Kompas.com - 20/10/2025, 17:30 WIB Ridho Danu Prasetyo, Faieq Hidayat Tim Redaksi Lihat Foto Rombongan mahasiswa dari Aliansi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di unjuk rasa peringatan satu tahun Prabowo-Gibran, Senin (20/10/2025)(Kompas.com/Ridho Danu Prasetyo )

JAKARTA, KOMPAS.com — Massa aksi dari kalangan mahasiswa menyuarakan delapan tuntutan bertajuk "Asta Cita Rakyat" dalam demo di kawasan Monas, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025). Tajuk Asta Cita Rakyat merupakan tuntutan dalam peringatan satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

"Dalam aksi kali ini, kami membawa Asta Cita Rakyat atau delapan tuntutan rakyat," kata Kepala Departemen Kajian Strategis BEM UI, Diallo Hujanbiru kepada wartawan, Senin (20/10/2025).

Diallo menjelaskan bahwa delapan tuntutan tersebut merupakan hasil konsolidasi dan diskusi dengan berbagai elemen masyarakat, mulai dari buruh, perempuan, tani, hingga mahasiswa.

Kritik dan Tuntutan Perbaikan Salah satu evaluasi utama terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran adalah maraknya dugaan kriminalisasi terhadap aktivis dan massa aksi. Penuhi Undangan Mensesneg, BEM SI Minta Prabowo Bentuk Tim untuk Usut Dugaan Makar Artikel Kompas.id Menurutnya, banyak aktivis yang ditahan oleh aparat kepolisian atas tuduhan yang tidak jelas, seperti makar atau provokasi.

"Banyak kawan-kawan kita yang ditahan di Polda atas tuduhan-tuduhan makar dan provokasi. Mereka ditangkap secara tiba-tiba tanpa kejelasan apa kejahatan yang dilakukan oleh mereka," kata Diallo.

Massa aksi akan terus memberikan dukungan moral dan menuntut profesionalitas aparat penegak hukum dalam menangani aksi massa.

Selain itu, program unggulan Prabowo-Gibran, Makan Bergizi Gratis (MBG) juga tak luput dari kritik para mahasiswa. Program tersebut dinilai memiliki manajemen yang buruk dengan minimnya profesional dalam jajaran pimpinan Badan Gizi Nasional (BGN).

"Banyak adik-adik kita, anak-anak kita keracunan akibat manajemen Badan Gizi Nasional yang tidak baik. Ketua BGN-nya sendiri bukan orang yang ahli, strukturnya juga kami tidak melihat ada ahli gizi," tegas Diallo.

Dia juga menyoroti penggunaan dana pendidikan untuk program tersebut, padahal seharusnya pemerintah fokus untuk memberikan pendidikan gratis bagi seluruh rakyat. Janji penyediaan 19 juta lapangan kerja juga dipertanyakan oleh massa aksi yang dinilai belum terealisasi hingga saat ini.

"Lalu 19 juta lapangan kerja di mana? Hingga sekarang tidak paham, yang ada malah magang doang, bukan lapangan pekerjaan itu sendiri yang diwujudkan," ujarnya.

Diallo pun menyampaikan bahwa massa aksi menuntut agar pejabat yang berada di Gedung Kementerian maupun Istana Negara di sekitar titik aksi untuk menemui mereka. Mereka pun mengklaim telah siap untuk memberikan dokumen berisi kajian atas satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran kepada pejabat yang menemui massa aksi.

"Jika negara masih mendengarkan kami, ya silakan turun ke sini. Kami tidak jauh kok, cuma tidak sampai 1 kilometer dari Istana Negara," ucapnya.

Delapan poin tuntutan "Asta Cita Rakyat" yang disuarakan massa aksi sebagai berikut:

1. Hentikan kriminalisasi dan represifitas terhadap seluruh rakyat Indonesia serta bebaskan semua massa aksi.
2. Cabut komando teritorial TNI dan laksanakan reformasi Polri.
3. Wujudkan sistem ekonomi progresif yang pro rakyat.
4. Wujudkan demokrasi sejati yang sesuai dengan prinsip kedaulatan rakyat.
5. Wujudkan reforma agraria sejati dan hadirkan ekososialisme yang berkelanjutan.
6. Wujudkan pendidikan gratis yang inklusif dan berkualitas.
7. Ciptakan kebijakan yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.
8. Cabut kebijakan anti rakyat dan tegakkan hukum berkeadilan.

Sumber: https://megapolitan.kompas.com/read/...age=all#page2.

desakan mahasiswa untuk menghapuskan Komando Teritorial dan bebaskan para demonstran