4 November 2025 11:00 AM

juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sembom (Kiri)
Markus Haluk: Sebby Jangan Banyak Berkoar di Medsos

JAYAPURA – Lama tak terdengar kabarnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sembom muncul ke publik. Ia didampingi Kepala Staf Umum, Mayjend Terianus Sato. Informasi yang disampaikan juga cukup mengejutkan dimana Sebby meminta semua kelompok maupun faksi yang berjuang untuk kemerdekaan Papua merapatkan barisan dan bersatu.

Ia pun mendesak agar United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang dipimpin oleh Presiden Eksekutif ULMWP, Manase Tabuni untuk dibubarkan. Hal ini untuk mendorong sebuah soliditas agar semua kelompok bisa satu suara. “Hari ini 1 November (kemarin) kami mengeluarkan seruan mendesak untuk diperhatikan semua kelompok perlawanan,” kata Sebby dalam videonya, Minggu (2/11).

Awalnya ia menanggapi soal situasi Papua yang sedang tidak kondusif. Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan akibat konflik bersenjata dan itu terjadi di hampir semua wilayah adat. Ia pun mengajak semua kelompok untuk merendahkan diri dan mengenyampingkan ego. Semua perlu duduk di honai untuk bersatu.

“Lalu TPNPB meminta agar ULMWP dibubarkan dan hanya mengakui satu pesiden yaitu Benny Wenda. Tidak ada lagi pemimpin selain Benny Wenda,” lanjut Sebby.

Pasalnya menurut Sebby, jika dipertahankan, Menase Tabuni dan kawan-kawan inilah yang akan merusak perjuangan. Dari situasi terjadinya dualisme kepemimpinan ini dikatakan berdampak padan simpati publik internasional.

Banyak pemimpin Melanesia menarik dukungan untuk berbicara di forum internasional karena pemimpin lebih dari satu.

“Yang salah adalah pemimpin ULMWP yang ambisius, ego dan mempertahankan diri masing-masing. Semua harus tunduk di bawah pimpinan Benny Wenda,” cecarnya.

Sebby mengutarakan bahwa dari pertemuan di Bangkok, hal ini sempat ditanyakan.

“Waktu di Bangkok 11-14 Agustus tahun 2023 saya tanya ke Buchtar Tabuni, Edison Waromi dan Benny Wenda kenapa Benny Wenda mengumumkan pemerintahan sementara dan mengklaim sebagai presiden. Dikatakan bahwa itu keputusan kolektif pada Juni 2020 di Port Moresby dan karena sudah ditetapkan dan ditandatangani sehingga ia berhak umumkan ke public,” tambah Sebby.

Disitu ia menyarankan agar ke ketiganya dari Bangkok langsung menuju Vanuatu untuk mendiskusikan lagi apakah mengakui pemerintahan sementara atau mendorong KTT ULMWP baru.

“Namun ketika itu tidak sesuai saran saya sehingga ULMWP sebaiknya dibubarkan. Parlemen kembali ke New Guinea Raad. Sayap militer sudah siap mensukseskan semua dan dijalankan sesegera mungkin,” imbuhnya.

Kepala staf umum Mayjend Tery Satto menambahkan bahwa semua kelompok harus meninggalkan ego karena banyak pemimpin politik.

“Kami juga dukung Benny Wenda di tahun 2008 jadi TPN bayangan segera hentikan dan jangan membuat gerakan tambahan sendiri,” singgung Terianus. Stamen ini akhirnya ditanggapi oleh Markus Haluk. (ade)
https://cenderawasihpos.jawapos.com/...-dibubarkan/2/

Wah, KKB ternyata mengakui Benny Wenda sebagai presiden...
padahal dulu nolak.