Kaskus

News

mbiaAvatar border
TS
mbia
Perang Soal Impor Pakaian Bekas, Purbaya Curhat Ada Tekanan dari Anggota Parlemen
Perang Soal Impor Pakaian Bekas, Purbaya Curhat Ada Tekanan dari Anggota Parlemen


Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan jika ada tekanan dari anggota parlemen terkait larangan impor pakaian bekas.

Wawancara Purbaya dengan jurnalis senior Desy Anwar pada Kamis (30/10/2025) malam awalnya mengalir tenang, namun perlahan berubah menjadi perbincangan yang mengundang getar politik dan ekonomi nasional.

Sang Menteri, yang belakangan dikenal karena gaya bicaranya yang lugas dan tanpa tedeng aling-aling, kembali menegaskan jati dirinya sebagai teknokrat yang tak takut berbeda.

Ia bicara bukan dengan basa-basi, melainkan dengan logika dan keyakinan yang tajam.


“Ada yang Marah, Tapi Saya Enggak Peduli”

Wawancara itu dimulai dengan pembahasan tentang target besar ekonomi Indonesia. Purbaya menjelaskan bahwa pemerintah tengah menggenjot pertumbuhan hingga 5,5 persen pada akhir tahun, dan untuk itu, ia memilih jalan yang tak semua orang berani tempuh: menghidupkan sektor garmen lokal sekaligus memperketat larangan impor pakaian bekas ilegal.


Namun langkah tersebut rupanya mengusik sejumlah pihak.

“Garmen sudah saya dorong-dorong sedikit, walaupun ada yang marah sana-sini, tapi biar aja,” ucap Purbaya, tenang namun tajam dikutip dari kanal YouTube CNN Indonesia, Minggu, 2 November2025.


Desy yang mendengarkan dengan seksama langsung bertanya, “Siapa yang marah?”

Purbaya menatap lurus ke kamera, lalu menjawab tanpa ragu,

“Ada beberapa orang, ada yang anggota parlemen. Katanya saya ikut campur sana-sini. Enggak. Saya enggak ikut campur. Saya enggak peduli.”

Desy mencoba menengahi, “Mungkin merasa terganggu, ya?”

Namun Purbaya tetap kukuh.

“Saya enggak peduli. Yang penting 5,5 persen ke atas itu tercapai. Tujuan saya hanya itu. Nanti kalau itu sudah tercapai, semua juga happy. Dia juga happy.”

Kalimat itu disampaikan dengan senyum tipis namun penuh makna senyum seorang pejabat yang tahu bahwa keberanian seringkali datang dengan konsekuensi.



Tak hanya bicara soal larangan impor, Purbaya juga menjelaskan strategi ekonomi besar-besaran yang tengah dijalankan Kementerian Keuangan.

Ia menuturkan bahwa pemerintah telah menggelontorkan Rp200 triliun dari bank sentral ke bank-bank Himbara, untuk memastikan likuiditas ekonomi tetap mengalir.

“Pemerintah di sisi pendapatan akan kita buat lebih efisien. Pajak, bea cukai, semua kita rapikan. Kebocoran-kebocoran kita tekan semaksimal mungkin,” ujarnya mantap.

Ia menyebut, jika hasil kebijakan belum terlihat signifikan hingga akhir Oktober, ia siap kembali menggelontorkan dana tambahan dari kas pemerintah.

“Kalau masih belum terlalu cepat, saya akan gelontorkan lagi uang dari kas saya, yang di bank sentral ke sistem perekonomian. Supaya ekonominya semakin jalan,” kata Purbaya.

Menurutnya, dampak kebijakan ini tidak berhenti sebentar.

“Kalau teori moneter bilang butuh 14 bulan untuk terasa, tapi di sini empat bulan saja sudah kelihatan hasilnya. Jadi Desember nanti, harusnya ekonomi kita sudah lebih bergairah,” ujarnya optimistis.

Mimpi Besar: Pertumbuhan 8 Persen di Tahun Kelima Prabowo

Ketika Desy menyinggung soal target pertumbuhan 8 persen sesuai visi Presiden Prabowo Subianto, Purbaya menjawab realistis namun tetap bersemangat.

“Enggak bisa tahun ini, tapi saya harapkan tahun depan bisa di atas 6 persen. Private sector kita dorong lebih aktif, tahun depannya lagi lebih cepat lagi.

Mungkin di tahun kelima Pak Prabowo, sudah mulai kelihatan tuh bayangan ke 8 persen,” jelasnya penuh keyakinan.


Perang Melawan Impor Pakaian Bekas Ilegal

Namun di balik ambisinya membangkitkan ekonomi, Purbaya juga menunjukkan ketegasan dalam memerangi impor pakaian bekas ilegal (balpres).

Ia menyebut praktik tersebut sebagai biang keladi matinya industri garmen lokal.

“Kalau impor pakaian bekas ilegal itu mati, berarti suplainya hilang. Nanti suplainya digantikan produk domestik. Itu artinya industri dalam negeri hidup lagi,” tegasnya.

Lebih jauh, Purbaya mengungkapkan bahwa pemerintah sudah mengantongi nama-nama importir besar yang selama ini bermain di bisnis tersebut.

“Saya harapkan mereka mulai hentikan itu, karena ke depan kita akan tindak,” ujarnya tanpa basa-basi.

Sanksi pun akan diperberat bukan hanya pemusnahan barang atau hukuman penjara, tetapi juga blacklist seumur hidup bagi pelaku impor ilegal.

“Jadi nanti barangnya dimusnahkan, orangnya didenda, dipenjara juga, dan akan di-blacklist. Yang terlibat akan dilarang melakukan impor seumur hidup,” katanya menutup pernyataannya dengan nada tajam.

Sosok yang Tak Takut Beda

Dari setiap kalimatnya malam itu, tergambar jelas karakter Purbaya Yudhi Sadewa seorang teknokrat yang tidak sekadar bekerja di balik meja, tapi turun langsung di lapangan, menantang kebiasaan lama, dan berbicara dengan keberanian yang jarang dimiliki pejabat publik.

Ia tahu ucapannya sering menimbulkan gelombang. Ia sadar langkahnya kerap menabrak kepentingan. Namun baginya, politik bukan soal nyaman, tapi soal hasil.

“Saya enggak peduli,” katanya lagi kalimat yang kini bergema sebagai simbol ketegasan baru dalam kabinet Prabowo.

Kalimat sederhana itu, diucapkan dengan nada datar, namun mengguncang ruang politik dan ekonomi: Sebuah pesan bahwa di tengah kompromi dan kepentingan, masih ada satu pejabat yang memilih berjalan lurus tanpa takut, tanpa basa-basi.

https://trends.tribunnews.com/news/1...gota-parlemen?

Semoga sektor garmen umkm yang beberapa tahun terakhir mati suri bisa tumbuh kembali
Diubah oleh mbia Kemarin 11:31
aleksandronestaAvatar border
aleksandronesta memberi reputasi
1
381
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan