- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tak Ada Lagi yang Mau Beri Pinjaman, Divestasi Tol Tumpuan WSKT
TS
jaguarxj220
Tak Ada Lagi yang Mau Beri Pinjaman, Divestasi Tol Tumpuan WSKT
Bloomberg Technoz, Jakarta - Tanpa dukungan fasilitas kredit dari perbankan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menempatkan divestasi jalan tol sebagai tumpuan utama untuk melunasi kewajiban. Perseroan menargetkan penjualan beberapa ruas tol secara bertahap hingga 2027 guna menjaga arus kas dan nilai aset.
Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho menjelaskan, perusahaan berencana melepas dua ruas tol pada tahun ini dan menargetkan penyelesaian transaksi pada Desember 2025. Selain itu, sejumlah ruas lain tengah dalam proses penyelesaian konstruksi untuk meningkatkan konektivitas dan nilai aset.
“Saat ini memang kita rencanakan di tahun ini ada dua ruas yang akan kita lepas dan sudah, harapannya di Desember ini bisa selesai. Terus yang selanjutnya memang ada beberapa ruas yang memang dalam proses untuk mencapai connectivity sehingga secara valuasi asetnya bisa tercapai,” ujarnya dalam paparan publik, Selasa (4/11/2025).
Beberapa proyek yang sedang dikejar antara lain ruas Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) yang diperpanjang hingga Sukabumi Barat sejauh 11 kilometer, serta proyek Kawiagung–Betung yang kini dikerjakan oleh Hutama Karya. Perusahaan berharap peningkatan konektivitas tersebut dapat mendorong pemulihan arus lalu lintas dan valuasi aset.
Ia menambahkan, sejumlah ruas di Trans Jawa juga tengah dioptimalkan, termasuk segmen Solo–Yogyakarta dan Bawen–Ungaran yang diharapkan beroperasi pada akhir Desember 2025.
“Sekarang ini proses Trans Jawa itu koneksi sampai ke Yogyakarta sudah bisa sampai ke Prambanan, itu juga kontribusi traffic-nya cukup besar,” ujarnya.
Waskita menargetkan pelepasan ruas Pemalang–Batang dan Pasuruan–Probolinggo pada tahun depan, serta empat ruas minoritas lain seperti Depok–Antasari yang dinilai memiliki kinerja lalu lintas cukup baik.
Selain jalan tol, perusahaan juga telah melakukan divestasi aset lain, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 megawatt dan properti di Bekasi yang diharapkan dapat memperkuat arus kas.
“Kalau kita lihat secara kewajiban di MRE, sumber yang paling major memang di ruas tol kita, makanya kita sangat konsen menjaga valuasi aset-aset tol,” jelasnya.
Manajemen mengakui, bisnis jalan tol memiliki margin keuntungan tipis dengan periode pengembalian yang panjang, sehingga membutuhkan tambahan pendanaan untuk menutup kesenjangan pembiayaan.
“Kalau misalnya bicara jalan tol itu kan long term investment dan return-nya juga cukup rendah. Sehingga kalau dilihat di situ ada gap financing yang cukup besar yang sehingga kita harus top up. Top up-nya dari mana? Dari operasional kita,” katanya.
Namun, Waskita mengakui tidak lagi memiliki fasilitas kredit perbankan, yang membatasi kemampuan perseroan untuk mempercepat proses pemulihan keuangan.
Ia menegaskan bahwa langkah divestasi aset merupakan strategi utama perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur di tengah keterbatasan sumber pembiayaan baru.
“Saat ini dengan kita yang tidak memiliki bank facility yang terus terang tidak ada exposure baru dari perbankan ataupun kreditur, itu juga menyulitkan kita untuk proses penyehatan secara cepat. Nantinya di end of the day kita tidak akan punya jalan tol,” imbuhnya.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...-tumpuan-wskt/
Obligasi udah gagal bayar, mana ada Bank yg mau kasih kredit.
Ni Perusahaan secara teknis udah bangkrut.
Gara2 platnya BUMN aja makanya susah digugat pailit.
Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho menjelaskan, perusahaan berencana melepas dua ruas tol pada tahun ini dan menargetkan penyelesaian transaksi pada Desember 2025. Selain itu, sejumlah ruas lain tengah dalam proses penyelesaian konstruksi untuk meningkatkan konektivitas dan nilai aset.
“Saat ini memang kita rencanakan di tahun ini ada dua ruas yang akan kita lepas dan sudah, harapannya di Desember ini bisa selesai. Terus yang selanjutnya memang ada beberapa ruas yang memang dalam proses untuk mencapai connectivity sehingga secara valuasi asetnya bisa tercapai,” ujarnya dalam paparan publik, Selasa (4/11/2025).
Beberapa proyek yang sedang dikejar antara lain ruas Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) yang diperpanjang hingga Sukabumi Barat sejauh 11 kilometer, serta proyek Kawiagung–Betung yang kini dikerjakan oleh Hutama Karya. Perusahaan berharap peningkatan konektivitas tersebut dapat mendorong pemulihan arus lalu lintas dan valuasi aset.
Ia menambahkan, sejumlah ruas di Trans Jawa juga tengah dioptimalkan, termasuk segmen Solo–Yogyakarta dan Bawen–Ungaran yang diharapkan beroperasi pada akhir Desember 2025.
“Sekarang ini proses Trans Jawa itu koneksi sampai ke Yogyakarta sudah bisa sampai ke Prambanan, itu juga kontribusi traffic-nya cukup besar,” ujarnya.
Waskita menargetkan pelepasan ruas Pemalang–Batang dan Pasuruan–Probolinggo pada tahun depan, serta empat ruas minoritas lain seperti Depok–Antasari yang dinilai memiliki kinerja lalu lintas cukup baik.
Selain jalan tol, perusahaan juga telah melakukan divestasi aset lain, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 megawatt dan properti di Bekasi yang diharapkan dapat memperkuat arus kas.
“Kalau kita lihat secara kewajiban di MRE, sumber yang paling major memang di ruas tol kita, makanya kita sangat konsen menjaga valuasi aset-aset tol,” jelasnya.
Manajemen mengakui, bisnis jalan tol memiliki margin keuntungan tipis dengan periode pengembalian yang panjang, sehingga membutuhkan tambahan pendanaan untuk menutup kesenjangan pembiayaan.
“Kalau misalnya bicara jalan tol itu kan long term investment dan return-nya juga cukup rendah. Sehingga kalau dilihat di situ ada gap financing yang cukup besar yang sehingga kita harus top up. Top up-nya dari mana? Dari operasional kita,” katanya.
Namun, Waskita mengakui tidak lagi memiliki fasilitas kredit perbankan, yang membatasi kemampuan perseroan untuk mempercepat proses pemulihan keuangan.
Ia menegaskan bahwa langkah divestasi aset merupakan strategi utama perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada kreditur di tengah keterbatasan sumber pembiayaan baru.
“Saat ini dengan kita yang tidak memiliki bank facility yang terus terang tidak ada exposure baru dari perbankan ataupun kreditur, itu juga menyulitkan kita untuk proses penyehatan secara cepat. Nantinya di end of the day kita tidak akan punya jalan tol,” imbuhnya.
https://www.bloombergtechnoz.com/det...-tumpuan-wskt/
Obligasi udah gagal bayar, mana ada Bank yg mau kasih kredit.
Ni Perusahaan secara teknis udah bangkrut.
Gara2 platnya BUMN aja makanya susah digugat pailit.
Quadpixel dan soelojo4503 memberi reputasi
2
254
16
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan