Kaskus

News

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
GMKI Nabire kecam tindakan tak terukur aparat nonorganik di Intan Jaya

GMKI Nabire kecam tindakan tak terukur aparat nonorganik di Intan Jaya
Larius Kogoya
Last updated: October 20, 2025 8:44 pm

Intan Jaya
Ketua GMKI Nabire Firgo Jitmau saat wawancara di Nabire, Papua Tengah pada Senin (20/10/2025). Jubi/Larius Kogoya
Nabire, Jubi – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia atau GMKI Nabire mengecam keras tindakan tak terukur oleh aparat militer non organik dari Satuan Tugas atau Satgas Rajawali I, II Habema dan Satgas 712/WT yang menewaskan 15 orang dalam operasi ke kampung Soanggama Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah (15/10/2025). Sebagian besar adalah masyarakat sipil.
“Jadi ini sudah melanggar nilai kemanusiaan. Kami harap operasi-operasi yang dilakukan kedepannya harus terukur dan tepat sasaran. Tidak bisa sembarangan begitu, tolong supaya harus sesuai dengan sasaran,” kata Ketua GMKI Nabire Firgo Jitmau kepada Media di Nabire Papua Tengah pada Senin (20/10/2025).

Firgo Jitmau meminta pemerintah daerah perlu memberi perhatian atas peristiwa ini, misalnya dengan membentuk tim investigasi supaya mengungkap kebenaran sesuai fakta lapangan.

“Papua Tengah hari ini di wilayah pegunungan ini menjadi kacau karena teman-teman dari militer ini melakukan serangan-serangan yang tidak tepat sasaran sehingga banyak masyarakat sipil berguguran juga,” ujarnya.

Ketua GMKI Nabire itu mengatakan pihaknya juga mengecam tindakan TPNPB OPM yang melakukanpembunuhan warga sipil yang tidak bersalah. Menurutnya apa yang terjadi di Nabire itu rentetan dari konflik di Intan Jaya. Konflik ini tidak akan berakhir sehingga memerlukan cara lain menangani konflik di tanah Papua ini.

“TNI-POLRI silakan lakukan apa yang menjadi tujuan kalian, tapi dengan cara-cara yag profesional. Tidak bisa sembarangan seperti yang sudah terjadi yang membabi buta, kita bilang itu tidak manusiawi yang terjadi di Intan Jaya maupun di Nabire Barat,” katanya

Firgo mengatakan, pihaknya tidak memiliki kepentingan untuk membela aparat militer maupun TPNPB. Ia menegaskan, yang diinginkan adalah Papua yang aman dan damai. Firgo juga menyatakan bahwa pihaknya menerima setiap perubahan yang terjadi di tanah Papua, baik terhadap manusia maupun pembangunan yang berlangsung..

“Harapan kita Papua yang damai sehingga ada solusi seperti dialog harus dilakukan supaya menemukan jawaban dan solusi yang lebih baik mengakhiri konflik ini,” katanya.

Sebelumnya, pada Sabtu, (18/10/2025), Dekan Dekenat Moni – Puncak Jaya, Keuskupan Timika, Pastor Yance Wadogoubuy Yogi mengutuk pelaku pembunuhan yang menewaskan sejumlah warga sipil dan anggota TPNP-PB OPM Intan Jaya di distrik Hitadipa itu.

“Saya pimpinan agama Katolik di Dekenat Moni – Puncak Jaya mengutuk sekeras-kerasnya kepada pelaku yang menewaskan warga sipil,” ujar Pastor Yance Yogi.

Menurut Pastor Yogi, jika hendak saling menembak harus sesama pihak yang memiliki senjata atau bagi yang saling bermusuhan, namun tak dibenarkan jika warga sipil yang dianggap sebagai bagian dari musuh sehingga seenaknya menghilang belasan nyawa manusia dalam sekejap saja.

“Kalau baku tembak itu kalian yang sesama oknum yang pegang senjata saja, jangan sekali-kali habisi nyawa warga sipil. Ini sangat disayangkan dan saya kutuk keras kepada pelaku penembak,” ujarnya.(*)

https://jubi.id/meepago/2025/15-warg...at-nonorganik/

Desakan agar TNI dan Polri professional dalam melakukan operasi


0
116
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan