- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
2000 Pengungsi Korban Konflik TNI-OPM Terutama Anak-Anak di Melagi,Terancam Kelaparan
TS
mabdulkarim
2000 Pengungsi Korban Konflik TNI-OPM Terutama Anak-Anak di Melagi,Terancam Kelaparan
2000 Pengungsi Korban Konflik TNI-OPM Terutama Anak-Anak di Melagi, Lanny Jaya Terancam Kelaparan

ODIYAIWUU.com
2 November 2025
Sebagian dari 2000 warga korban konflik yang kebanyakan anak kecil, saat ini berada di tempat pengungsian di Kampung Wuyukwi, Distrik Melagi, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan. Kondisinya mengenaskan saat dikunjungi tim kemanusian pimpinan Theo Hesegem. Foto: Istimewa
WAMENA, ODIYAIWUU.com — Sebanyak 2000 ribu warga pengungsi korban konflik TNI-Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) sejak 5 Oktober 2025 terancam kelaparan akibat kekurangan kebutuhan makanan dan minuman.
Warga korban konflik yang kebanyakan anak kecil, saat ini berada di tempat pengungsian di Kampung Wuyukwi, Distrik Melagi, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan. Kondisi naas pengungsi diketahui saat Tim Kemanusian Distrik Melagi mencari dua korban konflik di Kampung Yigemili, Melagi, Minggu (2/11) sekitar jam 15.10 WIT.
“Saat tiba di lokasi pengungsian di Kampung Wuyuki ada seorang pengungsi menyampaikan kepada tim kami bahwa mereka kehabisan makanan, terutama beras. Sisa 5 kilo gram yang mereka miliki sedang dimasak ibu-ibu untuk anak-anak kecil,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Minggu (2/11).
Para pengungsi, kata Hesegem, mengeluhkan mereka sudah tidak bisa bertahan lagi di tempat pengungsian. Para pengungsi mengharapkan perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lanny Jaya memenuhi kebutuhan mereka selama berada di lokasi pegungsian.
“Mereka (warga pengungsi) berniat kembali ke rumah mereka masing-masing, tetapi untuk sementara menolak kembali kalau tentara masih tinggal dan bertahan di Unabunggu. Saat tentara melakukan operasi 5 Oktober 2025 mereka merasa takut dan trauma,” kata Hesegem lebih lanjut.
Hesegem mengaku, berdasarkan penuturan pengungsi bahwa usai tim melakukan pemasangan baliho di beberapa titik konflik ada warga pengungsi sempat kembali melihat rumah mereka. Namun, hal itu dilakukan siang dan pagi hari. Warga juga mengaku, saat Hesegem mengunjungi mereka, pengungsi merasa terhibur.
Warga pengungsi mengharapkan Pemkab Lanny Jaya memperhatikan kebutuhan mereka. Pada Selasa (14/10) warga mengaku sempat menerima bantuan. namun saat ini sudah habis mengingat jumlah pengungsi sangat banyak. Mereka masih mengharapkan bantuan bahan makanan (bama) lagi.
“Jumlah beras sangat terbatas. Kami tidak bisa bertahan lagi. Kami berharap ada upaya Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya mengembalikan kami ke rumah masing-masing dan ada jaminan keamanan untuk kami sendiri,” kata Hesegem menirukan suara pengungsi.
Hesegem juga mengharapkan Pemkab Lanny Jaya segera bertindak untuk memberikan bantuan bama tahap kedua kepada pengungsi. Dengan demikian, mereka tidak kelaparan, sakit bahkan terancam meninggal akibat kelaparan.
“Pemerintah juga perlu ingat, apabila pengungsi mengalami sakit dan meninggal dunia di pengungsian akan jadi persoalan besar. Pemerintah harus bantu mengingat kondisi naas yang dialami pengungsi adalah masalah kemanusiaan,” kata Hesegem. (*)
https://www.odiyaiwuu.com/2000-pengu...cam-kelaparan/
Semoga Pemkab dan Kementerian HAM gerak atas maalah ini

ODIYAIWUU.com
2 November 2025
Sebagian dari 2000 warga korban konflik yang kebanyakan anak kecil, saat ini berada di tempat pengungsian di Kampung Wuyukwi, Distrik Melagi, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan. Kondisinya mengenaskan saat dikunjungi tim kemanusian pimpinan Theo Hesegem. Foto: Istimewa
WAMENA, ODIYAIWUU.com — Sebanyak 2000 ribu warga pengungsi korban konflik TNI-Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) sejak 5 Oktober 2025 terancam kelaparan akibat kekurangan kebutuhan makanan dan minuman.
Warga korban konflik yang kebanyakan anak kecil, saat ini berada di tempat pengungsian di Kampung Wuyukwi, Distrik Melagi, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan. Kondisi naas pengungsi diketahui saat Tim Kemanusian Distrik Melagi mencari dua korban konflik di Kampung Yigemili, Melagi, Minggu (2/11) sekitar jam 15.10 WIT.
“Saat tiba di lokasi pengungsian di Kampung Wuyuki ada seorang pengungsi menyampaikan kepada tim kami bahwa mereka kehabisan makanan, terutama beras. Sisa 5 kilo gram yang mereka miliki sedang dimasak ibu-ibu untuk anak-anak kecil,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP) Theo Hesegem dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Minggu (2/11).
Para pengungsi, kata Hesegem, mengeluhkan mereka sudah tidak bisa bertahan lagi di tempat pengungsian. Para pengungsi mengharapkan perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lanny Jaya memenuhi kebutuhan mereka selama berada di lokasi pegungsian.
“Mereka (warga pengungsi) berniat kembali ke rumah mereka masing-masing, tetapi untuk sementara menolak kembali kalau tentara masih tinggal dan bertahan di Unabunggu. Saat tentara melakukan operasi 5 Oktober 2025 mereka merasa takut dan trauma,” kata Hesegem lebih lanjut.
Hesegem mengaku, berdasarkan penuturan pengungsi bahwa usai tim melakukan pemasangan baliho di beberapa titik konflik ada warga pengungsi sempat kembali melihat rumah mereka. Namun, hal itu dilakukan siang dan pagi hari. Warga juga mengaku, saat Hesegem mengunjungi mereka, pengungsi merasa terhibur.
Warga pengungsi mengharapkan Pemkab Lanny Jaya memperhatikan kebutuhan mereka. Pada Selasa (14/10) warga mengaku sempat menerima bantuan. namun saat ini sudah habis mengingat jumlah pengungsi sangat banyak. Mereka masih mengharapkan bantuan bahan makanan (bama) lagi.
“Jumlah beras sangat terbatas. Kami tidak bisa bertahan lagi. Kami berharap ada upaya Pemerintah Kabupaten Lanny Jaya mengembalikan kami ke rumah masing-masing dan ada jaminan keamanan untuk kami sendiri,” kata Hesegem menirukan suara pengungsi.
Hesegem juga mengharapkan Pemkab Lanny Jaya segera bertindak untuk memberikan bantuan bama tahap kedua kepada pengungsi. Dengan demikian, mereka tidak kelaparan, sakit bahkan terancam meninggal akibat kelaparan.
“Pemerintah juga perlu ingat, apabila pengungsi mengalami sakit dan meninggal dunia di pengungsian akan jadi persoalan besar. Pemerintah harus bantu mengingat kondisi naas yang dialami pengungsi adalah masalah kemanusiaan,” kata Hesegem. (*)
https://www.odiyaiwuu.com/2000-pengu...cam-kelaparan/
Semoga Pemkab dan Kementerian HAM gerak atas maalah ini
0
53
3
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan