gedung ACC Kwitang adalah kerabat mereka. Namun, kini ikhlas menerima.
Keluarga Reno dan Farhan kaget seusai hasil DNA RS Polri memastikan dua kerangka di Gedung ACC Kwitang adalah kerabat mereka. Namun, kini ikhlas menerima. (Beritasatu.com/Yohannes Tohap Hotman Tobing)
Jakarta, Beritasatu.com - Dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat, akhirnya teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewi dan Muhammad Farhan Hamid. Kepastian itu diperoleh setelah Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) RS Polri Kramat Jati melakukan tes DNA terhadap kedua jenazah tersebut.
Wakil Direktur Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda Metro Jaya AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan, hasil penyelidikan menunjukkan Reno dan Farhan merupakan korban kebakaran di Gedung ACC Kwitang beberapa waktu lalu. “Kedua almarhum adalah korban dari kebakaran,” ujar Putu Kholis di RS Polri, Jumat (8/11/2025).
Pihak keluarga mengaku sempat terkejut menerima kabar hasil identifikasi tersebut. Aji (32), perwakilan keluarga Reno, mengatakan keluarganya langsung datang dari Surabaya ke Jakarta setelah diminta untuk mengikuti tes DNA.
“Keluarga Reno semua domisili di Surabaya. Begitu dikabari, kami langsung ke Jakarta untuk tes DNA. Baru hari ini kami diberi tahu hasilnya. Ya, kaget, tetapi mau tidak mau harus diterima,” katanya.
Aji juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pencarian hingga identifikasi korban. “Kami berterima kasih kepada teman-teman Kontras dan semua yang sudah memberi perhatian. Hasilnya pahit, tetapi kami tetap ikhlas,” ujarnya.
Sementara itu, sepupu Farhan, Adin (32), mengatakan pihak keluarga sempat kesulitan mendatangi lokasi penemuan kerangka karena masih dipasangi garis polisi. Meski begitu, keluarga mempercayai hasil identifikasi pihak berwenang.
“Kami belum bisa ke TKP karena masih tertutup police line. Prosesnya cepat sekali, dari 30 Oktober 2025 sampai sekarang sudah dinyatakan. Kami masih berproses menerima semuanya,” ucapnya.
Adin menambahkan, keluarga kini tengah mempersiapkan pemakaman sambil menunggu arahan dari pihak kepolisian dan rumah sakit.
Dari pihak kepolisian, Kepala Biro Laboratorium Kedokteran dan Kesehatan Polri (Karo Labdokes) Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti menegaskan hasil tes DNA telah memastikan identitas dua kerangka tersebut.
“Nomor postmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo, anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin. Sementara itu, nomor postmortem 0081 cocok dengan antemortem 001, teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid,” jelasnya.
Dengan hasil ini, keluarga kedua korban mengaku ikhlas dan berharap proses hukum serta pemulihan pasca-kebakaran di Gedung ACC Kwitang dapat berjalan transparan dan tuntas.
https://www.beritasatu.com/dki-jakar...khirnya-ikhlas
masalah kerangka.
Tak diketahui karena tertimbun reruntuhan bangunan dan baru diketahui oleh tim bangunan.

Kedua jasad manusia yang tinggal kerangka di Kwitang dipastikan sebagai Farhan dan Reno. Namun, mengapa masih ada kejanggalan?
TIM INVESTIGASI KOMPAS
Dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung Astra Credit Companies (ACC) di Kwitang, Jakarta Pusat, diidentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid (23) dan Reno Syahputra Dewo (24). Keduanya diduga tewas karena menjadi korban kebakaran saat kerusuhan terjadi pada Kamis, 29 Agustus 2025.
Kepala Biro Laboratorium Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal (Pol) Sumy Hastry Purwanti saat konferensi pers di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (7/11/2025), menyatakan, setelah pemeriksaan primer dan sekunder, mulai dari struktur gigi dan asam deoksiribonukleat (DNA) hingga barang yang ada di sekitar jenazah, disimpulkan kedua kerangka tersebut adalah Reno dan Farhan.
Saat diterima pada Kamis (30/10/2025), dua jenazah tersebut sudah tidak lengkap kondisinya. ”Ada bagian tulang dan organ yang sudah hilang. Jadi, pemeriksaan difokuskan pada bagian yang masih ada,” ujarnya.
Berdasarkan pemeriksaan, dua orang itu sudah meninggal lebih dari satu bulan. Adapun penyebab kematian karena terbakar.
Koordinator Kontras, Dimas Bagus Arya, menyatakan, masih banyak hal yang janggal yang harus ditelusuri. Misalnya, mengenai mengapa saat kerangka ditemukan, polisi langsung menyimpulkan kerangka itu adalah Reno dan Farhan.
Kejanggalan yang lain, mengapa jenazah baru diketahui dua bulan setelah kejadian. ”Dalam proses olah TKP, penyidik telah memasang garis polisi, tepatnya mulai 10 September sampai 20 September. Namun, mengapa jenazah keduanya tidak ditemukan,” katanya.
Hal yang paling tidak masuk akal, kata Dimas, adalah saat polisi menyatakan semua kamera pemantau (CCTV) dalam kondisi rusak atau mati. Situasi ini seakan ingin mengaburkan alasan mengapa keduanya bisa sampai di sana. ”Atau jangan-jangan jenazah korban baru dimasukkan di lokasi setelah garis polisi dilepas,” katanya.
Menurut dia, dugaan itu perlu terus didalami. ”Tentu ini baru bisa ditelusuri dengan persetujuan pihak keluarga,” katanya.
Bagaimana jalannya pengungkapan identitas kedua kerangka itu?
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Putu Kholis Aryana menuturkan, saat kerusuhan terjadi pada periode 25-31 Agustus 2025, pihaknya mendapati laporan orang hilang dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).
Awalnya ada 44 orang yang dinyatakan hilang. Namun, jajarannya mengonfirmasi 40 di antaranya dalam pemeriksaan. ”Ada yang dipulangkan, ada yang berlanjut pada proses hukum,” katanya.
Tinggal empat orang lagi yang belum ditemukan. Dari hasil penelusuran, dua di antaranya Bima Permana Putra dan Eko Purnomo yang sudah ditemukan. ”Bima ditemukan di Jawa Timur, sedangkan Eko ditemukan di Kalimantan Tengah,” katanya.
Adapun Reno dan Farhan ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Putu menyatakan, kasus ini bermula saat pengelola Gedung ACC melaporkan penemuan dua kerangka manusia di lantai dua gedung saat mereka memeriksa gedung.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan apakah gedung masih layak untuk direnovasi. Setelah laporan itu datang, pihaknya langsung mengidentifikasi kerangka tersebut dengan mengirimkannya ke tim laboratorium forensik. Hasilnya diketahui bahwa jenazah itu adalah Reno dan Farhan.
Pemeriksaan forensik dilakukan dengan pemeriksaan primer dan sekunder, mulai dari struktur gigi dan DNA hingga barang yang ada di sekitar jenazah. Hasil pemeriksaan menyimpulkan kedua kerangka yang ditemukan tersebut adalah Reno dan Farhan.
Bagaimana jalannya pencarian Reno dan Farhan oleh pihak-pihak terkait?
Dua kerangka manusia ditemukan di Gedung ACC yang lokasinya tidak jauh dari Markas Korps Brimob di Kwitang. Gedung itu terbakar tepat saat kerusuhan pecah saat demonstrasi pada Jumat (29/8/2025).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Roby Heri Saputra mengatakan, tes DNA menjadi satu-satunya cara untuk mendeteksi identitas kedua kerangka manusia tersebut.
Kerangka itu ditemukan di lantai dua Gedung ACC. Tepatnya di kantor bagian administrasi. Sejak terbakar, gedung itu tidak lagi digunakan. Petugas baru memeriksa gedung secara menyeluruh saat gedung hendak direnovasi.
Polisi juga telah memeriksa DNA keluarga Reno Syahputra Dewo (24) dan Muhammad Farhan Hamid (23). Keduanya dikabarkan hilang saat kerusuhan terjadi di depan Markas Komando Brimob di Kwitang, 29 Agustus 2025.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Putu Kholis Aryana menuturkan, sebelum kerangka itu ditemukan, pihaknya terus mencari Reno dan Farhan. ”Bahkan, kami mencari mereka sampai ke Surabaya,” katanya.
Dari penelusuran diketahui Reno dan Farhan terakhir terlihat di Kwitang pada 29 Agustus 2025. Hanya saja, dirinya belum tahu pasti mengapa keduanya ada di gedung itu lantaran CCTV di sekitar lokasi dalam kondisi rusak karena terbakar.
Saat kerusuhan terjadi, Gedung ACC menjadi sasaran penjarahan dan pembakaran oleh massa. Dalam kejadian tersebut, tiga pelaku sudah ditangkap. ”Saya nyatakan, Reno dan Farhan adalah korban dari kejadian tersebut,” ujarnya.
Saat ditanya tentang akun media sosial yang masih aktif, Putu menerangkan, berdasarkan penelusuran digital diketahui Farhan telah menggadaikan telepon genggam beserta nomornya ke dua orang yang berinisial K dan W.
Putu pun mengonfirmasi salah satu dari dua penerima HP sempat memainkan medsos milik Farhan. Hal ini yang jadi penyebab mengapa medsos milik Farhan masih aktif.
Pelajaran apa yang bisa dipetik dari pengungkapan kasus ini?
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Mochammad Choirul Anam, menuturkan, perkara ini dapat terpecahkan berkat kerja sama kepolisian dengan organisasi masyarakat sipil. Peristiwa orang hilang tidak hanya terjadi kali ini, tetapi sudah pernah terjadi sebelumnya. Kerja sama ini bisa menjadi solusi bagaimana untuk menangani kasus orang hilang.
Dalam berbagai kasus orang hilang, kerja sama itu merupakan kata kunci bagaimana menemukan orang hilang. Terkait masih banyaknya kejanggalan, Anam menyarankan dibentuk tim pencari fakta independen untuk mengungkap beragam kejanggalan yang belum terpecahkan.
Menurut dia, setelah kerusuhan pada akhir Agustus 2025 masih ada beberapa hal yang harus diungkap. Dengan adanya tim independen, diharapkan tidak ada kepentingan yang masuk di dalamnya selain mengacu pada kepentingan keluarga dan korban. ”Hal ini harus didorong agar kebenaran dan fakta bisa terungkap,” katanya.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Saurlin P Siagian, menuturkan, teridentifikasinya dua jenazah itu menambah jumlah korban yang tewas akibat kerusuhan di akhir Agustus 2025. ”Secara keseluruhan, jumlah orang yang meninggal dunia akibat kerusuhan menjadi 11 orang di beberapa daerah,” katanya.
Lebih lanjut, kata Saurlin, pihaknya akan membuat laporan secara khusus terkait temuan dari pihak kepolisian dan mekanisme kerja yang telah dilakukan. ”Kasus ini akan masuk menjadi catatan yang akan ditindaklanjuti,” ujarnya.
https://www.kompas.id/artikel/mengap...eno-dan-farhan
Kaget Hasil DNA, Keluarga Reno dan Farhan Akhirnya Ikhlas

[
Sabtu, 8 November 2025 | 15:12 WIB
YT
DM
Penulis: Yohannes Tohap Hotman Tobing | Editor: DM
Keluarga Reno dan Farhan kaget seusai hasil DNA RS Polri memastikan dua kerangka di Gedung ACC Kwitang adalah kerabat mereka. Namun, kini ikhlas menerima.
Keluarga Reno dan Farhan kaget seusai hasil DNA RS Polri memastikan dua kerangka di Gedung ACC Kwitang adalah kerabat mereka. Namun, kini ikhlas menerima. (Beritasatu.com/Yohannes Tohap Hotman Tobing)
Jakarta, Beritasatu.com - Dua kerangka manusia yang ditemukan di Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat, akhirnya teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewi dan Muhammad Farhan Hamid. Kepastian itu diperoleh setelah Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) RS Polri Kramat Jati melakukan tes DNA terhadap kedua jenazah tersebut.
Wakil Direktur Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda Metro Jaya AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan, hasil penyelidikan menunjukkan Reno dan Farhan merupakan korban kebakaran di Gedung ACC Kwitang beberapa waktu lalu. “Kedua almarhum adalah korban dari kebakaran,” ujar Putu Kholis di RS Polri, Jumat (8/11/2025).
Pihak keluarga mengaku sempat terkejut menerima kabar hasil identifikasi tersebut. Aji (32), perwakilan keluarga Reno, mengatakan keluarganya langsung datang dari Surabaya ke Jakarta setelah diminta untuk mengikuti tes DNA.
“Keluarga Reno semua domisili di Surabaya. Begitu dikabari, kami langsung ke Jakarta untuk tes DNA. Baru hari ini kami diberi tahu hasilnya. Ya, kaget, tetapi mau tidak mau harus diterima,” katanya.
Aji juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pencarian hingga identifikasi korban. “Kami berterima kasih kepada teman-teman Kontras dan semua yang sudah memberi perhatian. Hasilnya pahit, tetapi kami tetap ikhlas,” ujarnya.
Sementara itu, sepupu Farhan, Adin (32), mengatakan pihak keluarga sempat kesulitan mendatangi lokasi penemuan kerangka karena masih dipasangi garis polisi. Meski begitu, keluarga mempercayai hasil identifikasi pihak berwenang.
“Kami belum bisa ke TKP karena masih tertutup police line. Prosesnya cepat sekali, dari 30 Oktober 2025 sampai sekarang sudah dinyatakan. Kami masih berproses menerima semuanya,” ucapnya.
Adin menambahkan, keluarga kini tengah mempersiapkan pemakaman sambil menunggu arahan dari pihak kepolisian dan rumah sakit.
Dari pihak kepolisian, Kepala Biro Laboratorium Kedokteran dan Kesehatan Polri (Karo Labdokes) Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti menegaskan hasil tes DNA telah memastikan identitas dua kerangka tersebut.
“Nomor postmortem 0080 cocok dengan antemortem 002 sehingga teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo, anak biologis dari Bapak Muhammad Yasin. Sementara itu, nomor postmortem 0081 cocok dengan antemortem 001, teridentifikasi sebagai Muhammad Farhan Hamid,” jelasnya.
Dengan hasil ini, keluarga kedua korban mengaku ikhlas dan berharap proses hukum serta pemulihan pasca-kebakaran di Gedung ACC Kwitang dapat berjalan transparan dan tuntas.
https://www.beritasatu.com/dki-jakar...khirnya-ikhlas
masalah kerangka.
Tak diketahui karena tertimbun reruntuhan bangunan dan baru diketahui oleh tim bangunan.
syarifff0203273 memberi reputasi
1
156
12
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan