- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Susno Duadji Minta KPK Cepat Bergerak Selidiki Dugaan Markup Whoosh
TS
putraFH
Susno Duadji Minta KPK Cepat Bergerak Selidiki Dugaan Markup Whoosh
JAKARTA – Hadirnya Kerata Cepat Jakarta-Bandung yang dibanggakan di era Joko Widodo, ternyata menyisakan persoalan berat.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh
yang menelan anggaran sekitar Rp113 triliun belakangan ini menjadi polemik. Pasalnya proyek yang sebelumnya disebut Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) ini menjadi beban utang.
Awalnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjadi tokoh sentral yang menolak keras penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menalangi utang proyek yang menelan total biaya sekitar US$ 7,26 miliar (sekitar Rp 119,79 triliun) ini.
Purbaya berulang kali menegaskan bahwa utang Kereta Cepat adalah urusan BUMN, bukan APBN. Ia meyakini bahwa perusahaan yang ditugaskan, terutama Danantara (PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) KAI, memiliki kemampuan untuk mengatasi beban utang tersebut. Purbaya menyatakan bahwa dividen BUMN sudah cukup untuk membayar angsuran utang Kereta Cepat.
Sementara Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya memastikan bahwa Pemerintah Indonesia dan China telah sepakat untuk merestrukturisasi pembiayaan proyek KCJB, bahkan berpotensi memperpanjang jangka waktu pembayaran utang hingga 60 tahun.
Lebih parah lagi, proyek kereta Whoosh tersebut kini menjadi sorotan karena diduga terjadi mark up. Mantan Menkopolhukam, Prof. Mahfud MD yang menduga ada markup dalam proses pembangunannya.
Tak hanya itu, di tengah sorotan publik mengenai polemik kereta cepat itu mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji juga angkat bicara.Meskipun ia menilai kereta cepat yang diresmikan pada era Presiden Jokowi itu sebagai objek kebanggaan, namun ia tetap memberikan catatan.
“Whooshnya bagus jadi kebanggaan bangsa,” ujar Susno di X @susno2g (24/10/2025), dikutip dari Fajar.co.id.
“Yang gila, gak mikir harganya,” sebutnya.
Susno menegaskan, lembaga anti rasuah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mesti bergerak melakukan penyelidikan.
“Harus segera KPK turun tangan lidik dan sidik,” tandasnya.
Penulis buku Perjalanan KUHAP seperempat abad lebih: masalah substansi dan implementasi ini menantang KPK agar tidak pandang bulu dalam menindak dugaan kejahatan.
“Ada unsur mark up, korupsi kah? Proses tuntas jangan pandang bulu,” kuncinya.
Sebelumnya, Pegiat media sosial, Herwin Sudikta, kembali blak-blakan mengenai Kereta Cepat yang belakangan ini terus menjadi perbincangan.
Kali ini ia menaruh perhatiannya pada perbandingan biaya antara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dengan proyek kereta cepat di Arab Saudi yang menghubungkan Jeddah dan Riyadh.
Ia menyebut bahwa biaya pembangunan Kereta Cepat Indonesia tampak jauh lebih besar meskipun jaraknya jauh lebih pendek.
Herwin mengatakan bahwa proyek jalur kereta cepat Arab Saudi, yang dikenal sebagai Land Bridge, memiliki panjang sekitar 1.500 kilometer dengan total anggaran mencapai USD 7 miliar atau setara Rp112-116 triliun.
Ia kemudian membandingkan dengan proyek di Indonesia yang hanya memiliki panjang 142 kilometer namun menelan biaya sekitar Rp113 triliun.
“Arab Saudi bangun jalur kereta 1.500 km, biayanya Rp112 triliun. Kita bangun 142 km, biayanya Rp113 triliun,” ujar Herwin kepada fajar.co.id, Jumat (24/10/2025).
“Bedanya seribu kilometer, tapi biayanya malah lebih mahal,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan keheranannya terhadap pihak-pihak terkait yang, menurutnya, tidak memberikan penjelasan terbuka mengenai perbedaan mencolok tersebut.
“Dan entah kenapa, tak satu pun merasa perlu menjelaskan dengan jujur,” tukasnya.
Tidak berhenti di situ, ia memberikan sindiran terhadap transparansi dan integritas penyelenggara proyek Kereta Cepat yang diresmikan di era Jokowi itu.
“Serius, selapar itukah kalian? Atau memang tak pernah cukup?,” kuncinya.
https://bipol.co/2025/10/26/susno-du...up-whoosh.html
Siap2 Pak Susno, sebentar lagi diserang sama gerombolan psi
Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh
yang menelan anggaran sekitar Rp113 triliun belakangan ini menjadi polemik. Pasalnya proyek yang sebelumnya disebut Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) ini menjadi beban utang.
Awalnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjadi tokoh sentral yang menolak keras penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menalangi utang proyek yang menelan total biaya sekitar US$ 7,26 miliar (sekitar Rp 119,79 triliun) ini.
Purbaya berulang kali menegaskan bahwa utang Kereta Cepat adalah urusan BUMN, bukan APBN. Ia meyakini bahwa perusahaan yang ditugaskan, terutama Danantara (PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) KAI, memiliki kemampuan untuk mengatasi beban utang tersebut. Purbaya menyatakan bahwa dividen BUMN sudah cukup untuk membayar angsuran utang Kereta Cepat.
Sementara Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya memastikan bahwa Pemerintah Indonesia dan China telah sepakat untuk merestrukturisasi pembiayaan proyek KCJB, bahkan berpotensi memperpanjang jangka waktu pembayaran utang hingga 60 tahun.
Lebih parah lagi, proyek kereta Whoosh tersebut kini menjadi sorotan karena diduga terjadi mark up. Mantan Menkopolhukam, Prof. Mahfud MD yang menduga ada markup dalam proses pembangunannya.
Tak hanya itu, di tengah sorotan publik mengenai polemik kereta cepat itu mantan Kabareskrim Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji juga angkat bicara.Meskipun ia menilai kereta cepat yang diresmikan pada era Presiden Jokowi itu sebagai objek kebanggaan, namun ia tetap memberikan catatan.
“Whooshnya bagus jadi kebanggaan bangsa,” ujar Susno di X @susno2g (24/10/2025), dikutip dari Fajar.co.id.
“Yang gila, gak mikir harganya,” sebutnya.
Susno menegaskan, lembaga anti rasuah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mesti bergerak melakukan penyelidikan.
“Harus segera KPK turun tangan lidik dan sidik,” tandasnya.
Penulis buku Perjalanan KUHAP seperempat abad lebih: masalah substansi dan implementasi ini menantang KPK agar tidak pandang bulu dalam menindak dugaan kejahatan.
“Ada unsur mark up, korupsi kah? Proses tuntas jangan pandang bulu,” kuncinya.
Sebelumnya, Pegiat media sosial, Herwin Sudikta, kembali blak-blakan mengenai Kereta Cepat yang belakangan ini terus menjadi perbincangan.
Kali ini ia menaruh perhatiannya pada perbandingan biaya antara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh dengan proyek kereta cepat di Arab Saudi yang menghubungkan Jeddah dan Riyadh.
Ia menyebut bahwa biaya pembangunan Kereta Cepat Indonesia tampak jauh lebih besar meskipun jaraknya jauh lebih pendek.
Herwin mengatakan bahwa proyek jalur kereta cepat Arab Saudi, yang dikenal sebagai Land Bridge, memiliki panjang sekitar 1.500 kilometer dengan total anggaran mencapai USD 7 miliar atau setara Rp112-116 triliun.
Ia kemudian membandingkan dengan proyek di Indonesia yang hanya memiliki panjang 142 kilometer namun menelan biaya sekitar Rp113 triliun.
“Arab Saudi bangun jalur kereta 1.500 km, biayanya Rp112 triliun. Kita bangun 142 km, biayanya Rp113 triliun,” ujar Herwin kepada fajar.co.id, Jumat (24/10/2025).
“Bedanya seribu kilometer, tapi biayanya malah lebih mahal,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan keheranannya terhadap pihak-pihak terkait yang, menurutnya, tidak memberikan penjelasan terbuka mengenai perbedaan mencolok tersebut.
“Dan entah kenapa, tak satu pun merasa perlu menjelaskan dengan jujur,” tukasnya.
Tidak berhenti di situ, ia memberikan sindiran terhadap transparansi dan integritas penyelenggara proyek Kereta Cepat yang diresmikan di era Jokowi itu.
“Serius, selapar itukah kalian? Atau memang tak pernah cukup?,” kuncinya.
https://bipol.co/2025/10/26/susno-du...up-whoosh.html
Siap2 Pak Susno, sebentar lagi diserang sama gerombolan psi

69banditos dan 2 lainnya memberi reputasi
3
172
16
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan