Ketapang Kencana.

Tumbuhan ini mulai populer di Indonesia sebagai tanaman peneduh jalan pada tahun 2015 hingga 2020-an. Dengan batang lurus, daun kecil, dan percabangan yang cantik, pohon ini memikat banyak orang untuk menanamnya.

Ada yang menanamnya di depan rumah, ada pula yang menjadikannya peneduh di area kafe. Penampakannya yang indah dan pertumbuhannya yang cepat membuat pohon ini sangat cocok dijadikan elemen pemanis untuk rumah dan bangunan bergaya modern.

Saya sendiri sempat terpikat dan memiliki niatan menanam pohon ini di rumah. Namun karena ukuran pekarangan yang sempit, membuat saya mengurungkan niat.

Ternyata hal itu justru menyelamatkan saya dari efek destruktif yang dimilik pohon ini.

Ketapang Kencana atau Terminalia mantaly, ternyata tidak hanya tumbuh cepat keatas, tapi juga kebawah dan kesamping melalui sistem perakarannya. Akar pohon ini melebar sejajar dengan lebar dahan pohon untuk menjaga keseimbangan dari terpaan angin, sehingga makin lebar dan besar pohon ini, makin lebar pula perakarannya.

Sayangnya, hal ini baru diketahui setelah 1-2 tahun tanaman ini ditanam sebagai peneduh jalan. Sehingga, beberapa pohon Ketapang Kencana yang sudah tumbuh besar di daerah saya terpaksa ditebang karena merusak jalan dan trotoar di sekitarnya. Tidak sedikit pula yang mengeluhkan masalah yang sama terjadi di rumah-rumah mereka.

Pemangkasan dahan secara rutin dan melakukan penanaman dengan root barrier adalah cara paling efektif yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kerusakan yang diakibatkan oleh pertumbuhan akar pohon Ketapang Kencana.

Jadi, meskipun Ketapang Kencana punya tampilan cantik dan memberikan kesan asri tapi tetap modern, tanaman ini membawa resiko besar. Kedepannya, ada baiknya untuk riset karakter tumbuh tanaman sebelum memutuskan menanamnya di rumah.