Setelah Kematian Panglima OPM Lamek Taplo, Puluhan Anggota Tewas Kelaparan di Hutan Pegunungan Bintang


Efri Yano

Setelah Kematian Panglima OPM Lamek Taplo, Puluhan Anggota Tewas Kelaparan di Hutan Pegunungan Bintang
Kematian Panglima Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Ngalum Kupel, Brigjen Lamek Taplo
Setelah Kematian Panglima OPM Lamek Taplo, Puluhan Anggota Tewas Kelaparan di Hutan Pegunungan Bintang
Smallest Font

Papua,Gakorpan News — Kematian Panglima Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Ngalum Kupel, Brigjen Lamek Taplo, bersama tiga pengawalnya, ternyata membawa dampak besar terhadap keberlangsungan kelompok separatis bersenjata di wilayah Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.

Informasi terbaru dari lapangan menyebutkan, sejumlah anggota dan tokoh kelompok OPM ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di kawasan hutan perbukitan Ngalum Kupel — wilayah yang selama ini dikenal sebagai salah satu basis pertahanan mereka. Para korban diduga meninggal akibat kelaparan dan kelelahan setelah berhari-hari bersembunyi tanpa pasokan bahan makanan pokok (Bamak).

Dampak Operasi Pengejaran TNI
Pasca tewasnya Lamek Taplo dalam kontak tembak beberapa waktu lalu, pasukan elite TNI mengintensifkan operasi penyisiran dan patroli udara di sejumlah titik strategis Pegunungan Bintang.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi konsolidasi kekuatan bersenjata di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini.

“Kami memastikan bahwa seluruh wilayah Pegunungan Bintang tetap dalam kendali penuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah insiden itu, operasi pembersihan terus berjalan,” ujar salah satu perwira TNI yang enggan disebut namanya, kepada Gakorpan News, Minggu (26/10).

Operasi yang berlangsung di daerah dengan kontur geografis ekstrem membuat kelompok OPM kesulitan bergerak dan kehilangan jalur logistik. Beberapa pos distribusi bahan makanan mereka diduga telah disergap atau ditutup oleh aparat keamanan.

Terputusnya Dukungan Logistik dan Masyarakat
Sumber intelijen lokal menyebutkan, dukungan masyarakat terhadap OPM kini semakin menurun. Banyak warga memilih menjauh dan tidak lagi memberikan bantuan logistik, baik karena takut terhadap tindakan hukum maupun karena sudah lelah dengan konflik yang berkepanjangan.

“Sebelumnya, mereka masih mendapat bantuan makanan dari simpatisan di kampung-kampung sekitar. Tapi sekarang warga tidak mau lagi membantu, bahkan banyak yang melapor ke aparat,” ungkap salah satu tokoh masyarakat di Oksibil.

Akibatnya, kelompok bersenjata yang masih bertahan di hutan menghadapi krisis pangan serius. Laporan lapangan menyebutkan, beberapa jasad ditemukan dalam kondisi kurus dan membusuk, diduga sudah meninggal sejak beberapa hari sebelumnya akibat kelaparan dan penyakit.

Kondisi OPM Kian Melemah
Kematian Brigjen Lamek Taplo disebut-sebut menjadi pukulan strategis bagi struktur komando OPM di wilayah timur Papua. Lamek dikenal sebagai sosok yang loyal terhadap perjuangan bersenjata dan memiliki pengaruh besar di kalangan separatis.
Kini, tanpa pemimpin dan pasokan yang memadai, OPM di Pegunungan Bintang disebut berada di ambang kehancuran operasional.


“Kehilangan Lamek Taplo membuat koordinasi mereka terpecah. Beberapa kelompok kecil memilih menyerah, sementara sisanya masih bersembunyi di hutan,” ujar sumber militer di Jayapura.

Pemerintah Dorong Pendekatan Kemanusiaan
Meski operasi keamanan tetap dijalankan, pemerintah pusat dan daerah disebut mulai menyiapkan strategi pendekatan kemanusiaan bagi masyarakat yang terisolasi akibat konflik.
Langkah ini diharapkan dapat memulihkan stabilitas sosial dan ekonomi di wilayah Pegunungan Bintang yang selama ini menjadi titik rawan keamanan.

(Syahrial)

https://www.gakorpan.com/media/image...ality=90&fit=1

baru satu portal berita menginformasikan . Tunggu yang lain biar lebih valid.